Pemilu Flash 07 Agustus 2023, Dampak Perang Saudara di Sudan, Kabel Semrawut Memakan Korban, Lemahnya Regulasi Rokok di Dunia

276

Good morning

Welcome to Monday again. Another week, another fresh seven pages for you to write with good intentions and positivity. For us, a good week starts with Pemilu Flash!, where you got all the updates on what’s going on around 2024. Yep, it’s getting closer. Let’s go!

First stop, here’s your Pemilu latest update….On Pemilu Flash!

Yuhuuuu. Ketemu lagi sama Senin, everybody. As always, kita bakal bahas update terbaru seputar Pemilihan Umum yang bakal berlangsung 14 Februari mendatang. You know the drill, rite? Yep, makin dekat Hari-H, makin intens juga drama yang terjadi, yang melibatkan para politikus. Khususnya seminggu ke belakang. Nah ini yang sekarang mau kita bahas, guys. Lengkap, kita recap semuanya di sini. All you need to do is… scroll down.

  • Batas Usia Capres-CawapresWell, kamu tahu kan kalau salah satu syarat buat maju sebagai capres-cawapres tuh usianya minimal banget 40 tahun, guys. Ini juga yang diatur dalam Undang-Undang. Nah tapi, menjelang Pemilu 2024, muncul isu syarat batas usia capres-cawapres tuh mau diubah, dari 40 tahun menjadi 35 tahun. Nggak tanggung-tanggung, hal ini bahkan udah diajukan beberapa waktu lalu oleh Partai Solidaritas Indonesia aka PSI ke Mahkamah Konstitusi lewat judicial review (Ya maunya ada bahas usia maksimal juga gasiii biar negeri ini ga dipimpin aki-aki wkwkw).
  • Dinilai Diskriminatif. Yep, adapun alasan kenapa batas usia capres-cawapres ini jadi masalah adalah menurut PSI, sekarang tuh udah banyak anak muda yang menunjukkan kemampuan mereka sebagai kepala daerah. Let’s say ada Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Nah dengan batas usia minimal 40 tahun, aturan ini dinilai diskriminatif, guys.
  • Mulusin jalannya Gibran jadi cawapres. Still talking about anak muda. Kalau udah ngomongin batas usia capres, top of mind kita pasti langsung tertuju ke…. Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, yang juga anak tertuanya Presiden Jokowi. Well, Mas Gibran emang sering banget disebut dalam bursa cawapres, guys.  Cawapres-nya Prabowo Subianto lebih tepatnya. Tapi usianya masih 35 tahun. Karenanya, banyak yang berspekulasi bahwa proposal untuk menurunkan angka minimal usia capres cawapres ini untuk memuluskan langkahnya Mas Gibran. Hmmmm…
  • Dugaan Keterlibatan Jokowi. Sekarang to the big question: Apakah Presiden Jokowi terlibat dalam hal ini buat mulusin jalan anaknya? Yang harus kalian tahu adalah, menurut politisi Partai Demokrat, Syahrial, Jumat lalu, gugatan judicial review ini adalah langkah akhir Jokowi yang bisa dia manfaatkan menjelang Pemilu 2024. Ini juga yang udah di-notice sama Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Nah menyikapi hal ini, Presiden Jokowi cuma bilang, “Jangan menduga-duga. Jangan berandai-andai.” Pak Jokowi juga menyebut nggak bakal mengintervensi Mahkamah Konstitusi since itu urusan yudikatif.
  • Tanggapan Tiga Bakal Capres. Well, kalau menurut tiga bakal capres nih: Pak Anies, Pak Prabowo, dan Mas Ganjar, ketiganya sih menanggapi singkat-singkat aja terkait hal ini, guys. Yep, Pak Anies sama Mas Ganjar sama-sama bilangnya, “Nunggu keputusan MK,” atau, “Belum ada keputusan final,” yang gitu-gitu. Terus menurut Pak Prabowo, sekarang tuh udah banyak pemimpin dunia yang masih kinyis-kinyis muda gitu, guys. Cuma nggak tahu aja kalau udah dianggap matang sebagai capres dan cawapres di Indonesia, gitu ceunah.

Speaking of which, now let’s zoom in on: Kegiatan Tiga Bakal Capres.

  • PSI Dukung Prabowo nih, sis bro? Hari Rabu kemarin Pak Prabowo diketahui visit ke kantornya PSI bareng sejumlah petinggi Gerindra lainnya. Hal ini of course jadi pertanyaan dong. Secara dari akhir tahun lalu tuh PSI udah legit menyatakan dukungannya terhadap capres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. “Jadi dukung siapa nih, sis bro? Prabowo atau Ganjar??” Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Pembina PSI, Sis Grace Natalie sih bilangnya pertemuan ini cuma pertemuan biasa, guys.
  • Tapi kadernya sampai resigned Now, everybody meet: Guntur Romli, kader PSI yang menyatakan diri keluar dari partai anak muda itu setelah pertemuan PSI dengan Prabowo Subianto tempo hari. Disampaikan langsung oleh yang bersangkutan Sabtu lalu, in his words, Bro Guntur bilangnya gini nih: “Ada hal yang menganggu hati nurani saya dan idealisme saya dengan kehadiran Prabowo Subianto di DPP PSI, Rabu 2 Agustus 2023.” Hmmm…
  • Prabowo ketemu influencer sampai Raffi Ahmad. Nggak cuma ketemu sama orang partai, besoknya Pak Prabowo Subianto juga ketemuan sama para influencer di Kantor Kementerian Pertahanan. Jadi tujuannya, para influencers itu emang diundang buat sharing soal kreativitas dan demokrasi di negara ini. Oh, minggu lalu Pak Prabowo juga ketemuan sama idola sejuta emak-emak alias Raffi Ahmad. Diajak keliling Kantor Kemhan, diajak makan siang bareng, dll.
  • Anies Baswedan ketemuan juga sama masyarakat Bandung Sabtu kemarin. Yoi, pagi-pagi tuh guys, jalan sehat bareng bahkan. Nah di hadapan simpatisannya kemarin, Pak Anies tetap dengan isu yang dibawa koalisi mereka, yaitu untuk membawa perubahan. Kayak harga pangan mahal, rumah sakit mahal, angka pengangguran, dan siswa sekolah. Semuanya kudu diubah gitu.
  • Ganjar juga lari pagi. Last but not least, dari Jawa Barat, kita ke Jawa Tengah di mana Mas Ganjar Pranowo juga lari pagi Sabtu kemarin di Solo bareng Mas Gibran. Ditanya apakah ngomongin politik atau nggak, Pak Ganjar sih jawabnya nggak. “Wong larinya sambil hah heh hah heh alias terengah-engah,” lol. *Mungkin kalau jalan baru ngomongin politik ya pak…

When you lost your childhood…

Because of war.
There is no winner in a war. Yep, it’s totally true karena emang selalu akan ada banyak korban nggak berdosa dalam sebuah perang. Seperti yang terjadi pada perang saudara di Sudan akhir-akhir ini, guys. Hiks, sedih karena banyak banget anak-anak di sana yang menjadi korban perang. Kebanyakan dari mereka tuh terancam kekurangan gizi, mengalami kelaparan, terjangkiti penyakit, sampai terpisah dengan anggota keluarga. Hal ini yang baru aja dirilis oleh report dari United Nations Children’s Fund aka UNICEF, Jumat kemarin.

Hold on I need some background please.
Sure. Jadi udah dari pertengahan April lalu tuh di Sudan terjadi perang saudara antara angkatan bersenjata Sudan dan kelompok paramiliter bernama Rapid Support Forces. Kedua pihak ini berperang untuk memperebutkan kekuasaan di Sudan. Sampai sekarang nih, konflik yang terjadi di sana udah memaksa 3,4 juta orang mengungsi dan 1.133 orang meninggal dunia. Nggak cuma itu, perang ini juga memicu krisis dan pangan dan masalah kesehatan bagi masyarakat Sudan, khususnya anak-anak.

Hiks…. padahal masih anak-anak…
Yep kurang lebih kek gitu juga yang coba dibilangin UNICEF ke orang-orang Sudan. Wakil direktur eksekutif UNICEF, Ted Chaiban yang datang langsung ke Sudan mempunyai misi khusus untuk memberikan dukungan kemanusiaan kepada anak-anak di sana. Ted Chaiban juga melaporkan ada setidaknya 14 juta anak di Sudan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Angka ini tuh setara dengan jumlah anak-anak di Kolombia, Perancis, Jerman, atau Thailand.

Huft banyak banget…
Iya, guys. Dalam laporan itu disebutkan bahwa para orang tua dari anak-anak di Sudan ini juga nggak punya banyak pilihan dalam kondisi krisis ini, secara opsi mereka limited banget: Antara menetap untuk berlindung dan in defense mode, atau berpindah-pindah tempat mencari tempat yang aman. Nah di kondisi begini, anak-anak jadi rentan banget terjangkit penyakit sampai kelaparan. Karena kondisi inilah ada setidaknya tiga juta balita di Sudan yang kekurangan gizi dengan 700.000 diantaranya beresiko kematian.

Terus, mereka ga ditolongin, gitu?
Ya well, karena kondisinya yang udah makin menyedihkan ini, United Nations aka PBB sebenernya udah membangun tempat aman bagi pengungsi di Sudan bernama Port Sudan. Banyak banget pengungsi yang berbondong-bondong datang ke sini untuk at least beristirahat di malam hari. Kebanyakan dari pengungsi di sana emang udah nggak punya tempat tinggal lagi setelah rumahnya hancur akibat perang. Di area pengungsian ini, seenggaknya warga Sudan bisa mendapatkan obat-obatan penting untuk bertahan hidup.

Oooh at least ada supply bantuan ya…
Tapi rumit juga, guys, secara perang kan selalu nyusahin semuanya yah, di antaranya adalah susahnya akses bantuan ke Port Sudan untuk masuk. Kalo udah gini, United Nations tentu aja berusaha membangun komunikasi dan nego-nego sama pihak-pihak yang lagi berkonflik untuk menyalurkan bantuan ke orang-orang yang membutuhkan. Sampai sekarang, udah ada sekitar 780 truk yang membawa 35.000 metrik ton pasukan bantuan sejak perang saudara di Sudan berlangsung.

Sejauh ini ada upaya perdamaian nggak sih?
Banyak, guys. Tapi ya gitu, dari pihak angkatan bersenjata Sudan maupun kelompok paramiliter ini belum sepakat satu sama lain. Adapun saat ini, upaya perdamaian Sudan lagi serius dibahas di Jeddah, Arab Saudi. United Nations sebagai pihak netral begitu berharap perang bisa dihentikan sehingga anak-anak di sana mendapatkan kembali kesehatan, pendidikan, dan yang paling penting masa depan.

Ok now wrap it up, please.
You got it. Sebelum terjadi perang, Sudan udah punya sekitar 1,9 juta anak yang ada di pengungsian. Mereka juga terpaksa keluar dari rumah karena tengah menghadapi resiko kelaparan sampai kekerasan. Perang saudara yang terjadi sekarang tentu aja makin memperparah kondisi anak-anak di Sudan. Sejak perang saudara pecah di negara itu, setidaknya ada sekitar 435 anak yang meninggal dan lebih dari 2.025 anak yang terluka.

When kabel optic caused a victim…

Karena semrawut di jalan.
Yep. Kalian udah cuapeee belum sih tiap hari ngeliat banyak banget kabel semrawut di mana-mana. Udah sebegitunya semrawut, kadang ada juga kabel yang jatoh melintang di tengah jalan gitu. Kalo udah gini, mau nggak mau kudu serba hati-hati or better muter pilih lewat jalan lain. Soalnya di awal tahun ini, ada satu kejadian di mana seorang pemotor yang terjerat kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari sampai bikin tulang muda di tenggorokan korban putus guys. Huft kasihan banget…

HAH kok bisa sih…
Jadi awalnya gini nih. Tanggal lima Januari lalu, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya bernama Sultan Rifat Al Fatih lagi mengendarai motor di Jalan Pangeran Antasari sekitar jam sepuluh malam. Pas lagi lewat sana, tiba tiba aja ada mobil SUV di depan Mas Sultan menyeret kabel optik yang menjuntai di jalan. Seolah seperti ketapel, kabel tersebut kemudian berbalik ke arah belakang dan menjerat leher Mas Sultan. Ini membuat ban depan sepeda motor Sultan terangkat, sebelum akhirnya kehilangan kontrol dan masuk ke selokan.

Nooooo
 terus gimana?
Yep, Mas Sultan yang terbaring jatuh saat itu masih terus memegangi lehernya seraya berusaha membuka helmnya. Dengan dibantu pengendara lain, helm tersebut akhirnya berhasil dibuka dan dari leher Mas Sulthan menyembur darah yang membuat takut orang-orang sekitar. Baru sekitar sepuluh menit kemudian, Mas Sulthan bisa dievakuasi ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama. Sejak kejadian itu, Mas Sultan perlu dirawat 15 hari di rumah sakit. Tapi sekitar bulan Mei kemarin, kondisi Mas Sultan kembali kritis sehingga harus kembali dirawat di rumah sakit.

Separah itu ya:((
Banget, guys. Lewat kejadian itu, tulang muda di tenggorokan Mas Sultan putus dan merusak saluran makan serta pernapasannya. Sampai saat ini, Mas Sultan belum bisa bicara dan hanya bisa mengonsumsi makanan yang dicairkan dengan kekentalan setidaknya sepuluh persen. Dalam keterbatasannya ini, Mas Sultan menceritakan kondisinya dalam sebuah surat yang dikirimkan ke Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan.

Kalo gini yang harus bertanggung jawab siapa?
Sejauh ini sih, pihak yang terus ditekan untuk bertanggung jawab ya pemilik kabel fiber tersebut, yaitu PT Bali Towerindo. Awalnya, ayah dari Mas Sultan bernama Pak Fatih mencari sendiri pemilik kabel fiber optik yang menjerat anaknya. Berbekal video viral di media sosial dan keterangan saksi di lapangan, akhirnya Pak Fatih mendapatkan nama PT Bali Towerindo sebagai pemilik kabel fiber optik tersebut. Tapi sayangnya, pihak perusahaan baru menemui Pak Fatih enam bulan setelahnya. Dari pertemuan itu pun, pihak Pak Fatih dan PT Bali Towerindo masih belum ada penyelesaian.

Emang kenapa?
Well, Pak Fatih merasa terhina guys atas perlakuan pihak PT Bali Towerindo. Katanya pihak manajemen nggak langsung menengok kondisi anaknya yang sempat beberapa bulan di rumah sakit. Perusahaan itu justru mengirimkan pengacara dan langsung nawarin one time payment ke keluarga korban. Pengacara yang datang bahkan nggak lihat dulu kondisi Mas Sultan seperti apa. Hal ini nih yang bikin Pak Fatih tersinggung dan menolak bantuan yang ditawarkan PT Bali Towerindo.

Terus respon PT Bali Towerindo gimana?
Mereka sih masih keukeuh kalo kejadian yang dialami Mas Sultan tuh bukan kesalahan mereka. Emang sih kabel fiber yang menjerat korban emang punya PT Bali Towerindo, tapi nggak ada unsur kelalaian dalam pemasangannya. Lewat penyidikan yang mereka lakukan sendiri, kabel punya mereka tuh awalnya dalam kondisi normal menggantung setinggi 5,5 meter. Nah sebelum kejadian, ada truk muatan tinggi yang lewat Jalan Pangeran Antasari dan bikin tiang fiber tertarik dan bikin kabel menjuntai rendah di jalan. Tapi ya gitu, belum ada bukti konkrit terkait video cctv atau foto truk yang dimaksud.

I heard 
Pak Mahfud say something about this.
Yep, you heard it right. Jumat kemarin, Menko Polhukam Prof Mahfud MD menyempatkan diri menjenguk Mas Sultan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Prof Mahfud bilang kalo kondisi Mas Sultan udah berangsur membaik dan punya semangat yang tinggi buat kembali kuliah. Prof Mahfud juga bilang kalo kesembuhan Sulthan sekarang lebih penting ketimbang mencari penyelesaian hukum dengan perusahaan pemilik kabel. Beliau juga menyinggung soal perlunya pendekatan yang lebih kekeluargaan dan nggak cuma formalitas doang gitu.

??? Anything else?
Kasus yang dialami Mas Sultan bukan cuma kali ini terjadi. Bulan Juli kemarin, hal serupa juga terjadi di Palmerah, Jakarta yang menyebabkan satu pengendara motor terjatuh ke aspal. Kejadian lebih parah juga pernah terjadi di tahun 2015 silam, di mana saat itu dua orang petugas Transjakarta meninggal tersengat listrik ketika melewati genangan air di dekat tiang listrik. Lewat beberapa kejadian ini, pakar tata kota Universitas Trisakti, namanya Pak Nirwono bilang jaringan kabel di Jakarta ini udah semrawut banget dan mengancam masyarakat. Makanya udah saatnya kabel-kabel ini dipindahin ke bawah tanah.
 
Siapa yang setuju juga kabel serat optik better ditanem di bawah tanah, guysss???

When “Sebat Dulu Yuk?” is your favorite thing to say…

Wait until you hear about: 
Lemahnya Regulasi Rokok di negara-negara dunia.
 
Yoi. As we all know rokok tuh kan bahaya banget ya, guys. Bahaya banget, sampai ada 8,7 juta orang meninggal gara-gara rokok tiap tahunnya. Makanya campaign antitembakau dan larangan ngerokok juga terus disuarakan kan. HOWEVER, aside from that, when it comes to regulasi, negara-negara di dunia tuh masih lemah banget, guys. Iya, World Health Organization aka WHO minggu lalu merilis bahwa pihaknya mencatat cuma ada empat negara yang punya aturan ketat dan dinilai serius menanggapi ‘perang’ melawan rokok. These countries are: Brazil, Mauritius, Belanda, dan Turkiye.
 
Empat negara ini dinilai legit ngikutin rekomendasi WHO buat menurunkan jumlah perokok, mulai dari larangan di iklan, warning tegas di bungkus rokok, pajak tembakau yang tinggi, sampai ngasih berbagai insentif dan bantuan buat mereka yang mau berhenti merokok.
 
Makanya di sini WHO juga terus meng-encourage negara lain untuk melakukan hal serupa deh, termasuk Indonesia. Tujuannya, demi menurunkan angka perokok aktif sehingga kematian akibat rokok bisa berkurang.

“Sekarang tampak beda, humanis dan tidak mudah marah.”

Wkwkwkw begitu guys komentar dari politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Utut Adianto terhadap bakal calon presiden dari Partai Gerindra Pak Prabowo Subianto yang dinilainya kini udah berbeda dibanding sebelumnya. Menurut Mas Utut, Pak PB tuh sekarang udah jadi sosok yang lebih humanis dan engga mudah marah.
 
When you get your first sip of coffee this morning…

Announcement


Thanks to Ratri for buying us coffee today! 

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

If you need to shred some pounds from your waist, try this.
Advertisement