Persepsi Korupsi di Indonesia Turun Dan Jadi Yang Terburuk

257

Now, let’s talk about the elephant in the room….

Aka corruption.
Yep. Suka sedih plus kesel plus marah kalau udah ngomongin korupsi yah, guys. Kayak nggak ada abisnya gitu :(, baik itu pejabat publik, pengusaha, bahkan sampai kalangan akademisi juga terjerat dugaan kasus korupsi. Dan yang bikin makin sedih, dari hasil riset terbaru yang dilakukan, diketahui indeks persepsi korupsi di Indonesia tuh turun, gengs, dan jadi yang terburuk sepanjang sejarah Reformasi.

HEMMMM….
Iya. Same old story rite? Ehehehe. Korupsi emang masih jadi PR yang yang harus kita beresin sama-sama nih, karena emang segenting itu dan seserius itu masalah korupsi tuh. Adapun dari data yang dihimpun oleh Indonesian Corruption Watch, dari Januari-Juni 2022 kemarin aja, udah terdapat at least 252 kasus korupsi. Terus, udah ada sampe 612 orang jadi tersangka terkait korupsi dengan potensi kerugian negara mencapai 33.6 triliun Rupiah. Crazy, isn’t it?

Crazy….
Yep, mulai dari kepala daerah kayak Bupati Memberano Tengah Ricky Ham Pagawak dan Bupati Bogor Ade Yasin, terus dugaan korupsi di Pertamina juga ada. Nggak cuman itu, Rektor Universitas Lampung Prof. Karomani juga ditangkap KPK dengan dugaan suap dan gratifikasi seleksi masuk mahasiswa barunya Unila, gengs. Oh iya, masih di tahun 2022 kemarin juga, muncul juga nama Surya Darmadi, sosok di balik kasus korupsi terbesar sepanjang sejarah dengan dugaan kerugian negara sebesar Rp 78 triliun.

Shizzz…..
Berangkat dari dugaan kasus-kasus korupsi yang ditemukan di atas, maka lembaga Transparency International akhirnya bikin riset secara mendalam terkait indeks persepsi korupsi di Indonesia ini, gengs. Dalam riset ini, mereka mengukur indeks korupsi di dalam sistem politik tuh gimana, terus seberapa parah sih korupsi di suatu negara, dari sudut pandang bisnis gimana, dll. Hasilnya, indeks persepsi korupsi di Indonesia turun, guys.

Is it a bad thing or good thing?
Bad. Very badWell, jadi dalam pengukurannya, Transparency International tuh kan ngurutin 180 negara yang punya tingkat korupsi di dunia, yah. Nah berdasarkan analisis yang udah mereka lakukan, mereka akhirnya ngukurnya tuh dengan penilaian 100 tuh berarti bebas korupsi, 0 berarti korupsinya parah bnaget, Sedangkan, dari skor Indeks Persepsi Korupsi tahun lalu yang mencaapai 38, tahun ini kita ada di skor 34, gengs. Yep, menurun. Dan jadi skor paling jelek sepanjang sejarah Reformasi 1998 lalu.

OMG….
Secara spesifik, ada tiga indikator yang diketahui merosot cukup tajam di 2022 lalu, which is korupsi dalam sistem politik, pelaku usaha, dan suap untuk izin ekspor/impor yang turun dari skor 48 jadi 35. Terus korupsi di Indonesia berdasarkan riset ini juga turun dari skor 32 ke 29. Makanya, Managing Director of Paramadina Public Policy Institute, Ahmad Khoirul Umam bilangnya demokrasi di Indonesia ini udah jadi masalah serius, gengs.

Ya iyalah….
We know rite. Lebih jauh, Pak Umam juga bilangnya demokrasi tuh nggak sebatas pemilu aja, gengs. Tapi lebih dari itu, demokrasi tuh juga kudu dipahami sebagai adanya aturan hukum, kebebasan pers, dan semangat masyarakat sipil. Not to mention
Advertisement
 melemahnya pengawasan terhadap demokrasi itu sendiri. Contohnya kayak pelemahan KPK yang rame belakangan ini, terus wacana perpanjangan periode presiden, penundaan pemilu, dan Pemilu serentak. Semuanya tuh rentan kena dugaan korupsi, gengs.

Pelemahan KPK yaa….
Yep. Ketua Pusat Kajian Antikorupsi UGM Totok Dwi Diantoro menyebut dengan adanya pelemahan KPK ini, maka komitmen pemberantasan korupsi yang selama ini digaung-gaungkan pemerintah juga semakin melemah, guys. Adapun kelemahan komitmen ini bisa diliat dari berbagai kebijakan yang kayak bertolak belakang sama upaya pemberantasan korupsi. Revisi UU KPK kemaren misalnya. Padahal, Pak Totok bilang peran KPK tuh penting banget. Terus kalau KPK dilemahkan, gimana kita bisa memberantas korupsi gitu kasarnya.


Terus harus gimana dong? 
Well, masih dari keterangan Pak Totok, Pak Totok menyebut kudu ada langkah yang berani gitu lo yang mengatur khusus soal konflik kepentingan yang terjadi di Indonesia. Kalau ngomongin peraturan emang udah ada sih, gengs. Contohnya UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan sama ada Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan. Tapi kata Pak Totok, semuanya belum secara tegas mengatur soal konflik kepentingan ini, gengs. Makanya perlu ada langkah berani tadi yang harus dilakukan.

I believe KPK has a say…
Ada dong. Disampaikan oleh Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan, salah satu alasan kenapa indeks persepsi korupsi tuh bisa turun gara-gara sampai sekarang nggak ada larangan politisi merangkap jadi businessman, gengs. Padahal, pelaku usaha tuh dealing with banyak banget intrik-intrik politik. Tapi ya gitu, sampai sekarang emang belum ada nih terobosan buat bergerak dan berubahnya kalau kata Pahala.

Terus kalau dari sisi politik?
Nah soal ini juga. Di sini KPK tuh ngeliatnya akar masalah korupsi di sektor politik tuh salah satunya ada di pendanaan partai politik. Secara namanya parpol tuh nggak ada sumber uang kecuali dari pemerintah yekan, tapi semua orang mau partainya jadi partai yang kuat, nah di sini titik riskannya, gengs kalau kata Pahala. Apalagi kalau pendanaannya udah nggak transparan, maka kader-kader mereka di DPR/D itulah yang diminta pertanggungjawaban. In that sense, Pahala bilangnya kudu ada harmonisasi kebijakan antara kementerian, lembaga, pemerintah daerah, supaya nggak tumpang tindih, supaya operasional pemerintah juga lancar dan meminimalisir potensi korupsi.

I see. Anything else? 
Btw kamu masih ingat dong sama statement-nya Menko Marves, Opung Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu yang ngomong kalau Operasi Tangkap Tangan aka OTT yang dilakukan KPK tuh bikin citra negara jelek? Nah seiring dengan menurunnya indeks persepsi korupsi di Indonesia, Menko Polhukam Mahfud MD juga bilangnya udah nggak surprised lagi sama hasil ini since tahun lalu tuh banyak banget OTT dilakukan, gengs. Kemarahan publik naik, persepsi juga akan jelek, kata Pak Mahfud.
Advertisement