Indonesia Ranking Pertama Dalam Pemulihan & Penanggulangan Covid-19 di Asia Tenggara, Kualitas Udara Indonesia Semakin Buruk, Tidak Ada Kuota Penerima Penghargaan Nobel, Nilai Harga Aset Kripto Terus Naik

413

Good day ! 

Yeay to Wednesday, because it means… podcast time! Yep, from Indonesia doing really well in handling the pandemics, to the ex drama, to some free meals. We got it all covered here. Now, before your scroll down, repeat after us: I will achieve great things through small steps. Because you will. Have a blissful day!


When it’s finally a good news about covid in Indonesia..

Apa tu good news-nya?
Jadi weekend kemarin, Indonesia baru aja meraih ranking pertama dalam hal pemulihan dan penanggulangan covid-19 di Asia Tenggara. Adapun ranking ini didapatkan oleh Indonesia menurut penilaian dari situs media asal Jepang Nikkei Asia di bagian Nikkei Recovery Index.
 
Cool!
Yep, dengan begitu sekarang Indonesia menempati urutan ke-54 di dunia dalam segi pemulihan covid-19. Di ASEAN sendiri, Indonesia diikuti oleh Singapura di urutan kedua, terus Kamboja, Malaysia, Myanmar, dan Thailand di posisi tiga sampe lima. Indonesia kini berada di posisi 54 dunia bersama dengan Yordania, Meksiko, dan Korea Selatan dengan skor yang sama yakni 54,5.
 
Nice…
Yoi. Banyak pihak yang menilai bahwa peningkatan ini signifikan banget guys, secara dari 121 negara yang masuk indeks Nikkei, bulan Juli lalu Indonesia masih ada di peringkat 92Meanwhile, Tiga negara ASEAN lainnya yakni Filipina, Laos, dan Vietnam justru menempati 4 terbawah dalam daftar ini.
 
I see… Apa aja tuh variabel yang diliat?
Ada banyak variabel yang diliat dalam indeks ini gengs. Mulai dari manajemen penularan, peluncuran vaksin, dan mobilitas sosial. Semakin tinggi angkanya, semakin dekat suatu negara atau wilayah ke pemulihan dari pandemi. Adapun cara menentukan rankingnya tadi adalah dengan menganalisis beberapa faktor, yakni: angka infeksi yang rendah, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dan/atau langkah-langkah pembatasan sosial. Misal ni, kalo Indonesia udah semakin tinggi skornya, PPKM bisa semakin diperlonggar gengs.
 
YEAY! Anyone saying anything?
Yoi, ada Menteri Koordinator Bidang Perkonomian Airlangga Hartarto yang juga bertindak sebagai Ketua Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Doi bilang di evaluasi mingguan PPKM hari Senin 11 Oktober 2021 kemaren kalo per satu juta penduduk Indonesia, ada 4,6 kasus secara nasional, dan ini termasuk yang terbaik di ASEAN. Sebagai perbandingan, Pak Menko juga menjelaskan bahwa indeks kesembuhan negara ASEAN lain yakni Singapura berada pada peringkat 70, Malaysia 102, dan Thailand 109.
 
Great.
Selain itu, ada Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi yang bilang kalo ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam upaya menurunkan angka infeksi virus corona di Indonesia. Yang pertama adalah adanya upaya percepatan vaksinasi nasional buat masyarakat Indonesia. Terus, ada juga faktor pembatasan sosial dan kegiatan masyarakat yang terus digalakkan oleh pemerintah.
 
Got it. Anything else?
In case you’re wondering, peringkat pertama di dunia dalam pemulihan covid-19 dipegang oleh Malta. Negara kecil yang terletak di wilayah Mediterania, Eropa ini dapet skor 73 gengs. Malta sendiri berhasil menggeser China dalam indeks ini, di mana sekarang China turun ke posisi sembilan secara global.

Who’s in denial about Indonesia’s air quality?

The government.
Iya ni guys, makin ke sini, kualitas udara di Indonesia ternyata makin buruk. Hal ini diketahui dari data terbaru milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang baru aja merilis Pedoman Kualitas Udara Global (AQG). Jadi dengan pedoman itu, ada rekomendasi standar kualitas udara yang dinilai aman menurut WHO, dan diketahui bahwa kualitas udara Indonesia enggak masuk standar.
 
Wait, I need more background.
Ok. Jadi sebagai komponen yang peeeeenting banget dalam kehidupan kita, kualitas udara yang baik bakal bikin fisik kita jadi lebih sehat. Nah kalau dampak buruknya dapat dirasakan dalam jangka waktu baik panjang, maupun pendek. Jangka panjangnya, kamu bisa menderita berbagai gangguan kesehatan kayak gangguan saluran pernapasan, asma, kanker, dll. Sedangkan jangka pandeknya, kamu bisa merasa nggak nyaman kayak batuk-batuk, infeksi saluran nafas, hingga iritasi. Bahaya banget kan guys, makanya nih, otoritas yang berwenang baik di tanah air maupun di dunia global punya standar tertentu terkait kayak apa sih kualitas udara yang baik itu.
 
I see…
Nah di Indonesia sendiri, standar ini Namanya Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang merupakan laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara di wilayah mereka. Indeks ini juga bisa dipake untuk melihat bagaimana dampak kualitas udara terhadap kesehatan setelah seseorang menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Indeks ini mengukur polutan yang terdapat di udara, dan salah satu polutan yang diukur adalah particulate matter (PM) 2.5 yang ukurannya bahkan lebih kecil dari diameter 1 helai rambut kita pengukurannya.
 
Go on…
Terus ni ya guys, standar aman baku mutu udara ambien menurut WHO dalam guideline terbarunya adalah maksimal 15 mikrogram per kubik untuk harian, dan 5 mikrogram per kubik untuk tahunan. Tapi niiih, saat ini kualitas udara Indonesia masih jauh banget dari standar ideal WHO, di mana hariannya masih di angka 55 mikrogram per kubik, dan tahunannya adalah 15 mikrogram per kubik.
 
Oh no… kok jauh banget bedanya?
Iyaa makanya, hal inilah yang menyulut kontroversi, karena angka standar Indonesia tiga kali lebih rendah dari standar aman yang disarankan WHO. Terus hal ini juga sebenernya makin mengancam masa depan guys, secara menurut Guru Besar FKM UI Prof. Budi Haryanto, kalau kita gak melakukan sesuatu yang revolusioner untuk mengendalikan pencemaran udara di tanah air, maka diprediksi di tahun 2030 nanti polusi udara yang muncul akan 50% lebih tinggi dari polusi udara tahun ini.
 
OMG… Terus kalo kualitas udaranya buruk, efeknya apa?
Yha banyak guys, tapi yang paling kerasa tentunya risiko kesehatan. Jadi, Center for Research on Energy and Clean Air (CREA) bikin simulasi soal dampak kesehatan dengan standar WHO tahun 2005, standar terbaru WHO tahun ini, dan standar Indonesia. Hasilnya, dengan semakin tingginya angka baku mutu yang ditetapkan, maka akan semakin tinggi juga resiko kesehatan masyarakat. Contohnya, dengan standar WHO 2005, angka risiko kematian ditaksir sebanyak 210.128, sedangkan dengan standar WHO 2021 sebanyak 109.063. Nah kalo dengan standar Indonesia saat ini, angkanya bahkan sampe 264.301 gengs. Begitu pula dengan risiko Kesehatan lainnya kayak stroke, kanker paru-paru, gangguan pernapasan, hingga kelahiran prematur.
 
Oh no… So what now?
Sekarang, makin banyak masyarakat yang mulai bergerak dan mendesak ke pemerintah buat menghasilkan kebijakan yang bisa menanggulangi permasalahan soal kualitas udara di Indonesia. Kalo kamu inget kemaren yang pemerintah dinyatakan bersalah karena polusi udara di lingkungan DKI Jakarta, itu salah satunya gengs yang nunjukin kalo kondisi ini emang udah urgent banget. Nah, kalo kamu mau tau lebih lanjut soal isu kualitas udara ini, kamu bisa langsung cek Instagram @bicaraudara dan kamu bisa jadi bagian dari komunitas ini. Cusss!
 
*This is a sponsored content.

Apa bedanya kamu sama penghargaan Nobel?

Kalo kamu gak ada kuota internet, kalo penghargaan nobel enggak ada kuota penerima, baik itu berdasarkan gender dan etnis.
 
Hah gimana?
Hehehe… Jadi ni gengs, kamu pasti ngeh kan kalo sekarang ni lagi musim Penghargaan Nobel dalam berbagai bidang? Iya, kayak Nobel Perdamaian yang dianugerahkan pada jurnalis asal Filipina, Maria Ressa dan asal Rusia Dmitry Muratov, terus Nobel di bidang literatur yang diberikan pada penulis Zanzibar Abdulrazak Gurnah, dll. In a nutshell, Penghargaan Nobel ini adalah award yang bergengsi banget yang udah berlangsung sejak tahun 1901. Adapun kategorinya ada di bidang perdamaian, literatur, kedokteran, kimia, fisika, dan ekonomi.
 
OK…
Nah baru aja kemarin ni gengs, Kepala Royal Swedish Academy of Sciences Göran Hansson yang merupakan panitia Nobel Prize bilang bahwa lembaganya enggak akan memberlakukan sistem kuota bagi para pemenang penghargaan bergengsi tersebut. Dalam keterangannya, Hansson bilang bahwa dia pengen setiap penerima mendapatkan penghargaan karena mereka udah melakukan penemuan penting bagi masyarakat, bukan gara-gara jenis kelaminnya apa, atau etnisnya apa.
Advertisement
 
Tapi emang sebelumnya mau ada sistem kuota ini?
Iya, makin ke sini, seruan supaya panitia Nobel menggunakan sistem kuota ini makin terdengar keras gengs. Bukan apa-apa, soalnya, penghargaan Nobel ini dikenal dengan ketimpangan gendernya yang ketara banget, di mana rasio pemenang perempuan jauh lebih sedikit daripada laki-laki. Kayak tahun ini cuma Maria Ressa yang merupakan jurnalis Filipina satu-satunya perempuan yang dianugerahi penghargaan Nobel.
 
Wew… Tahun-tahun sebelumnya emang gimana?
Tahun lalu sih masih mending gengs, ada tiga perempuan yang nerima penghargaan Nobel. Tapi sejak pertama kali dimulai pada tahun 1901, cuma ada 59 perempuan yang udah dianugerahi penghargaan ini. Angka ini cuma 6,2 persen dari seluruh total penerima penghargaan Nobel. Karena ketimpangan inilah makanya komite Nobel sering didorong buat ngelakuin affirmative action kayak penambahan kuota khusus ini, baik dari segi nominasi maupun pemenang.
 
Hmmm ya terus kenapa gak jadi ditambahin kuota?
Ya karena itu tadi gengs, komite lebih mau orang-orang yang emang pantes dapet penghargaan aja yang dinominasiin, regardless of gender and ethnicity. Hansson bilang kalo ketimpangan ini emang masalah besar di masyarakat yang gak adil dan butuh banyak perbaikan. Tapi, Hansson juga bilang kalo komitenya bakal memastikan kalo semua perempuan yang pantes dapet penghargaan bakal dikasih kesempatan yang sama dan bakal ada effort yang signifikan buat nge-encourage para perempuan yang pantas buat menerima penghargaan masuk nominasi.
 
Anyone saying anything? 
Yep, ada ahli fisika Laurie Winkless yang berasal dari Selandia Baru yang bilang “disappointed but not surprised” kalo komite ini masih outdated dari segi metode dan cara berpikirnya. Menurut doi, masih banyak para ilmuwan perempuan yang hasil karyanya penting banget tapi belom pernah dapet penghargaan kayak Jocelyn Bell Burnell, Rosalind Franklin, Lise Meitner, dan Chien-Shiung Wu.
 
I see. Anything else?
Tahun lalu ni gengs, ada tiga perempuan yang dianugerahi penghargaan nobel, yakni Emmanuelle Charpentier dan Jennifer Doudna di bidang kimia atas hasil karya mereka di bidang teknologi gene-editing. Satu lagi ada ahli astronomi Andrea Ghez yang di bidang fisika bersama dua ilmuwan laki-laki lainnya atas hasil riset mereka terhadap black hole. Selain itu, Marie Curie merupakan satu-satunya perempuan yang dapet penghargaan Nobel lebih dari sekali. Yang pertama di tahun 1903 di mana Curie juga jadi penerima Nobel perempuan pertama, dan tahun 1911 doi menang lagi.

When this October turned out to be a lucky month for you…

Bitcoin can relate.
 
Calling aaaall crypto lovers, karena bulan Oktober ini jadi bulan yang mendatangkan cuan-cuan-cuan buat kamu guys! Hal ini karena nilai harga aset kripto yang naik terus, di mana pada hari Senin kemaren, harga Bitcoin tembus sampe di angka 57.000 dolar AS, atau setara Rp808.784.400,00. Adapun perkembangan positif ini udah berlangsung sejak dua minggu terakhir ini.
 
FYI, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada naiknya tren harga bitcoin ini guys. Salah satunya adalah kabar baik dari pimpinan Federal Reserve AS Jerome Powell yang bilang kalo pihaknya gak ada niatan mau nge-ban Bitcoin di AS. Menurut Ned Davis Research, hal ini bikin para investor Bitcoin makin semangat investasi deh.
 
Tapi, nasib serupa gak dialami sama aset kripto lainnya. Per siang kemaren, harga sebagian besar aset kripto selama hari Senin ke Selasa siang terpantau turun terus ni gengs. Dari 10 besar aset kripto dengan valuasi terbesar, cuma Bitcoin yang terpantau warnanya hijau alias naik.
 
Nah, mumpung kemaren 10.10, gak cuma e-commerce aja loh yang punya promo. Kamu bisa investasi Bitcoin mumpung harganya lagi naik terus di sini. Serunya lagi, sekarang ada promo cashback 10% maksimal Rp100.000 dalam bentuk USDT yang bisa kamu dapetin dengan beli koin apa aja senilai minimal satu juta rupiah! Periodenya masih sampe hari ini kok gengs, jadi cuuus langsung investasi!
 
*This is a sponsored content.

“Yang posting admin saya,”

Gitu guys kata MenPAN-RB Tjahjo Kumolo pas menjelaskan soal insiden salah posting foto hoax ‘Jalan Tol Cisumdawu’ yang sempat di-upload-nya di Twitter beberapa waktu lalu. Pak Tjahjo bilang, fotonya dikira merupakan Tol Cisumdawu yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa karena emang dinilai mirip. Namun ternyata, itu adalah foto jalan tol di Turki. Atas insiden ini, Pak Tjahjo juga udah minta maaf.

We’re wondering how’s the admin doing today…


Announcement


Thanks to Nanda Aditya for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Ajak-ajak yuk!

Yep, kamu bakal langsung dapet merchandise eksklusif dari Catch Me Up! kalo kamu ngajak teman-teman kamu berlangganan! Caranya gampang banget, kamu tinggal klik link di bawah ini dan mulai deh, sebar-sebar referral code kamu ke teman, sodara, gebetan, rekan kantor, pokoknya siapa aja boleee….

Atau, kamu juga bisa langsung nge-klik share button di bawah ini! Kumpulin terus referral kamu untuk dapetin merchandise-nya ya! Gratis!


Catch Me Up! recommendations

Wednesday could be quite boring for some people, including your SO. So, why don’t you send them some love quotes just because? Here, and thank us later.

Angel’s Stories

1. Cuma mau berterima kasih sama admin Catch Me Up! yang udah konsisten ngasih informasi yang berguna, dan konten yang berkualitas. Aku suka banget baca section Angel’s Stories karena itu bikin mood aku happy, dan percaya bahwa orang baik itu memang ada. Semangat terus ya, mimin!
-Anonymous-
 
2. Karena suntuk banget sama kerjaan dan stres sama deadline yang nggak abis-abis, ditambah ngeliat temen-temen di sosial media yang hidupnya keliatan sempurnaaa banget, aku kemudian memutuskan untuk logout social media dulu. Menurutku, ini penting supaya mental health-ku nggak terpengaruh, apalagi dalam kondisi pandemi begini. Setelah semingguan menjalani socmed detox ini, aku merasa jauuh lebih sehat dan nggak anxious lagi. Jadi, aku mau berterima kasih sama diriku sendiri yang tahu kapan harus berhenti, meminta pertolongan, atau lanjut terus berjuang. Buat teman-teman yang baca, please take care of your mental health ya!
-RR di kota B-
 
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!)
Advertisement