Israel Akan Menutup Media Internasional

13

When Israel gets only crazier…

Now they’re targeting freedom of the press
Masih soal sakit jiwanya Israel dengan berbagai kebijakan genosidanya, kali ini Israel mau makin memperluas jangkauan yang mereka bunuh, dari warga Gaza, hingga… kebebasan pers. Yep, baru aja minggu lalu, Israel mengumumkan rencana mereka menutup media-media internasional yang udah ngeberitain barbarnya serangan mereka di Gaza, salah satunya channel berita berbendera Qatar, Al Jazeera.
 
Hold on, I need some background.
Sure. To give you some context, ofc kamu udah khatam dong soal dimulainya kembali genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober lalu. Semenjak hari itu, masyarakat Palestina yang tinggal di Gaza udah nggak pernah lagi ngerasain rasa tenang dan damai. Yang ada mereka pada terus diburu, dipaksa pindah dari tempat tinggal mereka, sampe dibikin kelaparan sama Israel, guys, Nah aksi bejat Israel ini terus dipantau sama media-media asing dan salah satunya adalah Al Jazeera tadi.
 
Ok go on.
Buat yang nggak tau, Al Jazeera tuh salah satu media internasional dari Arab yang vokal banget ngeberitain soal update barbarnya Israel di wilayah Gaza. Pokoknya A to Z soal Gaza tuh ada di Al Jazeera. Since hari pertama genosida Israel di Gaza pun mereka nggak pernah libur buat kasih live updates langsung dari lapangan terkait situasi di Gaza setiap jamnya. Cuma ya gitu, nggak semua pihak suka nih sama updates real time yang dilakuin Al Jazeera di Gaza. You know lah, pihak yang paling nggak suka sama berita-berita Al Jazeera ini yha the one and only, negara zionis Israel.
 
Israel ngerasa Al Jazeera ancaman yah?
Yep, betul. Simpelnya, Israel nggak siap menerima fakta seterang itu dari Al Jazeera soal genosida Israel di Gaza. Lagian udah dari 2017 lalu tuh PM Israel, Benjamin Netanyahu ada mengancam bakal menutup kantor Al Jazeera di Yerusalem. Nggak cuma itu, berbagai fitnah, serangan, sampe pembunuhan jurnalis-jurnalis Al Jazeera juga udah Israel lakuin dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Kayak pas 15 Mei 2021 kemarin di mana kantor Al Jazeera di menara al-Jalaa, Gaza dibombardir rudal Israel. Terus juga ada serangkaian penangkapan nggak make sense polisi Israel terhadap para jurnalis Al Jazeera dalam kurun waktu 2021 sampe 2024 ini. Mana penangkapan ini juga dilakuin secara represif, guys.
 
OMG.
Bayangin deh, para jurnalis Al Jazeera yang lagi dapet tugas peliputan tuh justru ikut ditangkep para aparat Israel, ditahan selama berjam-jam, sampe ikut dipukuli sama mereka. Terus ada juga para jurnalis yang tewas karena dihantam drone dan rudal Israel sejak awal Oktober kemarin. Padahal udah jelas loh kalo para jurnalis ini pake dress code mencolok warna biru dengan tulisan ‘PRESS’ segede gaban. But again, genosida Israel di Gaza emang bener-bener nggak pandang bulu.
 
Nah bukannya ngerasa bersalah karena udah nargetin dan ikut membunuh para jurnalis Al Jazeera, Israel justru makin arogan dengan berencana menutup kantor berita tersebut. Hal ini disampaikan langsung sama Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pada Senin pekan lalu yang bilang bahwa Al Jazeera udah ikut berpartisipasi dalam ‘surprised attack’ Hamas di Israel. Di dalam twit-nya, Netanyahu bilang gini, “Al Jazeera harmed Israel’s security, actively participated in the October 7 massacre, and incited against Israeli soldiers. I intend to act immediately in accordance with the new law to stop the channel’s activity.”
 
Bener-bener playing victim mulu dah.
See, rite? Malahan nih, di hari yang sama Israel bahkan udah ngesahin undang-undang baru yang memungkinkan buat mereka melarang adanya jaringan berita asing yang menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional. Jadi since UU ini berlaku di Israel, pemerintahan Zionis itu bisa banget buat menutup media asing yang dianggap menimbulkan ancaman nasional, menyita seluruh peralatan media termasuk kartu pers, sampe membatasi siaran publik media tersebut di Israel.
 
Berarti Al Jazeera beneran mo ditutup Israel dong?
So far sih Israel masih dalam proses penutupan Al Jazeera, guys. FYI, Al Jazeera punya tiga kantor di wilayah yang sekarang ini diduduki Israel. Mereka punya kantor di Yerusalem, West Bank, dan Gaza. Kalo Israel beneran memberlakukan UU tadi ke Al Jazeera, ya ketiga kantor tersebut perlu pindah plus jurnalis-jurnalis Al Jazeera juga nggak diizinin lagi buat masuk dan meliput ke wilayah yang diduduki Israel. Jadi ya segitu antinya Israel atas kebenaran yang terjadi di Gaza sekarang ini.
 
Did anyone say something about it?
Ofc ada dong. Direktur Program Committee to Protect Journalists aka CPJ langsung ngeluarin statement setelah denger pengesahan UU ini. Katanya, pihaknya prihatin banget atas terenggutnya kebebasan pers di Israel yang bakal berdampak ke permusuhan terhadap pers itu sendiri. Selain itu, Direktur Human Rights Watch untuk Israel dan Palestina, Omar Shakir juga bilang kalo pengesahan ini tuh cuma akal-akalan Israel buat menutupi kenyataan atas genosida yang terjadi di Gaza. In his words, Omar ada bilang gini, “Marks an alarming escalation, and Israeli efforts restrict the freedom of the press and further limit the access that citizens of the world have to the daily realities in Israel and Palestine.”

 
Huft, anything else I should know?
Well, kamu perlu tau nih kalo penutupan Al Jazeera ini terjadi di wilayah yang sekarang ini Israel kuasai aja, guysAs long as kita nggak di wilayah tersebut, kita masih bisa-bisa aja kok buat akses media ini. Cuma ya gitu, bisa jadi akses Al Jazeera ke kejadian-kejadian di Gaza bakal terhambat karena UU tadi. Pun Al Jazeera sendiri udah merespon statement dan UU baru Israel ini dengan tuduhan fitnah serta bisa makin membahayakan keselamatan jurnalis seluruh dunia.