Dugaan Bom Bunuh Diri di Bandung

440

Here’s your A to Z recap on: The Story of Dugaan Bom Bunuh Diri….

Di Bandung.
Kemarin Bandung dan seluruh Indonesia gempar, guys. Gara-garanya, ada ledakan bom di Polsek Astanaanyar. Usut punya usut, diduga kuat ini adalah bom bunuh diri dan dilakukan oleh mantan narapidana yang juga pernah melakukan perbuatan serupa. Si pelaku pun meninggal, plus menewaskan satu korban lainnya.

WHAT??
 Gimana ceritanya?
Ok jadi ceritanya tuh gini, guys. Kemarin sekitar pukul setengah 9 pagi, polisi di Mapolsek Astana Anyar Bandung, kan lagi pada apel pagi yah. Yha normal days aja. It was a normal day until seorang laki-laki datang masuk ke area Polsek, nerobos barisan polisi yang yang lagi apel, sambil ngacungin senjata tajam. Mulai heboh kan di situ, para anggota mulai menepi dan menghindar. Nggak berapa lama kemudian, “DUARRR!!” ada ledakan bom! Laki-laki itu pun meninggal di tempat. Makanya dari sini everything went so chaoticguys. Mulai dari Kapolrestabes Bandung, Kapolda Jawa Barat, semuanya turun tangan. Bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun langsung berangkat ke Bandung nanganin kasus ini.

Siapa tuh orang???
Now everybody meetAgus Sujatno. Sebelumnya kan orang-orang yang di ada TKP juga  nggak tahu tuh orang siapa, tapi setelah dilakukan hasil pemeriksaan sidik jari dan juga diliat dari face recognition, akhirnya diketahui bahwa pelaku bernama Agus Sujatno. Disampaikan langsung oleh Jenderal Listyo, Agus merupakan mantan narapidana yang sempat dipenjara selama empat tahun di Nusa Kambangan dan bebas di November 2021 lalu atas kasus Bom Cicendo 2017 lalu.

So this is not the first time?
Sadly, no. Di tahun 2017 lalu, juga ada kejadian ledakan bom yang terjadi di sebuah lapangan di Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Pelaku utama dalam kejadian ini adalah Yayat Cahdiyat, yang kemudian tewas tertembak waktu dikejar polisi. Yayat nggak sendiri dong, Densus 88 lalu mengungkap sekaligus menangkap dua orang temennya Yayat, salah satunya adalah Agus Sujatno ini. Dia terlibat dalam pembelian senjata, supply dana, survey lokasi, plus merakit bom panci. Makanya dia end up di Nusakambangan tuh starting dari bulan Maret.

Ya ampun….
Tapi selama empat tahun di sana, si Agus ini emang dikenal sebagai salah satu mantan napi yang susah di-deradikalisasi, guys. Yep, in that sense, susah banget buat petugas menetralisir pikirannya Agus dari hal-hal yang berbau radikalisme. Dia susah diajak ngomong,  Bahkan, selama empat tahun di Nusalambangan, Agus diketahui sering menghindar dari program deradikalisasi ini dan statusnya pun masih merah.

So why did he do this???

Dan dari ribuan tempat yang ada di negeri ini, kenapa dia malah melakukan aksinya di kantor polisi. Ya nggak? Well, to answer that question, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme aka BNPT, Komjen Boy Rafli Amar curiganya tuh gini: Kenapa kantor polisi yang dia pilih? Itu karena polisilah yang sering menggagalkan aksi terorisme yang sebelumnya dia lakukan, guys. Dia kzl sama polisi yang setiap ada misi langsung ditangkep, makanya polisi jadi daftar target utama dia. Nah kalau why-nya, masih abu-abu banget nih, guys. Kalau diliat dari barang bukti yang masih nyisa di TKP sih, Agus bawa belasan kertas yang isinya penolakan terhadap Revisi KUHP yang baru disahkan dua hari lalu. Selain itu, dari hasil penyelidikan sementara, Agus tuh lone wolf di sini, meaning dia bertindak sendiri. Masih diselidiki lebih lanjut siapa aja yang terlibat di sini dan kenapa dia ngelakuinnya, guys. Since namanya terorisme tuh kejahatan yang berlapis yah, agak diragukan kalau dia bertindak sendiri. Tapi yang pasti, yang terdampak yha nggak cuman si Agus ini doang, guys.


Maksudnya?
Selain dia, ada satu lagi polisi yang tewas akibat kejadian ini, atas nama Aiptu Sofyan Didu, anggota Polsek Astana Anyar, yang juga ikutan apel pagi kemarin. Dari sini Polri lantas kasih penghargaan berupa kenaikan pangkat luar biasa aka KPLB anumerta, dari Aipda jadi Aiptu anumerta karena meninggal dunia saat bertugas :(((. Selain itu, Kapolda Jawa Barat, Irjen Suntana menyebut sejauh ini ada sebanyak 9 orang lainnya yang mengalami luka-luka pecahan bom. Mereka pun udah mendapat perawatan intensif di fasilitas kesehatan terdekat.

Advertisement

:((((
Terus, berita korban nggak bersalah yang meninggal di TKP ini kan langsung jadi trending topic yang diomongin netijen seluruh Indonesia yah. Rame banget di media sosial ngomongin kejadian ledakan bom ini. Semuanya pada post, pada share, pada retweet, dll. Tapi one thing yang harus kita omongin adalah, nggak semua konten bisa kamu post dan sebarin, guys. Iya, secara hukum, kita dilarang menyebarkan foto dan video korban dan pelaku kejadian tanpa sensor. Hal ini udah legit diatur dalam pasal 29 dan pasal 45B UU ITE. That being said, kalau masih dilanggar, bisa dipidana dengan hukuman penjara maksimal 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp750 ribu. Nggak cuman itu, Kominfo juga udah kasih statement di mana kita diimbau untuk nggak menyebarluaskan video atau foto yang isinya kekerasan, potongan tubuh, luka-luka, which actually ada semua di lokasi kejadian. So, you know what to do, rite?

Noted. Eh, I heard something about Solo….
Ok let’s talk about Solo. Salah seorang warga Solo atas nama Bobby Ari Setiawan ikut dikait-kaitkan sama kejadian ini, guys. Hal ini diliat dari plat motor AD yang eventually dipakai Agus kemarin, yang mana motor itu sebelumnya punyanya si Bobby. Tapi Bobby menegaskan kalau dia sama sekali nggak mengenal Agus. Motor itu pun udah lama dia jual di tahun 2005 lalu, dan nggak pernah tahu pemilik motornya yang baru siapa. Terus, karena udah terlanjur heboh, Bobby pun menyebut dia berencana bakal datang langsung ke Bareskrim Polri buat klarifikasi dan bersihin namanya. Jadi kayak, “Leave me alone, yall!

Thanks for clarifying, sir. Did anyone say anything?
Ada. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat, Santoso, menyebut BNPT tuh kecolongan dalam kejadian ini. Lebih jauh, Pak Santoso juga bilang program deradikalisasi yang di-conduct BNPT tuh nggak cuman orientasinya ke anggaran, tapi beneran bisa membentuk sikap toleransi masyarakat towards perbedaan atau pandangan politik. Nah merespons hal ini, dibalas lah sama Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli. Menurut Komjen Boy, nggak mudah baca pikiran para pelaku terorisme tuh. Karena ideologinya tuh udah tertanam di alam pikir, kita juga nggak akan pernah tahu apakah ada warga negara Indonesia yang punya pikiran radikal sampai segitunya. Apakah isi kepala semua orang harus kita baca, harus kita tahu, kan nggak mungkin, kata Komjen Boy gitu.

Got it. Anything else I should know?
Btw radikalisme dan terorisme di Indonesia tuh emang masih jadi PR banget ygy. Apalagi sejak ada kejadian kayak gini, semuanya pada tightened the seatbelt dan memperketat pengamanan. Di Jawa Timur misalnya, belajar bahwa ledakan bom bisa terjadi di kantor polisi, Markas Polda Jawa Timur pun langsung bereaksi dengan meriksa setiap orang yang masuk secara lebih ketat. The same also goes in Bali, dan Jawa Tengah. Secara sekarang mau masuk musim Natal dan Tahun baru kan. Makanya pengamanan kudu lebih ditingkatkan. Apalagi di Jawa Tengah, tepatnya di Solo bakalan ada royal wedding weekend besok, guys antara Kaesang, anaknya Presiden Jokowi dengan Erina Sofia Gudono. Merespons bom bunuh diri, Walikota Solo yang juga abangnya Kaesang menegaskan kalau Solo aman dan pernikahan keduanya tetap bakal dilangsungkan sesuai rencana.
Advertisement