PPKS di lingkungan Kampus, Banjir di Kalimantan Barat, Efek Negatif Pada Diskriminasi, Paul Rudd Mendapatkan Gelar “Sexiest Man Alive 2021”

463

Good morning

Rise and shine, you. There’s been a lot of news about floods in our country lately. Although it sounds like heavy rain is the main reason, it is worth to mention that deforestation and mounting trash are also some of the key factors. So, take care of your surroundings, and seriously: Jagalah kebersihan. Jangan hati doang yang dijaga. Wkwkwk.


Your catch up! on… PPKS di lingkungan Kampus. 

What’s that?
Well, everybody meet: Aturan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi yang merupakan Peraturan Mendikbudristek (Permendikbud) No. 30 tahun 2021. PPKS yang baru diterbitkan dan di-acc langsung sama Mas Menteri Nadiem Makarim ini lagi rame-ramenya menuai kontroversi karena dianggap melegalkan zina dan membebaskan seks bebas.

 

Hah gimana? Catch Me Up!
Got it. Jadi tanggal 20 Agustus 2021 kemaren, Mas Nadiem menerbitkan PPKS tersebut untuk menangani kekerasan seksual yang selama ini sering banget terjadi dan luput tertangani oleh pihak kampus. Menurut Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek Anang tanggal 4 November kemaren, peraturan ini mengatur hal-hal yang sebelumnya gak diatur secara spesifik sehingga menyebabkan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi selama ini gak ditangani sebagaimana mestinya.

 

Rite. Tell me more about the regulation.
Dalam aturan ini, Mas Nadiem meminta perguruan tinggi untuk melakukan penguatan tata kelola pencegahan kekerasan seksual dengan membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Gak cuma itu, perguruan tinggi wajib melakukan penanganan kekerasan seksual melalui mekanisme pendampingan, perlindungan, pengenaan sanksi administratif, dan pemulihan korban. Terkait sanksi, pelaku kekerasan seksual bisa dapet sanksi administratif ringan, sedang, dan berat. Sanksi administratif berat contohnya kayak mengeluarkan mahasiswa atau memberhentikan tenaga pendidik dari jabatannya di kampus.

 

That actually sounds really good…
Yep, tapi kita belum sampe ke part “zina” gengs. Jadi dalam aturan ini adalah frasa “tanpa persetujuan korban” aka CONSENT. Contohnya: turunan di pasal lima yang berbunyi “Memperlihatkan alat kelaminnya dengan sengaja tanpa persetujuan Korban”. Terus juga “membuka pakaian Korban tanpa persetujuan Korban”. Ada juga “Menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan Korban”.

 
And these have become controversial because…
Ya kalo tanpa persetujuan korban, artinya kalo setuju gimane? Gpp tu melakukan hal-hal tadi padahal belum ada ikatan pernikahan, misalnya? Nah part inilah yang dinilai banyak pihak melegalkan seks bebas, dan penuh nilai-nilai liberalisme. Menurut Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, A Tholabi Kharlie, sebenernya di Indonesia itu konsep ‘consent’ gaada dalam hal hubungan seksual, tapi lebih ke hubungan pasien sama dokter. Menurutnya juga, “Mengakomodasi konsep consent dalam urusan hubungan seks, itu bertolak belakang dengan kaidah agama, kesusilaan, dan kaidah hukum yang dituangkan antara lain melalui UU Perkawinan.”
 

Nah, karena berbagai alasan inilah, banyak pihak yang meminta supaya part consent tadi diapus atau direvisi. Salah satu seruan datang dari Muhammadiyah yang meminta supaya PPKS tersebut dicabut karena adanya pasal yang dianggap melegalisasi seks bebas di kampus. Terus, Kritik juga datang dari anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Ledia Hanifa. Bu Ledia menilai terbitnya Permendikbud ini gak tepat karena UU yang menjadi dasar hukumnya belum ada.

 

PKS?
Yoi. Selain Bu Ledia, Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri yang bilang kalo PPKS ini menentang nilai Pancasila, norma agama dan budaya. PKS mempersoalkan masalah ‘consent‘ atau ‘persetujuan’ yang termuat di aturan tersebut. Hal ini ni yang dianggap mengarah ke dukungan perzinaan, alias hubungan intim di luar pernikahan yang gapapa alias ‘consent’.

 
Anyone saying… “tapi dengerin dulu penjelasanku!”?

Yaiya dong. Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud-Ristek Nizam mengatakan anggapan-anggapan tersebut timbul karena kesalahpahaman soal persepsi. Menurut Nizam, gak ada satu kata pun dalam PPKS ini yang menunjukkan bahwa Kemendikbudristek memperbolehkan perzinaan. Kata yang di-emphasize oleh Permendikbudristek ini adalah “pencegahan”, bukan “pelegalan”.

 

Anyone on #Weagree team?
Yep. Ada Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Esti Wijayati yang mengatakan bahwa kebijakan yang diterbitkan Mendikbudristek Nadiem Makarim itu sesuatu yang progresif. Langkah yang diambil Mas Nadiem ini juga tentunya udah berdasarkan kajian yang menyeluruh. Esti juga bilang kalo RUU PKS sendiri masih dalam proses perumusan di Badan Legislatif (Baleg) dan masih butuh waktu lama buat diimplementasikan. Makanya ni PPKS ini jadi penting karena rumitnya pengesahan RUU PKS.

 

OK…
Dukungan juga datang dari Kementerian Agama yang langsung gercep untuk meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) untuk segera mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang mendukung pemberlakuan Permendikbud tersebut. Dalam keterangan resminya, Pak Meneg bilang, “Kita tidak boleh menutup mata, bahwa kekerasan seksual banyak terjadi di lingkungan pendidikan. Dan kita tidak ingin ini berlangsung terus menerus.”

 
Pemerintah ama DPR aja nie yang komen?

Enggak dong. Ada juga Komnas Perempuan yang melalui siaran persnya pada tanggal 29 Oktober 2021 lalu memberikan dukungan kepada PPKS ini sebagai langkah yang tepat. Menurut KP, PPKS ini menjadi upaya untuk mewujudkan kampus yang aman, sehat, dan nyaman dari berbagai bentuk kekerasan berbasis gender terutama kekerasan seksual. Komnas Perempuan beranggapan lemahnya penanganan kasus di kampus karena pelakunya adalah orang terdekat di lingkungan kampus seperti dosen, mahasiswa ataupun karyawan kampus sehingga turut menyebabkan keengganan korban untuk melapor. Akibat lebih jauh dari situasi ini adalah minimnya akses korban terhadap pemulihan terutama penanganan psikologis korban agar dapat mengikuti kembali proses belajar yang menjadi hak pendidikannya.

 

Anything else?
FYI guys, sepanjang tahun 2015-2020, Komnas Perempuan menerima 27% aduan kasus kekerasan seksual terjadi di perguruan tinggi dari keseluruhan pengaduan yang terjadi di lembaga pendidikan. Data ini diperkuat dengan temuan survei Mendikbud Ristek (2019) bahwa kampus menempati urutan ketiga lokasi terjadinya tindak kekerasan seksual (15%), setelah jalanan (33%) dan transportasi umum (19%). Ngeri aja.


Let’s zoom in on: banjir di Kalimantan Barat.

Update me.
As we all know, belakangan ini hujan lagi deres-deresnya dan berujung ke banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Tapi ternyata, gak cuma intensitas curah hujan yang tinggi aja gengs yang bikin banjir. Menurut BMKG, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir, mulai dari naiknya suhu permukaan laut, La Nina, dan angin muson Asia. You can read more about it here! Nah akibatnya, daerah Kalimantan Barat juga kebanjiran ni gengs, gara-gara Sungai Kapuas yang meluap.
 
I hear it’s already been a week? 🙁
Even more. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan hari Selasa kemaren, banjir di wilayah ini bahkan setinggi tiga meter dari permukaan tanah. Terus, ada belasan kecamatan kebanjiran akibat meluapnya Sungai Kapuas. Sampe kemarin, banjir masih menggenangi pemukiman penduduk yang dihuni 8.714 jiwa. Belom lagi beberapa wilayah masih harus menjalani hari tanpa listrik karena masih terrendam banjir.
 
Oh no…
While pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito soal penyebab banjir di Kalimantan Barat pretty much the same as faktor-faktor penyebab terjadinya banjir menurut BMKG alias cuaca buruk dan curah hujan tinggi, tapi hal ini disanggah sama Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji kemaren juga. Menurutnya, banjir di Kalimantan Barat gak cuma karena cuaca, tapi juga karenaaa eng ing eeng: DEFORESTASI DAN PERTAMBANGAN.
 
Caps lock banget min?
Yoi, karena Pak Sutarmiji juga gedeg banget ni guys sama perusahaan-perusahaan sawit di Kalbar yang menurutnya, mungkin berkontribusi sama banjir ini. Menurut Pak Sutarmidji, hutan-hutan di Kalbar udah habis gegara Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) banyak diberikan kepada perusahaan. Sementara itu, banyak juga perusahaan yang menebang kayu sembarangan alias gak bertanggung jawab. Konsesi lahan Ini kemudian banyak mengurangi lahan hutan atau deforestasi sehingga daerah resapan air jadi berkurang. Imbasnya, pas musim hujan tiba, air yang turun banyak yang gak terserap.
 
Beneran?
Yoi. Pak Sutarmidji juga bilang ni kalo hari Selasa kemaren, beliau mengundang perwakilan 20 perusahaan sawit yang beroperasi di Kalimantan Barat ke kantornya. Undangan ini buat ngobrol-ngobrol sama perusahaan-perusahaan tersebut ajani, soal kontribusi mereka dalam mengatasi banjir di Kalbar. Namun ternyata, perusahaannya enggak ada yang dateng.
 
The audacity though…
Yep. Kata Pak Sutarmidji, mereka gak ada yang dateng karena berbagai alasan. Karena gedeg, akhirnya Pak Gub mengusir mereka. Beliau bilang, perusahaannya sangat kurang peduli dengan masyarakat yang menderita banjir karena mungkin akibat ulah mereka, jadinya yhaa w juga ga peduli klo lo mo cabs dari sini, ya cabut aja sono. Gitu katanya gengs.
 
Yha kesel banget sih ya. Anything else?
Terkait bencana ini, Anggota DPR RI dapil Kalimantan Barat Daniel Johan mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meninjau daerah aliran sungai (DAS) Kapuas. Gak cuma itu, KLHK juga diminta buat mengevaluasi kondisi hutan di sepanjang aliran sungai. Menurut Daniel, tindakan-tindakan ini penting banget supaya pemerintah mengetahui gambaran penyebab banjir. Setelahnya, pemerintah bisa segera melakukan pemulihan deh.

When you’ve been experiencing discrimination…

Duh, diskriminasi itu nggak banget ya guys.
Baik itu yang dilakukan atas dasar ras, agama, warna kulit, ukuran badan, sampe kelas sosial. Misalnya nih, kamu dianggap lemah di kantor dan gabisa menanggung tanggung jawab lebih (which resulted on kenaikan karier kamu terhambat) karena kamu cewek, atau kamu diejek karena berasal dari kelompok agama, ras atau etnis yang minoritas, atau simply kamu enggak dilayani dengan baik pas datang ke berbagai layanan publik karena penampilanmu yang nggak kayak wong sugih. Males bgt gaseeeh.
Advertisement
 
Yea I am familiar with that.
Nah kalo kamu pernah mengalami hal-hal ini, tentunya kamu menyadari bahwa aksi tersebut ngeselin banget. Dan enggak cuma ngeselin guys, tapi hasil riset terbaru menemukan bahwa aksi diskriminasi bisa meningkatkan masalah mental health kepada korbannya, terutama kalo korbannya itu mengalami aksi diskriminasi ketika masih muda.
 
Really?

Yep, jadi emang sebenernya, diskriminasi itu udah lama diketahui punya efek negatif terhadap kesehatan kita, khususnya kalo yang kamu alami adalah aksi rasisme. Adapun efek-efek yang ditimbulkan adalah stres level yang tinggi, kemampuan kognitif yang berkurang, gangguan kecemasan, hingga penggunaan obat-obatan terlarang. Terus nih, disebutkan juga bahwa buat mereka yang mengalami diskriminasi secara berkali-kali, misalnya beberapa kali dalam sebulan, maka risiko untuk terdiagnosis gangguan mentalnya juga meningkat sebanyak dua kali lebih tinggi dibanding orang yang nggak sering mengalami aksi diskriminasi.

 
OK… Terus kalo terhadap anak-anak efeknya gimana?
Ya sama sekali ga bagus guys. Jadi dari hasil studi yang dilakukan di Amerika Serikat dan dirilis oleh Journal of Pediatrics pada Senin lalu, diketahui bahwa efek diskriminasi ini bakal makin parah dirasakan secara mental pada mereka yang di usia muda. Jadi dalam melakukan penelitiannya itu, para researchers menganalisis data dari sekitar 1.834 orang warga Amerika Serikat yang melaporkan secara detail tentang kondisi kesehatan mental dan kejadian diskriminasi yang dialaminya sejak mereka berusia 18 tahun hingga 28 tahun.
 
Hasilnya…
Hasilnya, semakin muda seseorang mengalami berbagai aksi diskriminasi, kayak dianggap bodoh, nyeremin, ga jujur, hingga lemah karena berdasarkan latar belakang identitasnya, maka makin besar juga efek emosional yang dirasakan oleh orang tersebut. Terus, kecenderungan mereka untuk mengalami depresi, gangguan kecemasan, nggak pede, hingga keinginan bunuh diri semakin besar. Terus, ditemukan juga semakin sering orang mengalami aksi diskriminasi, semakin besar juga kemungkinan mereka pake obat-obatan terlarang.
 
Tapi kok bisa sengaruh itu sih?
Ngaruh guys, karena ternyata mengalami diskriminasi bikin seseorang memiliki tingkat stres yang tinggi dan penurunan fungsi kognitif. Nah, fungsi kognitif ini adalah kemampuan seseorang untuk belajar, berpikir, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, mengingat sesuatu, hingga paying attention. Diskriminasi juga bikin seseorang merasa nggak pede dan low-self esteem, hingga mereka jadi nggak percaya dan kurang mencintai dirinya sendiri. Even worse, biasanya diskriminasi ini dilakukan berdasarkan jenis kelamin, ras, umur, hingga penampilan, sesuatu yang emang gabisa dikontrol sama yang punyanya gengs. Kayak kalo kamu terlahir sebagai cewek, ya kamu kan gabisa merubah itu biar nggak dianggap lemah, ‘kan?
 
Terus, what can I do?
Yang pasti, kita bisa mulai dengan ngasih tau anak, ponakan, adik, atau siapa pun yang masih muda di sekelilingmu (atau diri sendiri juga!) untuk nggak nge-judge seseorang berdasarkan identitasnya kayak ras, suku, agama, penampilan, dll. Ingat bahwa semua orang sama aja status dan levelnya, selama mereka nggak nyelak antrian atau pasang sign ke-kiri, tapi beloknya ke kanan *wkwkwkkw*. Terus, buat kamu yang mengalami diskriminasi, beberapa hal yang bisa kamu lakukan adalah lindungi vibes kamu sendiri dan jangan sampe terpengaruh dan jadinya malah nggak pede sama diri sendiri. Remember, you are good enough, and don’t let other people make you think otherwise.

Who’s just awarded as “Sexiest Man Alive”?

Paul Rudd by People Magazine.

Siapa sih yang gak kenal Paul Rudd? Mulai dari perannya yang iconic banget di romcom 90-an Clueless sampe yang baru-baru ini rame di Marvel Cinematic Universe (MCU) sebagai Ant-Man? Nah hari Selasa malem kemaren waktu setempat, Paul Rudd diketahui dapet gelar “Sexiest Man Alive 2021” oleh People Magazine pas doi lagi jadi bintang tamu di acara “The Late Show with Stephen Colbert”.

 

Jadi, gelar tersebut di-reveal pas Paul lagi dites sama host Stephen Colbert dengan nayangin beberapa foto berpose Paul mulai dari lagi tes fisik, jadi kuproy aka kuli proyek, dan lain-lain. Colbert kemudian bilang kalo Paul “tested negative as being sexy”. Ternyata itu cuma gimmick gengs, karena gak lama kemudian Colbert ngumumin kalo Paul dapet gelar pria terseksi tahun 2021 oleh People Magazine.

 

FYI, sebelum Paul, gelar tersebut tahun 2020 dipegang oleh aktor MCU lainnya yaitu Michael B. Jordan yang terkenal dari serial film Creed. Dan sebelumnya lagi di tahun 2019, John Legend yang dinobatkan gelar tersebut.Kalo aku sih yes, gak tau kalo yang lain gimana…


“Puas! Sering-sering juga boleh.”

Gitu guys kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pas merespons sindiran terhadap dirinya dari komedian Kiky Saputri dalam acara komedi “Lapor Pak” yang ditayangkan pada Selasa lalu. Jadi dalam sindirannya itu, Kiky nge-roasting berbagai program pemprov DKI, mulai dari soal Formula E yang disebut belum jelas letaknya di mana, sampe banjir. Nah kata Pak Anies, gpp banget sih doi di-roast. Malah ternyata mau sering-sering juga boleh.

 
The only “roast” that we want to have sering-sering is roast-ed beef…

Announcement


Thanks to Tazty for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Thinking about starting your own business? Congrats! Now these are things you should consider beforehand…

Angel’s Stories

1. I want to share the kindness that I received from strangers and the community around me. Bulan ini adalah bulan ke-20 aku dalam menjalani masa studi di salah salah satu kota di Korea Selatan. Saat ini kami mulai memasuki musim gugur, dengan daun-daun yang mulai coklat dan gugur diikuti dengan suhu yang turun drastis sehingga harus mulai memakai baju hangat. Beberapa minggu yang lalu, aku dikirimin website sama temen aku, namanya adalah lovecoat.kr.co. Webiste ini bertujuan untuk sharing coat atau baju-baju musim dingin kepada semua orang terutama untuk foreigners di negara ini. Per orang diberi jatah maksimal memilih dua potong pakaian dan akan dikirim ke alamat rumah tanpa biaya sepeser pun dan kemarin coat yang aku pilih udah datang. OMG, bajunya bagus banget, bersih, dan wangi. Berdasarkan pengalamanku tahun lalu, persiapan musim dingin memerlukan banyak sekali dana terutama dalam persiapan baju tebal, padding, baju hangat, warmtech, ditambah dengan tagihan gas yang bisa 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan musim lainnya. So, I am beyond grateful for people or this community that I even do not know, who help me and share with me so I can dress properly and keep warm especially during the peak of winter in a few months. Hopefully, I can also do the same thing to everyone around me, always sharing and giving warmness and kindness. Last but not least, I hope everyone who reads this also can receive the goodness from everyone around you.
-가을-
 
2. Jadi semalem aku jalan sama teman-temanku ke food court Chinese di Bandung. Nah, di situ banyak makanan yang ga bisa aku makan, terus kita muter-muter tuh sampai ketemu makanan yang halal. Kata temenku gini, “Guys cari makanan yang bisa dimakan semua yaa.” Aku speechless kek hah ini cuman gegara aku mereka ga mau makan makanan yang haram. Di sini aku mau cerita kalau toleransi itu masih exist guys. Aku seneng banget punya temen yang bisa ngertiin satu sama lain terlepas apa pun latar belakang suku dan agamanya.🖤🖤🖤
-maba sapek itb🖤
 
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!)
Advertisement