Rekapitulasi Pemungutan Suara KPU

25

Who’s still not leaving…. just yet?

Rekapitulasi pemungutan suara KPU.
Yoi guys, kalo kamu pikir pemilu udah selesai as you cast your ballot, you can think again karena jujur sih belom. Belooom, pemilu belom selesai karena Komisi Pemilihan Umum aka KPU masih ngitung suara dari ballot-ballot kamu itu. Yep, proses penghitungan suara aka rekapitulasi suara KPU saat ini masih berjalan, dan just like any other thing in this country, it’s full of drama. Ada yang ngaret dari deadline sampe malah ricuh di tengah sidang pleno. Pusing-pusing dah tuh KPU.
 
Hold on, I need some background.
You got it. To give you some context, kamu tentu masih inget dong kalo hari Valentine kemarin tuh barengan sama pemungutan suara Pemilu buat calon presiden dan calon legislatif se-Indonesia. Nah after pemungutan suara selesai dan masing-masing petugas KPPS juga udah clear menghitung suara di tiap TPS, next giliran KPU nih yang bakal merekapitulasi hasil penghitungan suara dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan lanjut ke nasional.
 
Alurnya panjang ugha, ya.
Lumayan, guys. Makanya udah dari sehari setelah Pemilu, which was 15 Februari kemarin, KPU mulai merekapitulasi hasil penghitungan suara step by step. Soalnya yha KPU sendiri punya deadline dalam tahapan rekapitulasi penghitungan suara paling lambat sampe 20 Maret besok. Nah update-nya, sekarang ini beberapa provinsi di Indonesia udah selesai melakukan rapat rekapitulasi Pemilu 2024 yang hasilnya udah disahkan lewat rekapitulasi nasional.
 
Mana aja tuh?
Jadi pada Sabtu dan Senin kemarin, Ketua KPU Hasyim Asy’ari udah mengesahkan secara berturut-turut perolehan suara Pilpres di Provinsi Sumatra Selatan dan Lampung. Di Sumsel, pasangan Prabowo-Gibran dapet suara paling banyak dengan 3.649.651 suara disusul Anies-Muhaimin dengan 997.299 suara dan Ganjar-Mahfud dengan 606.681 suara. Nggak jauh beda sama di Sumsel, perolehan suara Pilpres di Lampung juga dimenangkan sama pasangan Prabowo-Gibran dengan 3.554.310 suara disusul Anies-Muhaimin dengan 791.892 suara serta Ganjar-Mahfud dengan 764.486 suara.
 
Kalo hasil provinsi lain gimana nih?
Masih pada ongoing nih, guys. Soalnya ya rekapitulasi penghitungan suara di tingkat provinsi ini tuh relatif banyak banget dan berlangsung sampe berhari-hari. Malahan nggak jarang beberapa wilayah sampe menskors rekapitulasi pemungutan suara mereka karena ada kendala problem yang belum bisa diselesaikan. Kayak yang terjadi di Jawa Barat di mana rapat rekapitulasi suara Provinsi Jabar yang harusnya selesai dari hari Minggu kemarin justru diskors hingga batas waktu yang nggak ditentukan. Hal ini terjadi setelah penghitungan suara di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi ternyata belum juga selesai, guys.
 
Bekasi kenapa deh?
Well, jadi Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi ini tuh belum selesai ngelakuin penghitungan suara di wilayahnya, guys. Jadi ya kedua wilayah ini belum ngumpulin laporan perolehan suaranya ke tingkat provinsi, gitu. Sejak hari Minggu kemarin, Kota Bekasi masih harus menuntaskan rekapitulasi di tiga kecamatan, meanwhile
Advertisement
 Kabupaten Bekasi masih belum selesai melakukan rekapitulasi suara di sepuluh desa. Kata KPU Jawa Barat sih, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi baru bisa menyanggupi menuntaskan penetapan suara pada Jumat besok.
 
Duh, bikin molor aja dah.
Jujur, masih mending nih cuma molor doang. Soalnya rapat pleno KPU di Maluku Utara justru diwarnai kericuhan setelah protes dari saksi parpol soal rekapitulasi penghitungan suara DPR RI Kabupaten Halmahera Selatan. Saksi partai Golkar, Arifin Djafar menilai pihaknya merasa dirugikan akibat berkurangnya suara DPR-RI Partai Golkar di tingkat pleno kabupaten. In his words, Pak Arifin bilang gini, “Golkar berkeyakinan ada 400 suara dari DPR-RI yang hilang.”
 
Banyak weh itu.
Well, kecurangan yang dikeluhkan Golkar ini sebenernya udah dibawa ke Bawaslu Malut. Hal ini di-confirm langsung sama Ketua Bawaslu Malut, Masita Nawawi Gani yang bilang bahwa rapat pleno rekapitulasi KPU Halmahera Selatan sekarang ini tengah dilakukan kajian setelah adanya temuan pelanggaran administrasi, kode etik, hingga pidana. So, Bawaslu Malut sih berharap KPU Malut bisa mengejar kebenaran hakiki lewat penghitungan rekapitulasi yang perlu kembali turun satu tingkat ke bawah.
 
I heard ada yang ricuh sampe banting piring juga yah?
Wkwkwk, you heard it right. Jadi momen ini terjadi pas rapat pleno rekapitulasi KPU di NTB pada hari Minggu kemarin. Para saksi ini emosi karena Bawaslu nggak ada tegas-tegasnya soal dugaan kecurangan yang terjadi di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Keadaan jadi makin chaos saat para saksi mulai melempar gelas, memecahkan piring, sampe menendang meja ketika rapat tengah berlangsung. Untungnya sih, suasana bisa ditenangkan para petugas keamanan dan para saksi yang emosi memilih meninggalkan ruang rapat pleno.
 
Haduh, now wrap it up please.
Berhubung deadline KPU untuk menyelesaikan rekapitulasi suara cuma tinggal beberapa hari lagi yaitu pada 20 Maret mendatang, sekarang ini KPU seolah kejar tayang banget melakukan penghitungan suara lewat rapat pleno dua panel. Penyelenggaraan rapat pleno dua panel sendiri baru mulai kemarin banget di mana kalo kata Ketua KPU, Hasyim Asy’ari sih bilangnya metode dua panel ini bener-bener diperlukan karena KPU tengah menggelar rekapitulasi di delapan provinsi.
Advertisement