Masyarakat Negara Maju Memilih Tidak Menikah & Punya Anak

648

When you enjoy your time so much without cutie little kids…

Wait until you hear about:
Sex recession.
Inilah fenomena yang lagi rame jadi headlines di China dan negara-negara maju lainnya, gengs. Adapun fenomenanya adalah: Masyarakat di negara maju tersebut banyak yang nggak nikah-nikah dan eventually nggak punya anak. Hal ini tentunya berdampak sama populasi satu negara deh.

What is sex recession anyway?
Here, kalau merujuk dari The Atlantic, istilah sex recession aka resesi seks ini mengacu ke penurunan rata-rata jumlah hubungan seksual yang dilakukan suatu negara, gengs. Terus, penurunan jumlah hubungan seksual ini kemudian juga dikaitkan sama masyarakat di suatu negara yang betah banget sendiri alias nggak nikah-nikah, dan sering terjadi di negara-negara maju di dunia. Kayak China misalnya, secara dalam budaya timur, sex before marriage kan masih tabu banget yah. Yha gimana mau berhubungan seksual kalo nikah aja belom.

T-tapi sendiri tuh… Gimana ya jelasinnya
For now let’s hear from people from China themselves dulu ygy. Dari sebuah survei yang berhasil dikumpulkan National Health Commission sana, dalam beberapa tahun terakhir masyarakat China tuh cenderung menunda-nunda pernikahan as well as nunda punya anak karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena efek jangka panjang Covid-19. As we all know Covid-19 tuh kan udah menyebabkan such a huge difference in terms of kehidupan sosial dan ekonomi seseorang kan yah.

Tru…
Dari sisi ekonomi, masyarakat sana yang penghasilannya berkurang atau bahkan di-cut dari kerjaannya jadi bikin orang pada worry buat nikah, apalagi punya anak (yang butuh biaya nggak sedikit, seriously). Terus when it comes to social life juga, di China sendiri kan sampai sekarang masih menerapkan “zero Covid policy” di mana orang-orang banyak diisolasi di rumah mereka dan bikin mereka pada nggak nafsu buat berhubungan seksual *WKWKKWK*. Ditambah pergeseran sosial di mana orang-orang usia pernikahan 20-30 tuh kan lagi fokus-fokusnya belajar, lanjut sekolah lagi, membangun karier meskipun banyak tekanan, jadi nggak punya waktu dan udah nggak kepikiran lagi sama jodoh, nikah, apalagi hubungan seksual.

Makanya ada sex recession tadi itu ya?
Correct. The same way goes to AS. Lewat sebuah survei yang di-conduct The US of Centers for Disease Control and Prevention, diketahui persentase orang-orang AS yang melakukan hubungan seksual tuh terus menurun waktu demi waktu, guys. Dalam periode 2008 sampai 2018 nih yah, jumlah orang usia 18-29 tahun yang nggak melakukan hubungan seksual tuh turun dua kali lipat dari periode sepuluh tahun sebelumnya. Thus
Advertisement
, mereka conclude data ini dengan anggapan bahwa hubungan seksual yang dulunya sering banget dilakukan, berubah jadi sesuatu yang paling jarang dilakukan sama generasi muda sekarang gitu.

Okay….
Yha kamu pikir aja. Kalau nggak ada hubungan seksual, gimana bisa hamil dan punya anak yekan. Makanya tingkat kelahiran pun jadi rendah di negara-negara itu, guys. Nah, kalau sebuah negara nggak bisa maintain tingkat kelahirannya dengan baik, maka yang terjadi adalah mereka nggak bakal bisa mempertahankan populasinya, guys. Speaking of that, untuk mempertahankan populasi, tingkat kelahiran suatu negara at least harus ada di angka 2.10. Nah sedangkan AS, dari 2016 sampai 2020 lalu, tingkat kelahiran mereka cuma ada di angka 1,78, gengs.

Yah di bawah standar dong?

Exactly. Di China juga kurang lebih sama. Tahun lalu, tingkat kelahiran mereka ada di angka 1,6. Di bawah standar juga dong tuh. Terus, salah satu ahli demografi sana bilangnya dari yang sekarang terjadi di China, tingkat kelahiran China bakalan jadi rekor paling rendah tahun ini. Spesifiknya, tingkat kelahiran China diprediksi nggak nyampe 10 juta bayi. Turun dari tahun lalu yang nyampe 10,6 juta bayi, dan tahun 2020 yang nyampe angka 11,5 juta. That being said, populasi China bakalan terus menyusut dan bakal mencapai puncaknya di tahun 2025 nanti.


Okay.. Anything else?
Here at home, meskipun tingkat kelahiran kita nggak mengalami penurunan kayak negara-negara lain, disampaikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo bilangnya sex recesssion aka resesi seks bisa banget terjadi di Indonesia, guys. Alasannya, most likely sama kayak di China, di mana banyak perempuan sekarang yang nunda pernikahan. Kalaupun nikah, banyak dari mereka yang memilih buat cerai, guys. Dan kemudian ngaruh ke sex recession tadi, dan kalaupun nikah dan nggak cerai, Pak Hasto bilangnya mereka nikah di usia di atas 30 tahun di mana reproduksi udah nggak dalam keadaan prima dan susah buat punya anak.
Advertisement