Demo di Iran Berjalan 3 Bulan

264

When things are getting worse in Iran..

It’s because the never-ending demonstration, yang udah berjalan hampir 3 bulan.
Demonstrasi itu sendiri bermula karena kasus kematian Mahsa Amini, remaja yang meninggal di dalam tahanan polisi moral.

Background please. 
OK. Jadi huru hara di Iran ini bermula dari kematian Mahsa Amini pada 16 September lalu. Jadi di Iran itu ada yang namanya polisi moral gitu, guys alias polisi yang bertugas untuk memastikan bahwa hukum Islam dijalankan dengan baik. Nah, waktu itu giliran si Mahsa Amini yang kena tegur sama polisi moral gara-gara dia nggak pake hijab sesuai standar yang udah ditentuin dan pake pakaian yang dinilai lumayan ketat. Singkat cerita, Mahsa Amini akhirnya ditangkap dan ditahan. Tapi dalam beberapa hari, dia meninggal di dalam tahanan. Pihak keluarga sih bilang kalo dia dipukuli di sana, tapi pemerintah dan polisi membantah tuduhan itu dan justru ngeklaim kalo Amini meninggal karena penyakit bawaan. Padahal di usianya yang masih sangat muda, Amini sehat walafiat dan ngga ada penyakit bawaan.

Go on. 
Kejadian ini kemudian memantik api demonstrasi di seluruh Iran. Sejak kejadian itu, aksi protes terjadi di seluruh penjuru negeri, even sampe sekarang. Hampir seluruh warga Iran dari segala usia, etnis dan gender juga ikut di dalam aksi demonstrasi itu. But mostly, emang kebanyakan anak muda yang turun ke jalan-jalan. Bentuk protesnya juga macem-macem banget. Mulai dari para wanita yang ngebakar jilbab mereka, menari bahkan sampe motong rambut mereka. Terus, banyak sekolah, universitas dan toko juga ikut mogok, sebagai bentuk protes. Bahkan nih ya, Timnas Iran juga ogah buat nyanyi lagu kebangsaan mereka pas lagi main di World Cup Qatar pada 21 November kemaren. Nggak cuma di Iran, aksi protes juga ternyata menyebar ke negara lain. Misalnya para perempuan di Stockholm sampe Athena juga turun sebagai bentuk solidaritas mereka.
Advertisement

Terus, respons pemerintah gimana? 
Sejauh ini, pasukan keamanan menindak para pengunjuk rasa dengan sangat keras. Apalagi di daerah tempat tinggalnya para etnis minoritas kayak Kurdistan dan Balochistan. Banyak orang yang ditembak gara-gara membunyikan klakson mobil mereka waktu lagi ngedukung para pengunjuk rasa. Bahkan, banyak wartawan, pengacara, selebriti, atlet dan masyarakat sipil yang ditangkap.

This has gone too far, sih.. 
Kalo menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia di AS sih sekitar 402 orang telah meninggal dunia selama aksi protes ini. Angka itu termasuk 58 anak-anak dan ratusan orang lainnya yang terluka. Gimana enggak, pasukan keamanan aja udah mengerahkan pasukan, persenjataan berat sampe kendaraan militer demi menumpas para pengunjuk rasa.

Terus terus? 
Akhirnya, gara-gara protes yang berkepanjangan ini, Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri bilang kalo parlemen dan kehakiman Iran lagi meninjau ulang soal undang-undang wajib jilbab di sana. Tapi ya of course ini prosesnya pasti bakal panjaaangg banget. Soalnya undang-undang itu juga udah berlaku sejak Revolusi Islam pada tahun 1979. Sebenernya, udah lama muncul perdebatan soal ini nih. Kaum konservatif bilang kalo aturan itu harus ditegakkan, tapi kaum reformis bilang kalo keputusan pake hijab ada di tangan individunya masing-masing.

Anything else? 
Kejadian demonstrasi Iran kali ini jadi aksi demonstrasi terbesar di sana dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Juru Bicara Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw, Ramyar Hassani bilang ini pertama kalinya dalam sejarah Iran sejak Revolusi Islam, ada persatuan yang unik antar etnis. Terus, mereka semua juga meneriakkan protes dan tuntutan yang sama.
Advertisement