Kabel Semrawut Memakan Korban

110

When kabel optic caused a victim…

Karena semrawut di jalan.
Yep. Kalian udah cuapeee belum sih tiap hari ngeliat banyak banget kabel semrawut di mana-mana. Udah sebegitunya semrawut, kadang ada juga kabel yang jatoh melintang di tengah jalan gitu. Kalo udah gini, mau nggak mau kudu serba hati-hati or better muter pilih lewat jalan lain. Soalnya di awal tahun ini, ada satu kejadian di mana seorang pemotor yang terjerat kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari sampai bikin tulang muda di tenggorokan korban putus guys. Huft kasihan banget…

HAH kok bisa sih…
Jadi awalnya gini nih. Tanggal lima Januari lalu, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya bernama Sultan Rifat Al Fatih lagi mengendarai motor di Jalan Pangeran Antasari sekitar jam sepuluh malam. Pas lagi lewat sana, tiba tiba aja ada mobil SUV di depan Mas Sultan menyeret kabel optik yang menjuntai di jalan. Seolah seperti ketapel, kabel tersebut kemudian berbalik ke arah belakang dan menjerat leher Mas Sultan. Ini membuat ban depan sepeda motor Sultan terangkat, sebelum akhirnya kehilangan kontrol dan masuk ke selokan.

Nooooo
 terus gimana?
Yep, Mas Sultan yang terbaring jatuh saat itu masih terus memegangi lehernya seraya berusaha membuka helmnya. Dengan dibantu pengendara lain, helm tersebut akhirnya berhasil dibuka dan dari leher Mas Sulthan menyembur darah yang membuat takut orang-orang sekitar. Baru sekitar sepuluh menit kemudian, Mas Sulthan bisa dievakuasi ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama. Sejak kejadian itu, Mas Sultan perlu dirawat 15 hari di rumah sakit. Tapi sekitar bulan Mei kemarin, kondisi Mas Sultan kembali kritis sehingga harus kembali dirawat di rumah sakit.

Separah itu ya:((
Banget, guys. Lewat kejadian itu, tulang muda di tenggorokan Mas Sultan putus dan merusak saluran makan serta pernapasannya. Sampai saat ini, Mas Sultan belum bisa bicara dan hanya bisa mengonsumsi makanan yang dicairkan dengan kekentalan setidaknya sepuluh persen. Dalam keterbatasannya ini, Mas Sultan menceritakan kondisinya dalam sebuah surat yang dikirimkan ke Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan.

Kalo gini yang harus bertanggung jawab siapa?
Sejauh ini sih, pihak yang terus ditekan untuk bertanggung jawab ya pemilik kabel fiber tersebut, yaitu PT Bali Towerindo. Awalnya, ayah dari Mas Sultan bernama Pak Fatih mencari sendiri pemilik kabel fiber optik yang menjerat anaknya. Berbekal video viral di media sosial dan keterangan saksi di lapangan, akhirnya Pak Fatih mendapatkan nama PT Bali Towerindo sebagai pemilik kabel fiber optik tersebut. Tapi sayangnya, pihak perusahaan baru menemui Pak Fatih enam bulan setelahnya. Dari pertemuan itu pun, pihak Pak Fatih dan PT Bali Towerindo masih belum ada penyelesaian.
Advertisement

Emang kenapa?
Well, Pak Fatih merasa terhina guys atas perlakuan pihak PT Bali Towerindo. Katanya pihak manajemen nggak langsung menengok kondisi anaknya yang sempat beberapa bulan di rumah sakit. Perusahaan itu justru mengirimkan pengacara dan langsung nawarin one time payment ke keluarga korban. Pengacara yang datang bahkan nggak lihat dulu kondisi Mas Sultan seperti apa. Hal ini nih yang bikin Pak Fatih tersinggung dan menolak bantuan yang ditawarkan PT Bali Towerindo.

Terus respon PT Bali Towerindo gimana?
Mereka sih masih keukeuh kalo kejadian yang dialami Mas Sultan tuh bukan kesalahan mereka. Emang sih kabel fiber yang menjerat korban emang punya PT Bali Towerindo, tapi nggak ada unsur kelalaian dalam pemasangannya. Lewat penyidikan yang mereka lakukan sendiri, kabel punya mereka tuh awalnya dalam kondisi normal menggantung setinggi 5,5 meter. Nah sebelum kejadian, ada truk muatan tinggi yang lewat Jalan Pangeran Antasari dan bikin tiang fiber tertarik dan bikin kabel menjuntai rendah di jalan. Tapi ya gitu, belum ada bukti konkrit terkait video cctv atau foto truk yang dimaksud.


I heard 
Pak Mahfud say something about this.
Yep, you heard it right. Jumat kemarin, Menko Polhukam Prof Mahfud MD menyempatkan diri menjenguk Mas Sultan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Prof Mahfud bilang kalo kondisi Mas Sultan udah berangsur membaik dan punya semangat yang tinggi buat kembali kuliah. Prof Mahfud juga bilang kalo kesembuhan Sulthan sekarang lebih penting ketimbang mencari penyelesaian hukum dengan perusahaan pemilik kabel. Beliau juga menyinggung soal perlunya pendekatan yang lebih kekeluargaan dan nggak cuma formalitas doang gitu.

??? Anything else?
Kasus yang dialami Mas Sultan bukan cuma kali ini terjadi. Bulan Juli kemarin, hal serupa juga terjadi di Palmerah, Jakarta yang menyebabkan satu pengendara motor terjatuh ke aspal. Kejadian lebih parah juga pernah terjadi di tahun 2015 silam, di mana saat itu dua orang petugas Transjakarta meninggal tersengat listrik ketika melewati genangan air di dekat tiang listrik. Lewat beberapa kejadian ini, pakar tata kota Universitas Trisakti, namanya Pak Nirwono bilang jaringan kabel di Jakarta ini udah semrawut banget dan mengancam masyarakat. Makanya udah saatnya kabel-kabel ini dipindahin ke bawah tanah.
 
Siapa yang setuju juga kabel serat optik better ditanem di bawah tanah, guysss???
Advertisement