Indonesia Membawa Pulang Piala Thomas Cup 2020

419

What’s coming home?

Thomas Cup.
Yoi guys, enggak sepak bola aja yang bisa coming home, tapi piala bulu tangkis bergengsi Thomas Cup juga. Jadi Hari Minggu kemaren, Indonesia memastikan bakal membawa pulang Piala Thomas Cup 2020 pasca memenangkan kompetisi Thomas/Uber yang digelar dari tanggal 9 sampe 17 Oktober 2021 kemaren. Kemenangan Jonathan Christie di nomor tunggal putra melawan pemain China Li Shi Feng dengan skor 3-0 memastikan kemenangan Indonesia di kejuaraan ini.
 
Wuiiih congrats!
Yoi guys, kemenangan ini emang ditunggu banget sama Indonesia sejak terakhir kali kita menang di Thomas Cup itu pas tahun 2002 lalu gengs. Sebelum penantian 19 tahun kemaren, Indonesia udah langganan juara Thomas Cup 13 kali, bikin kemenangan ini jadi yang ke-14.

Cool, give me the deets.
Dalam perjalanan meraih juara satu di Thomas Cup tahun ini, Indonesia sukses menyapu bersih tiga pertandingan fase grup, satu pertandingan perempat final, satu laga semifinal dan final Thomas Cup dengan kemenangan.

 

Nice. Go on.
Terus, lanjut ni di partai pertama, tunggal andalan Indonesia yaitu Anthony Sinisuka Ginting berhasil mengalahkan kontingen China Lu Guangzu dengan skor 18-21, 21-14 dan 21-16. Terus di partai kedua, Indonesia kembali unggul 2-0 setelah tunggal pertama Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengalahkan pasangan China, He Jiting/Zhou Ho Dong dua set langsung 21-12 dan 21-19. Sampe akhirnya di partai ketiga ditutup oleh kemenangan Jonathan Christie aka Jojo deh gengs.

 

Kereeen…
Nah dengan kemenangan yang mutlak Indonesia ini yang dipastikan dari kemenangan Jojo, maka partai keeempat dan kelima yang seharusnya dimainin oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo/Daniel Marthin, dan tunggal ketiga Shehar Hiren Rhustavito udah gak perlu dimainkan lagi. Sayangnya ni gengs, bendera merah putih gak bisa berkibar di Thomas Cup, despite kemenangan yang udah pasti dipegang oleh Indonesia.

Huhhh why? 🙁
Hal ini karena Indonesia lagi dapet sanksi dari World Anti-Doping Agency (WADA) alias Badan Antidoping Dunia karena ketidakpatuhan. Jadi dalam suratnya pada 15 September 2021, WADA mengirim surat resmi kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) yang isinya bahwa kita bersama tujuh negara lain enggak mengirimkan sampel uji doping selama masa pandemi, yakni pada 2020 dan 2021, seperti aturan yang telah ditetapkan dalam test doping plan (TDP). Terus, WADA ngasih tenggat waktu selama 21 hari untuk Indonesia dkk untuk klarifikasi, tapi yha gaada jawaban. Akibatnya, Indonesia mendapat tiga sanksi dari WADA, yaitu nggak boleh mengibarkan bendera merah putih di berbagai ajang olah raga selain Olimpiade, enggak gak boleh jadi tuan rumah kejuaraan regional dan dunia selama penangguhan, dan dilarang jadi anggota dewan di komite.

Advertisement
So sad… Ada respon gak dari Indonesia?
Ada gengs. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali udah berupaya ngirimin surat konfirmasi terkait sanksi tersebut dan WADA juga katanya udah ngasih respons. Terus, Ketua bidang Hubungan Luar Negeri PBSI Bambang Roedyanto bilang ini emang menyedihkan tapi yha mau gimana lagi gitu, tinggal nunggu hasil dari tindakan Kemenpora aja gengs. Selain itu, LADI dan Menpora juga menyampaikan permintaan maafnya ke kita-kita atas insiden yang terjadi. Selain itu, Pak Amali juga udah membentuk satgas untuk melakukan investigasi supaya sanksi terhadap Indonesia ini buru-buru dicabut.
 
I heard that’s not the only thing about Amali…
Oh iya, Pak Menpora asal Partai Golkar ini emang lagi jadi sorotan guys, selain karena soal LADI tadi, doi juga dalam wawancara di Metro TV soal kemenangan tim Indonesia bilang gini: “Ada tunggal putra kita yang baru Fajar-Rian. Sebelum-sebelumnya kan publik tidak begitu kenal dengan mereka, kali ini mereka tampil dan bahkan menang dua set langsung. Itu satu hal yang menggembirakan.” Coba, temukan di mana kejanggalannya? Tick… tock… seratus buat kamu yang jawab bahwa Fajar-Rian adalah GANDA PUTRA, dan mereka udah malang melintang menorehkan prestasi buat Indonesia. Mereka juga saat ini ada di ranking tujuh dunia, jadi yang belum kenal kita semua atau Pak Amali aja ni…
 
OMG…
Yep, buntut dari berbagai insiden ini, warganet kemudian menyerukan Menpora untuk mundur. Seruan ini juga datang dari pengamat olahraga Akmal Marhali yang bilang bahwa yhaa bentuk tanggung jawab moral dari sanksi WADA tadi adalah Menpora dan para pengurus LADI untuk mundur.
Advertisement