Megawati Mengajukan Diri Jadi Amicus Curiae, Setengah Populasi Myanmar Hidup Miskin, Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Demo Bela Palestina di AS

13

Good morning

Welcome back to our email and just a gentle reminder… it’s Thursday. Meaning, you’re just a day away from the weekend. Now, if the weather has been a little bit wet for you, remember to always take your vitamins daily and stay warm. Happy reading!

While we’re waiting for Putusan MK….

Meet: amicus curiae.
Yoi. Kita tinggal menghitung hari aja nih guys sampai putusan Mahkamah Konstitusi aka MK soal Hasil Pilpres 2024. Nah yang terbaru adalah soal Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri yang kemaren ngajuin diri buat jadi amicus curiae dalam perkara sengketa pilpres ini. Apaan tuh amicus curiae? Bedanya sama Mie Kari apaan? Dan gimana respons ketiga kubu mengenai permintaan ini? Let’s talk about it.
 
Tell me.
You got it. Now everybody meet: amicus curiae. Pls take a note amicus curiae ini bukan varian mie kari yang bisa kamu makan di after office-date itu ya, guys. Biar lebih gampang, let’s call amicus curiae ini “Sahabat Pengadilan” from now on. Adapun sahabat pengadilan ini dikenal sebagai salah satu konsep hukum yang melibatkan pihak ketiga buat memberikan masukan dalam suatu perkara di persidangan.
 
Okay….
Jadi kalau ada perkara nih yang harus diputus vonisnya sama hakim, sahabat pengadilan ini bisa kasih masukan, “Mending kamu pikirin dari sisi ABCD deh” atau “Kamu tahu nggak sih, padahal si A tuh blablabla.” Secara, namanya aja ‘Sahabat pengadilan’ ygy, ya bertindak sebagai sahabat lah di sini. Selain itu, sahabat pengadilan bisa juga kasih keterangan atau membantu proses pemeriksaan. Adapun para amicus curiae ini bisa siapa aja, bisa individu, kelompok, atau organisasi.
 
Go on…
Nah balik lagi ke sengketa MK, setelah melewati berbagai prosesi di pengadilan, maka MK rencananya bakal membacakan putusannya pada 22 April mendatang. Counting the days banget kan? Tapi guys, di waktu-waktu injury time gini, justru rame banget ada satu orang yang mengajukan diri menjadi amicus curiae atau sahabat pengadilan untuk perkara sengketa pilpres. Yep, it’s none other than: Presiden ke-5 RI dan juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
 
Bu Mega banget???
Yep. Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto Selasa (16/4) lalu mewakili Bu Mega menyerahkan berkas pengajuannya ke Gedung MK. Dalam keterangannya, Pak Hasto bilang Bu Mega dengan kesadaran penuh menyampaikan surat ini dengan statusnya sebagai warga negara Indonesia dan bukan sebagai Ketum partai pengusung salah satu paslon dalam kontestasi Pilpres. Lebih lanjut, Pak Hasto ada bilang gini, “Ibu Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan tidak akan mengintervensi kedaulatan Hakim MK. Kami hanya menyampaikan perasaan, pikiran, dan perasaan bagaimana negara ini dibangun.”
 
Gimme all the details…
Jadi dalam dokumennya mengajukan diri sebagai sahabat pengadilan, Bu Mega memaparkan pendapatnya yang diberi judul Kenegarawanan Hakim Mahkamah Konstitusi. Banyak hal yang Bu Mega point out di situ, guys. Mulai dari gimana peran MK sebagai lembaga penjaga demokrasi, terus Pilpres 2024 yang dinilai curang banget, sampai penyalahgunaan kekuasaan Presiden.
 
WOW Bold…
Nggak sampai di situ. Bu Mega juga menyebut, “Ketukan palu hakim Mahkamah Konstitusi selanjutnya akan menjadi pertanda antara memilih kegelapan demokrasi atau menjadi fajar keadilan bagi rakyat dan negara,” katanya gitu. Nah gongnya ada di tulisan tangannya Bu Mega yang dititip bareng sama dokumen ini, guys. Yep, ada sepucuk surat bunyinya gini nih:
Rakyat Indonesia jang tercinta! Marilah kita berdoa: semoga ketuk palu Mahkamah KONSTITUSI bukan merupakan PALU GODAM melainkan PALU EMAS, seperti kata Ibu Kartini (1911): “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” sehingga FAJAR DEMOKRASI yang telah kita perjuangkan dari dulu TIMBUL kembali dan akan DIINGAT TERUS MENERUS oleh GENERASI BANGSA INDONESIA.
 
TBL TBL TBL.
Well, terus ternyata Bu Mega ini nggak sendirian dalam upaya mengajukan diri jadi sahabat pengadilan. Sampe berita ini ditulis, udah ada puluhan pihak yang juga rame-rame ngajuin diri jadi sahabat pengadilan. Total udah ada 22 pihak mulai dari perseorangan, kolektif, sampe organisasi yang ngajuin diri jadi sahabat pengadilan di sengketa Pilpres MK. Mulai dari BEM FH UGM, UNDIP, UNAIR, dan UNPAD, terus ada juga eks Ketua KPK Abraham Samad cs, sampe nama Rizieq Shihab cs pun juga ada.
 
Anyone said something about it?
Banyak, guys. Tapi kita mulai dulu dari Mas Anies Baswedan yang Selasa kemarin bilang kalo pengajuan diri Bu Mega jadi sahabat persidangan tuh menandakan kondisi Tanah Air kita lagi nggak baik-baik aja. Kata Mas Anies, “Ini menggambarkan bahwa situasinya memang amat serius.” Meanwhile di tempat lain Mas Ganjar juga merespon langkah Bu Mega dalam pengajuan dirinya menjadi sahabat persidangan dengan bilang, “Momentum yang luar biasa buat MK untuk tidak membuat April Mop tapi memperingati apa yang pernah dilakukan oleh seorang Kartini, habis gelap terbitlah terang.”
 
Okey, kalo kata tim Prabowo-Gibran gimana?
Nggak kayak Mas Anies or Mas Ganjar yang kasih feedback positif buat surat sahabat pengadilan dari Bu Mega, pihak kuasa hukum Prabowo-Gibran justru mengkritik langkah Ketum PDIP ini. Hal ini disampein langsung sama kuasa hukum Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan yang Selasa kemarin yang menilai permohonan sahabat pengadilan mestinya bukan berasal dari pihak di dalam perkara. Kata Bang Otto, status Bu Mega as ketum PDIP nggak bisa dilepaskan dari gugatan sengketa Pilpres yang sekarang ini masih berjalan dalam tubuh MK. Cuma ya gitu, Bang Otto sendiri masih nggak mau menyimpulkan apakah permohonan sahabat pengadilan Bu Mega bakal ditolak sama MK atau engga.
 
Now let me hear it from MK itself
You got it. Jadi setelah Bu Mega ngajuin diri sebagai sahabat pengadilan ke MK terkait sengketa Pilpres 2024, kemarin banget nih Hakim Konstitusi, Enny Nurbaningsih buka suara kalo pihaknya sedang mendalami seluruh dokumen yang dikirim ke MK hingga 16 April 2024 pukul empat sore. Dengan kata lain, pengajuan sahabat pengadilan yang dikirim ke MK lewat dari Senin kemarin tuh nggak akan dipertimbangin dalam Rapat Permusyawaratan Hakim. Senada sama Bu Enny, Jubir MK Fajar Laksono juga bilang kalo MK tetap akan menerima permohonan sahabat pengadilan tapi nggak akan dipertimbangkan oleh majelis hakim.
 
Got it. Anything else I should know?
Jadi rame-rame soal sahabat pengadilan ini udah mulai terjadi sejak Maret lalu, di mana pas itu ada 303 akademisi dan tokoh masyarakat sipil yang juga mengirimkan surat sahabat pengadilan. You can name it lah, beberapa tokoh mulai dari Butet, Gunawan Muhammad, sampe Agus Noor pada ngirimin surat sahabat pengadilan ke MK. Kebanyakan sih seruat sahabat pengadilan ini ditujukan atas dorongan untuk mengawal jalannya demokrasi serta Hakim MK bisa memeriksa perkara secara menyeluruh.

When our neighbour is not okay…

We’re talking about Myanmar, yang hampir setengah dari populasinya hidup di bawah garis kemiskinan. 
Hiks iya guys, dan yang sedihnya lagi, kemiskinan ini disebabkan oleh perang saudara yang totally preventable, tapi udah terjadi di sana sejak 2021 lalu hingga sekarang. Akibat perang ini, update terbaru dari PBB menyebutkan bahwa 49,7 persen penduduk Myanmar hanya hidup dengan US$0,7 atau sekitar Rp12 ribu doang setiap harinya.
 
Ya Allah….
Iya sedih banget kan, guys? Nah, in case you’re not following, jadi Myanmar itu tetangga yaaang… agak susah diatur sih, jujur. Mereka lama ada di bawah rezim militer, terus demokrasi bentar di bawah Aung San Suu Kyi, eh terus doi dikudeta oleh militer dan kini militer berkuasa lagi. Let alone isu Rohingya yang juga berasal dari Myanmar, di mana mereka juga ga bisa handle masalahnya dan malah jadi isu yang melebar ke banyak negara tetangganya di ASEAN, termasuk kita.
 
Hmmmm iya ugha, ribet.
Nah today, let’s zoom in on: Kudeta militer yang bikin hampir 50% penduduk Myanmar berada di bawah garis kemiskinan. It all started in February 2021, di mana saat negara lain masih sibuk menghadapi covid-19, militer Myanmar justru melakukan pendudukan atas gedung parlemen yang saat itu dikuasai oleh pemerintah demokrasi di bawah Suu Kyi. Kelompok militer ini ngotot bahwa mereka harus kembali memimpin Myanmar, despite the fact that pada pemilu sebelumnya di november 2020, partainya Suu Kyi menang telak.
 
Go on…
Nah setelah junta militer ini kembali berkuasa, warga Myanmar protes keras dong. Apalagi ternyata Suu Kyi ditahan jadi tahanan kota dengan tuduhan yang banyak dan ngga masuk akal, kayak kepemilikan walkie talkie (?). Protes warga ini kemudian dihadapi dengan kekerasan oleh junta militer, di mana mereka sampe ngerahin serangan udara, pembakaran desa, pemenggalan, sampe mutilasi ke orang-orang yang mereka anggap sebagai pemberontak pro demokrasi.
 
HAHHHHH?!
Shocked kan? Apalagi teror dari paramiliter buat orang-orang yang pro demokrasi ini bener-bener gila. Iya segila orang-orang yang dipersekusi lewat berbagai macem siksaan sebelum akhirnya dibakar hidup-hidup. Hal ini udah beberap kali terjadi dan videonya pun udah rame di sosmed dari beberapa waktu yang lalu. Salah satunya terjadi di Desa Nyaung Pin Thar yang ada di Kawasan Bago, Myanmar di mana para warga di sana dibakar hidup-hidup pada Mei 2023 lalu.
 
Sakjiw
Ya memang. Lebih sedih lagi, perang saudara ini berlangsung terus hingga sekarang, di mana hal ini tentunya bikin warga Myanmar hidup penuh teror dan serba kekurangan banget. Soalnya dari tiga tahun perang saudara ini, udah ada sekitar tiga juta penduduk Myanmar yang terpaksa ninggalin tempat tinggalnya dan hidup sebagai pengungsi. Myanmar yang sebelumnya punya pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia aja kini kondisinya memprihatinkan banget dengan udah nggak adanya kelas ekonomi menengah di Myanmar.
 
Mereka jadi pada jatuh miskin yah?
Yep bener banget. Bayangin aja deh, Myanmar yang dulunya jadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara sebesar enam persen serta udah mengurangi separuh tingkat kemiskinan rakyatnya dari 48,2 persen pada 2005 dan tinggal jadi 24,8 persen pada 2017 lalu justru jadi makin miskin karena kudeta. Hal ini di-confirm langsung sama laporan dari UN Development Program aka UNDP yang bilang kalo hampir setengah dari 54 juta penduduk Myanmar berada di bawah garis kemiskinan dengan rata-rata pendapatan perbulan masyarakatnya cuma di angka USD40,6 atau sekitar Rp650 ribu, guys.
 
Nggak nyampe ⅓ UMR Jogja nggak tuh.
Iya lagi. Temuan ini juga lanjut di-confirm sama direktur regional UNDP Asia, Kanni Wignaraja yang bilang kalo masyarakat kelas menengah di Myanmar bener-bener udah nggak ada lagi. Padahal, kelas menengah inilah yang biasanya menggerakkan ekonomi dari yang bawah ke atas. Semuanya gara-gara adanya perang saudara yang dilakuin pas pandemi covid-19. In his words, Kanni ada bilang, “The very scary thing are those surviving now at just a bare subsistence level. So, the depth of poverty is huge.”
 
OMG so sad 🙁
Of course. Soalnya dampak ekonomi dari perang saudara ini benar-benar dirasakan warga, whether or not they live in the conflict area. Misalnya aja, nilai mata uang Myanmar, kyat yang sekarang ini anjlok dua kali lipat sejak akhir 2020 kemarin (MMK1200 pada Oktober 2020 jadi MMK2100 pada April 2024 untuk USD1), harga sembako juga kian melejit, hingga pada cabutnya investor asing dari Myanmar karena instabilitas politik yang menyebabkan angka pengangguran meroket.
 
Segitu parahnya ya…
Iya, guys. Kondisi ini kemudian diperparah dengan situasi pandemi covid-19 yang bikin masyarakat Myanmar susah banget buat bekerja. Lha gimana, pas itu bisnis-bisnis banyak yang gulung tikar akibat nggak stabilnya ekonomi Myanmar. Terus banyak masyarakat di sana yang kena PHK dan menganggur dalam waktu yang lama. Jadi yha nggak heran kalo sekarang rata-rata pendapatan perbulan masyarakat Myanmar jadi sekecil itu.
 
Huft:(( anything else I should know?
Well, sampe sekarang ini Produk Domestik Bruto aka PDB Myanmar yang turun sebesar 18 persen pada pandemi lalu tuh sampe sekarang masih belum pulih, guys. Soalnya emang pas itu, Myanmar lagi bener-bener kena dampak ganda di mana pandemi covid-19 dan kudeta militer terjadi di waktu yang bersamaan. Administrator UNDP, Achim Steiner sampe bilang kalo hal ini terus dibiarin, bisa-bisa krisis keuangan dan kemanusiaan di Myanmar bakal makin memburuk dan dampaknya bakal sampe ke lintas generasi. Makanya kalo kata Steiner sih perlu ada segera intervensi di Myanmar biar hal tersebut nggak terjadi.
 
ASEAN ngapain ASEAN??

Now here’s a full update on…

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.
We got a sad news from Gunung Ruang di Sulawesi Utara yang dari Senin sampe Selasa kemarin mengalami erupsi. Yep, gunung aktif yang ada di Kabupaten Sitaro, Sulut ini dilaporkan pertama kali erupsi pada hari Senin malam dengan kembali disusul pada Selasa dini hari. Akibat erupsi ini, ratusan kepala keluarga yang tinggal di sekitar Gunung Ruang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
 
Tell me everything.
Sure. Jadi udah dari hari H Lebaran kemarin tuh Gunung Ruang ini mencatatkan beberapa gempa vulkanik, guys. Hal ini di-confirm langsung sama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi aka PVMBG yang mencatat jumlah gempa vulkanik di sekitar Gunung Ruang dari tanggal 10-16 April kemarin tuh cenderung meningkat gitu. Mulai dari ada empat kali gempa vulkanik di tanggal 10 April sampe jumlahnya meningkat drastis jadi 691 kali gempa vulkanik pada hari Selasa kemarin.
 
Terus terus.
Ofc gempa vulkanik yang terjadi ratusan kali di sekitar Gunung Ruang ini berkaitan sama aktivitas magma di gunung tersebut. Secara Gunung Ruang ini juga masuk dalam gunung berapi aktif gitu. Dan bener aja, Gunung Ruang akhirnya erupsi eksplosif pada pukul 21.45 WITA dengan estimasi tinggi kolom erupsi sampe dua ribu meter dari puncak gunung tersebut.
 
Geez, tinggi bener.
Yes. Terus guys, erupsi ini nggak cuma terjadi sekali doang. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menyebut bahwa erupsi eksplosif Gunung Ruang kembali terjadi pada Rabu dini hari kemarin pukul 01.08 WITA dengan kolom erupsi setinggi 2.500 meter dan disertai suara gemuruh plus dentuman gitu, guys. Erupsi ini terus terjadi lagi pukul 05.05 WITA dengan kolom erupsi mencapai 1.800 meter.
 
Berarti levelnya juga udah dinaikin yah?
Yep bener banget. Kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari tuh level Gunung Api Ruang udah dinaikin dari Level II Waspada jadi Level III Siaga dari hari Senin pukul empat sore waktu setempat. It means, kenaikan level ini tuh terjadi sebelum adanya erupsi pertama Gunung Raung, guys. Di kesempatan itu, Pak Abdul juga bilang kalo Desa Pumpete dan Desa Patologi yang ada di Pulau Ruang ikut kena dampak dari erupsi ini.
 
So, any victims from this eruption?
Well, so far sih Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan pada Selasa kemarin ada bilang kalo nggak ada korban jiwa dalam erupsi Gunung Ruang ini. Kata Pak Hendra, sekarang ini Pulau Ruang udah dikosongkan dan penduduk udah seluruhnya dievakuasi. Total ada 272 kepala keluarga atau 838 warga yang udah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. 
 
Pada dievakuasi ke mana tuh?
Lokasinya ofc ada di beberapa tempat di luar Pulau Ruang. Soalnya emang Pak Wafid sendiri bilang kalo masyarakat buat sementara waktu ini dilarang mendekati Gunung Ruang dengan radius empat kilometer dari pusat kawat aktif. So, masyarakat di sana pada dievakuasi pake dua unit kapal ferry KMP Lokong Banua dan KMP Lohoraung plus ditambah beberapa perahu penyeberangan milik warga.
 
Got it. Anything else I should know?
FYI, Gunung Ruang di Sulawesi Utara udah lama banget nggak erupsi, guys. Gunung ini terakhir erupsi ada tahun 2002, which means gunungnya udah tertidur selama 22 tahun! Nah karena masih aktifnya status erupsi Gunung Ruang, pemerintah daerah setempat lewat Bupati Sitaro udah netapin Status Tanggap Darurat selama 14 hari mulai dari 16-29 April mendatang.

When you want to stand on the right side of history…Meet: Americans

Guys, gedeg ga sih sama kebijakannya Amerika Serikat di bawah Joe Biden yang hipokrit banget dalam kasus genosida di Gaza? Iya, PBB mau gencatan senjata mereka veto mulu, sekalinya ga veto, AS nih terus-terusan ngirim senjata ke Israel untuk ngemodalin negara Yahudi itu membantai warga Palestina. Kek, mau lu apa, Bideeeen?
 
Nah ternyata, bukan kita doang kok yang gedeg sama kebijakan pemerintah Amerika Serikat ini, tapi warga mereka sendiri juga. Kalo demo sih udah biasa lah ya guys, warga Amerika Serikat tuh dari awal genosida terjadi udah banyak yang turun ke jalanan kayak di New York, Boston, California dll untuk menyampaikan protesnya. Nah tapi yang terbaru nih, Senin kemarin banget, para aktivis pro-Palestina turun ke Golden Gate Bridge yang ada di San Francisco untuk menyatakan protesnya. Aksi ini tentunya bikin jalanan macet, apalagi jembatan Golden Gate itu merupakan salah satu sarana lalu lintas penting di SF. Akibat aksinya ini, 250 orang pemprotes ditahan polisi.
 
Ga cuma di jembatan, para aktivis ini juga memblok akses ke bandara, kayak yang terjadi di Bandara O’Hare Chicago dan Bandara Seattle-Tacoma. Tuntutannya sama, mereka mendesak Biden supaya menghentikan serangan Israel ke Gaza dan jangan pake duit pajak warga buat melancarkan pembantaian ke anak-anak Palestina.
 
Pro tip: Need some fun entertainment on this gloomy Thursday? Buka kolom komen di postingan IG-nya Joe Biden deh. Postingannya yang mana aja bebas. Bebas banget. Thank us later 😉

“Tak usah sia-siakan waktu,”

Gitu guys kata politisi PDI Perjuangan Sumatera Utara Aswan Jaya pas ngomentarin soal kabar yang menyebutkan bahwa Wali Kota Medan Bobby Nasution bakal tetap mengambil formulir Pemilu Gubernur Sumatera Utara lewat PDIP. Padahal, doi udah di-blacklist. Jadi kata Bang Aswan, gausah lah Bobby menyia-nyiakan waktu dan energinya di PDIP, karena udah pasti ditolak. Jadi silakan dari partai lain aja gitu…
 
Now you know who else is feeling done with dramas…

Announcement


No one bought us coffee today 🙂

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

Want to reduce your carbon footprint? Try composting.