Tegas Soal LGBT, Malaysia Tuai Pro Kontra

148

When your product got banned…

Because it’s related to LGBT.
Yep sekarang ini emang banyak negara di dunia yang lagi terkotak-kotakan dengan Lesbian Gay Bisexual and Transgender aka LGBT. Ada negara yang pro akan orientasi seksual ini, tapi banyak juga yang sangat konservatif soal ini. Nggak jarang hal ini bikin konflik mereka yang berseberangan atas orientasi ini, ya nggak sih? Termasuk yang belum lama ini terjadi di Malaysia, ketika pada salah satu gigs yang menampilkan grup band The 1975 nekat memprotes aturan konservatif pemerintah Malaysia di panggung soal LGBT. Yup, kalian pasti juga udah tau ending-nya kan, The 1975 harus turun panggung sebelum jadwalnya selesai, gigs-nya dibatalkan, sampai band yang bersangkutan juga nggak jadi datang ke Indonesia.

But
 yeah, Malaysia emang setegas itu sih soal LGBT. Nggak kali itu doang negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim ini bikin heboh terkait larangan LGBT di negaranya. Soalnya bulan Mei lalu, pemerintah Malaysia menggerebek toko jam tangan bermerek Swatch di seluruh Malaysia. Mereka menyita 172 jam tangan “pelangi” yang punya konotasi LGBT. Pemerintah sana sih dengan tegas bilang akan melakukan proses hukum kepada siapa aja yang memakai, menjual, mengimpor, dan mendistribusikan jam tangan ini. Nggak tanggung-tanggung nih, hukuman penjara sampai denda hingga USD4.000 bisa dikenakan jika melanggar aturan ini.
Advertisement
 
Well, langkah pemerintah Malaysia ini tentu aja jadi menuai pro kontra di seluruh negara. Salah satunya adalah CEO Swatch, Nick Hayek Jr. Dia emang mengakui jam tangan yang dimaksud merupakan salah satu koleksi “pride” yang berkonotasi LGBT. Tapi pihaknya juga menentang penyitaan dan aturan yang diterapkan di Malaysia. Nick sih bilangnya warna pelangi di jamnya membawa pesan perdamaian dan cinta aja. Sama sekali nggak ada unsur politik yang dimaksudkan Swatch dalam jam tangan itu. Makanya tuh, Swatch Malaysia akhirnya menuntut secara hukum atas tindakan pemerintah Malaysia yang melakukan penggerebekan di seluruh gerainya. Saat ini proses hukum atas kasus ini sedang berlangsung.
Advertisement