Stafsus Milenial Maladministrasi

658

When you wish to hit the unsend button…

Gambar: kompas.com

Andi Taufan can relate.
You must have heard his name more often yesterday than hearing your mom telling you to clean your room lately. Yep, jadi kenalin, Andi Taufan Garuda Putra, staf khusus millennial yang kemarin jadi pembahasan hangat di berbagai media.

I am not really following the news. What is it about?
Well, jadi Taufan ini adalah salah satu dari tujuh orang staf khusus millennial yang ditunjuk langsung sama Pak Jokowi untuk ikut bantu-bantu di pemerintahan. Nah, sebelum jadi stafsus millennial, Taufan ini adalah CEO dan founder dari perusahaan keuangan yang ngehubungin pelaku usaha mikro sama pemodal secara online. Nama perusahaannya, Amartha.

Ok, terus…
Nah kemarin, beredar surat bertanggal 1 April dan ber-kop Sekretariat Kabinet (Setkab) yang ditandatangani Taufan dan ditujukan buat camat di seluruh Indonesia. Isinya, Taufan menjelaskan bahwa saat ini, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi lagi ada program namanya “Relawan Desa Lawan Covid-19”, dan untuk menjalankan program ini, maka Amartha, which is perusahaannya sendiri, udah menyampaikan komitmennya untuk turut berpartisipasi.

Whoaaaa…
Yep, terkait suratnya ini, Taufan kemudian menuai kritikan karena dinilai berpotensi konflik kepentingan. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Egi Primayogha bahkan mendorong Taufan untuk dicopot aja dari jabatannya, karena selain berpotensi konflik kepentingan, surat itu juga dinilai nggak berpegang pada prinsip etika publik.

Advertisement

I want to know what the Ombudsman says about this…
Menurut anggota Ombudsman RI Alvin Lie sih, tindakan Taufan ini termasuk ke dalam kategori maladministrasi karena:

  • Mengirim surat atas nama pribadi dengan kop Sekretariat Kabinet.
  • Telah melampaui kewenangannya sebagai staf khusus milenial presiden. Tugas staf khusus presiden adalah memberikan masukan kepada presiden.
  • Staf khusus tidak mempunyai kewenangan eksekutif apalagi membuat surat edaran ke luar.
  • Dapat menunjukkan adanya konflik kepentingan karena perusahaan Amartha merupakan perusahaan pribadi Taufan.

Well, I believe Taufan has a say…
Yep, nggak lama abis suratnya itu beredar, Taufan langsung menyampaikan permintaan maaf. Dia juga menjelaskan bahwa surat itu bersifat pemberitahuan aja, dan dia sebenernya bertujuan baik, yaitu supaya penanggulangan Covid-19 di tingkat desa bisa dilakukan dengan cepat melalui dukungan dari tim Amartha yang dipimpinnya.

And what about his boss?
Pak Jokowi you mean? Well, pihak Istana sih bilang bahwa Taufan udah ditegur keras karena suratnya itu. Terus kalo soal mundur, ya itu wewenangnya Pak Jokowi karena soal stafsus millennial ini adalah hak prerogatifnya presiden.

Advertisement