Dampak Perang Saudara di Sudan

109

When you lost your childhood…

Because of war.
There is no winner in a war. Yep, it’s totally true karena emang selalu akan ada banyak korban nggak berdosa dalam sebuah perang. Seperti yang terjadi pada perang saudara di Sudan akhir-akhir ini, guys. Hiks, sedih karena banyak banget anak-anak di sana yang menjadi korban perang. Kebanyakan dari mereka tuh terancam kekurangan gizi, mengalami kelaparan, terjangkiti penyakit, sampai terpisah dengan anggota keluarga. Hal ini yang baru aja dirilis oleh report dari United Nations Children’s Fund aka UNICEF, Jumat kemarin.

Hold on I need some background please.
Sure. Jadi udah dari pertengahan April lalu tuh di Sudan terjadi perang saudara antara angkatan bersenjata Sudan dan kelompok paramiliter bernama Rapid Support Forces. Kedua pihak ini berperang untuk memperebutkan kekuasaan di Sudan. Sampai sekarang nih, konflik yang terjadi di sana udah memaksa 3,4 juta orang mengungsi dan 1.133 orang meninggal dunia. Nggak cuma itu, perang ini juga memicu krisis dan pangan dan masalah kesehatan bagi masyarakat Sudan, khususnya anak-anak.

Hiks…. padahal masih anak-anak…
Yep kurang lebih kek gitu juga yang coba dibilangin UNICEF ke orang-orang Sudan. Wakil direktur eksekutif UNICEF, Ted Chaiban yang datang langsung ke Sudan mempunyai misi khusus untuk memberikan dukungan kemanusiaan kepada anak-anak di sana. Ted Chaiban juga melaporkan ada setidaknya 14 juta anak di Sudan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Angka ini tuh setara dengan jumlah anak-anak di Kolombia, Perancis, Jerman, atau Thailand.

Huft banyak banget…
Iya, guys. Dalam laporan itu disebutkan bahwa para orang tua dari anak-anak di Sudan ini juga nggak punya banyak pilihan dalam kondisi krisis ini, secara opsi mereka limited banget: Antara menetap untuk berlindung dan in defense mode, atau berpindah-pindah tempat mencari tempat yang aman. Nah di kondisi begini, anak-anak jadi rentan banget terjangkit penyakit sampai kelaparan. Karena kondisi inilah ada setidaknya tiga juta balita di Sudan yang kekurangan gizi dengan 700.000 diantaranya beresiko kematian.

Terus, mereka ga ditolongin, gitu?
Ya well, karena kondisinya yang udah makin menyedihkan ini, United Nations aka PBB sebenernya udah membangun tempat aman bagi pengungsi di Sudan bernama Port Sudan. Banyak banget pengungsi yang berbondong-bondong datang ke sini untuk at least beristirahat di malam hari. Kebanyakan dari pengungsi di sana emang udah nggak punya tempat tinggal lagi setelah rumahnya hancur akibat perang. Di area pengungsian ini, seenggaknya warga Sudan bisa mendapatkan obat-obatan penting untuk bertahan hidup.

Oooh at least ada supply bantuan ya…
Tapi rumit juga, guys, secara perang kan selalu nyusahin semuanya yah, di antaranya adalah susahnya akses bantuan ke Port Sudan untuk masuk. Kalo udah gini, United Nations tentu aja berusaha membangun komunikasi dan nego-nego sama pihak-pihak yang lagi berkonflik untuk menyalurkan bantuan ke orang-orang yang membutuhkan. Sampai sekarang, udah ada sekitar 780 truk yang membawa 35.000 metrik ton pasukan bantuan sejak perang saudara di Sudan berlangsung.

Sejauh ini ada upaya perdamaian nggak sih?

Banyak, guys. Tapi ya gitu, dari pihak angkatan bersenjata Sudan maupun kelompok paramiliter ini belum sepakat satu sama lain. Adapun saat ini, upaya perdamaian Sudan lagi serius dibahas di Jeddah, Arab Saudi. United Nations sebagai pihak netral begitu berharap perang bisa dihentikan sehingga anak-anak di sana mendapatkan kembali kesehatan, pendidikan, dan yang paling penting masa depan.


Ok now wrap it up, please.
You got it. Sebelum terjadi perang, Sudan udah punya sekitar 1,9 juta anak yang ada di pengungsian. Mereka juga terpaksa keluar dari rumah karena tengah menghadapi resiko kelaparan sampai kekerasan. Perang saudara yang terjadi sekarang tentu aja makin memperparah kondisi anak-anak di Sudan. Sejak perang saudara pecah di negara itu, setidaknya ada sekitar 435 anak yang meninggal dan lebih dari 2.025 anak yang terluka.
Advertisement