Pembunuhan Mahasiswa UI

127

Now, let’s speed you up on: Pembunuhan Mahasiswa UI….

(Caution! This news can be too gruesome to read this early in the morning. Coma back later or proceed with cautions!)
 
We got it all,  mulai dari kronologi, motif pelaku, sampai ‘inspirasi’ cara membunuh.
Another sad murder story 🙁 kini kita mau bahas kisahnya Muhammad Nauval Zidan, mahasiswa Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya UI yang ditemukan tewas di kosannya Jumat lalu. Setelah ditelusuri, Zidan ternyata dibunuh seniornya sendiri, yang terinspirasi dari film “Narcos” gara-gara si senior itu kelilit utang pinjol.
 
🙁 Tell. Me. Everything.
Kamu udah tahu korbannya, now everybody meet: The executor, Altafasalya Ardnika Basya. Both Zidan dan Altaf ini masih sama-sama kuliah kan, cuma beda angkatan aja. Zidan umurnya masih 19 tahun, dan Altaf diketahui juga masih 23 tahun. Satu prodi mereka di Sastra Rusia UI. Walaupun beda angkatan, mereka berdua tuh emang akrab, guys. Sering ngobrol, beberapa kali pergi bareng anter jemput, yang gitu-gitu. Termasuk Rabu kemaren. Rabu kemaren Altaf juga nganterin Zidan pulang ke kosan di daerah Beji, Depok, Jawa Barat.
 
Okay terus….
Nah sempat mampir bahkan Altaf-nya di situ. Ngobrol-ngobrol, sampai kejadian nggak terduga terjadi waktu doi mau pulang. Yang harus kamu tahu adalah, dari awal mampir sebenarnya si Altaf ini udah nyimpen pisau di saku celananya, guys. Terus pas dia mau pulang, gerak cepat pisau itu dia tusuk ke arah dada Zidan. Zidan sempat ngelawan, sempat digigit tuh tangannya si Altaf alias pelaku ini. Cuma sama dia dilawan lagi, didorong lagi, sampai Zidan tersungkur dan tewas di tempat.
 
Crazy…..
Nggak sampai di situ. Wait until you hear about: Jasad Zidan dimasukin ke kantong plastik dan di kamarnya disebar kapur barus. Yep, secara itu kan banyak darah yah. Nah buat nutupin bau amis darah ini, maka dialihin lah pakai kapur barus, guys. Kantong jasadnya kemudian diletakin di bawah tempat tidur, dan nggak ada yang ngeh sampai besokannya.
 
🙁
Malemnya, waktu Zidan nggak bisa dihubungi sama pihak keluarga dan keliatan ‘nggak ada’ di kosan, ibu kosnya pun juga mikir, “Oh paling lagi nggak tidur di sini kali,” gitu. Kayak mahasiswa yang ngekos pada umumnya kan. But here we go with feeling seorang Ibu yah. Atas permintaan ibunya, paman si Zidan yang tinggal ga jauh dari lokasi diminta untuk ngecekin langsung ke kosannya buat ngeliat kondisi sang anak. Paman Zidan pun sampai ke kamar kosannya Zidan, ngecek ke dalem, ngeliat banyak kapur barus berserakan, diperiksa, dan jasad Zidan pun ditemukan.

:(((
Well, nggak butuh waktu lama buat pihak kepolisian Polresta Depok buat menemukan Altaf. Yep
Advertisement
, setelah dilakukan penyelidikan, minta keterangan saksi, sampai ngumpulin alat bukti, polisi berhasil menemukan dan menangkap Altaf untuk dilakukan pemeriksaan. Altaf pun langsung ditetapkan sebagai tersangka. Terus, akhirnya terbongkar semuanya, guys. Altaf akhirnya ngaku bahwa emang dia yang membunuh Zidan. Altaf juga cerita why he did what he did.

Kenapa emang?
Doi kelilit pinjol, guys. Rugi gede-gedean dia di investasi crypto-nya. Makanya dia pengen menguasai hartanya Zidan. Bener aja, waktu di TKP pun, segala MacBook, handphone, dan barang-barang Zidan udah raib. Lebih jauh, dalam keterangannya, si Altaf ini udah nyoba berbagai cara buat ngelarin masalah pinjol, tapi hasilnya nihil. In that sense, hopeless lah dia kan. Nggak tahu mau ngapain lagi. In his words, Altaf bilang, “Saya sudah hopeless, pak. Saya udah nggak nemu jalan yang terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri. Saya coba berbagai cara, terakhir ini.”


Tapi nggak membunuh juga dong boss??
Iya kann. Masih dalam pengakuannya, Altaf juga menyebut dia nggak ada masalah samsek sama korban. Nggak ada dendam juga katanya. Rencana ngebunuh juga datengnya pas nganter pertama itu katanya gitu. Altaf pun minta maaf sama pihak keluarga korban. Sama ibu bapaknya Zidan, sama kerabat, teman, dan pihak-pihak lainnya yang dirugikan. “Saya akan menjalani hukuman dan menerima konsekuensinya dengan kooperatif.”

HMMM…..
Nah menyikapi permintaan maaf ini, keluarga korban pun tegas menolak. Iya, disampaikan langsung oleh pamannya Zidan, Fais Rafsanjani, kasus ini harus berhenti sampai ada putusan hakim. Lebih jauh, Pak Fais juga bilang permintaan maaf tuh udah biasa, guys. Wajar katanya. “Tapi negara kita negara hukum. Kalau mau minta maaf, kita selesaikan saja di mata hukum. Kita selesaikan saja di mata hukum. Kita kan punya undang-undang yang berlaku di negara ini.” Pihak keluarga pun berharap Altaf dituntut Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman mati.

Ok anything else I should know?
FYI ada satu detail lagi yang kamu harus tahu nih, guys. Namanya Gen Z yekan, apa-apa based on current trends dan apa yang mereka lihat di media massa, guys. Nggak terkecuali si Altaf ini. Yep, Altaf diketahui terinspirasi dari film “Narcos” sampai akhirnya tega membunuh juniornya itu, guys. Tutorial nusuk pakai pisaunya pun udah dia pelajari sebelumnya lewat YouTube. Gila bangettt!
Advertisement