Jelang Liburan Pemerintah Mengkaji Kembali Penggunaan Masker

54

Look who’s back in this Christmas and holiday szn..

Everybody meet: Hello, it’s Covid-19 again.
Yep, meskipun sekarang ini udah vibes Natal dan holiday szn banget, kamu tetep perlu menjaga kesehatan, guys. Soalnya kamu sendiri juga pasti udah denger kan kalo kasus Covid-19 tuh emang lagi naik nih. Nggak cuma di Indonesia doang, negara tetangga kita macem Malaysia dan Singapura pun sama. Hal ini juga sampe memicu pemerintah untuk mengkaji kembali kewajiban penggunaan masker.

Tell me everything.
Sure. Jadi udah beberapa bulan ini tuh kasus Covid-19 di berbagai dunia, termasuk Indonesia lagi naik-naiknya nih, guys. Per Selasa kemarin aja, Kementerian Kesehatan lewat kanal Infeksi Emerging mencatat ada 453 kasus konfirmasi Covid-19 dengan satu kasus meninggal dunia. Kalo ditotal, per Selasa kemarin tuh ada 2.548 kasus aktif Covid-19 di Indonesia dengan penambahan kasus sembuh sebanyak 108 orang.
 
Banyak ugha, ya.
Iyesss. Dan ini nggak cuma terjadi di Indonesia doang. Negara tetangga kita macem Malaysia dan Singapura pun juga sama, cenderung lebih parah. Bayangin aja, Dari tanggal 10 sampe 16 Desember kemarin, Malaysia mencatat 20.696 kasus Covid-19 di negaranya. Meanwhile di awal Desember kemarin, Singapura juga sempet mencatat peningkatan tajam jumlah kasus Covid-19 hingga mencapai 56.043 kasus.

WEW….
Well, meskipun jumlahnya relatif lebih banyak dibanding Indonesia, kedua negara tetangga kita tuh mengklaim kalo kasus Covid-19 di sana masih under control nih, guys. Hal ini salah satunya diungkapin sama Menteri Kesehatan Malaysia, Dzulkefly Ahmad yang bilang bahwa jumlah kasus Covid-19 di negaranya nggak sampe membebani fasilitas kesehatan di sana. Tapi ya meskipun gitu, baik Malaysia dan Singapura tetep aware banget sama peningkatan kasus Covid-19 dengan menghimbau penerapan protokol kesehatan termasuk penggunaan masker di dalam ruangan atau di ruang ramai.

Kalo di Indonesia gimana?
Nah kalo di Indonesia sendiri, wacana soal aturan wajib penggunaan masker di ruang publik tuh lagi coba dikaji nih. Awalnya hal ini dateng dari Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani yang bilang kalo Kemenkes perlu buat mengkaji kembali kewajiban penggunaan masker di ruang publik. Buat Ibu Netty, hal ini perlu dilakukan di tengah kasus Covid-19 yang lagi naik menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, Ibu Netty juga bilang, “Segala kebutuhan untuk menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 harus dalam kondisi prima, baik itu faskes, obat, vaksin, alat deteksi, nakes dan sebagainya.”
Advertisement

Emang perlu ada langkah konkret sih.
Yep, betul banget. Hal ini juga diungkapin sama Pakar Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama yang bilang kalo pemerintah Indonesia perlu mengadopsi strategi Singapura dalam merespon peningkatan kasus Covid-19. Beberapa strategi tersebut antara lain memberikan laporan update situasi Covid-19 secara harian, pengetatan penggunaan masker, dan terus mendorong masyarakatnya memenuhi dosis lengkap vaksin Covid-19.

Now I want to hear from our government.
You got it. Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin di hari Minggu kemarin juga menghimbau masyarakat Indonesia buat terapin protokol kesehatan dan melengkapi vaksin Covid-19. Kata Pak BGS, vaksinasi ini penting buat mengurangi risiko keparahan terpapar Covid-19. Beliau juga menyinggung soal rencana vaksin Covid-19 yang akan mulai berbayar di tahun depan. In his words, Pak BGS bilang, “Kalau masih ada stoknya di Puskesmas sekarang itu bisa segera dipakai ya. Kisaran harga (vaksin)nya mungkin nanti ratusan ribu, tapi sekarang kan gratis makanya cepat-cepat aja datang sekarang ke Puskesmas.”

Got it. Anything else I should know?
Well meskipun jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih naik, tapi pihak Kemenkes sendiri masih mengklaim keterisian tempat tidur rumah sakit dalam kondisi aman. Dari data yang didapat Kemenkes, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 sekarang ini tuh baru terisi kurang dari dua persen. FYI aja nih, Indonesia sendiri punya tempat tidur untuk pasien Covid-19 sebanyak 26.613 ranjang, guys.
Advertisement