Dakwaan Baru Donald Trump

118

When election drama is not only happening here….

Tapi di Amerika Serikat juga!
Kalau kamu pikir drama Pilpres di Indonesia tuh udah yang paling ribet paling ruwet paling bikin geram, hold your thoughts karena sekarang kita bakal bahas drama Pilpres AS 2020 lalu. Yep, kamu masih inget mantan presiden AS Donald Trump kan? Setelah lengser, doi banyak banget terlilit kasus hukum, guys. Mulai dari didakwa ngerusak dan nyolong aset negara, kasus hukum sama mantan pacar gelapnya, Stormy Daniels, sampe hari Selasa kemaren nih, Departemen Kehakiman AS legit menambah dakwaan baru terhadap Trump, atas apa yang terjadi circa 2020-2021 kemarin.

Tell me. 
Sure. Jadi as we all know, dalam Pilpres AS 2020, Joe Biden tuh kan berhasil menang dan mengalahkan petahan Donald Trump yah. Atas hasil ini, waktu itu Trump ngga terima banget. Doi dengan tegas menolak hasil pemilu dan keukeuh ngotot kalo pemilunya tuh curang. Iya, 1001 cara pokoknya dia lakukan buat membatalkan hasil pilpres tersebut. Puncaknya, di 6 Januari 2021 lalu, Capitol Hill diserang massa pendukung Trump dan end up Trump pun dimakzulkan jabatannya sebagai Presiden AS (Read the full story here).

WOW. Ga bahaya ta?
Ya bahaya banget. Secara Capitol Hill kan kayak DPR-nya kita kan guys. Nah itu diserang tuh sama pendukungnya Trump. Fast forward to now, Departemen Kehakiman AS melalui penasihat khususnya, Jack Smith, menilai Donald Trump ini melanggar banyak undang-undang, hence doi didakwa dengan banyak dakwaan. Yang terbaru, Trump didakwa atas tuduhan mau tetap berkuasa even setelah kalah di Pilpres kemarin.

Duh, Move on pls….
We know, rite. Adapun di samping itu, Trump juga menghadapi dakwaan lain. Kayak dakwaan berkonspirasi ngibulin masyarakat AS, menghalangi proses resmi pemilihan, hingga melakukan konspirasi untuk merampas hak memilih dan melakukan perhitungan suara. Sampai dakwaan lain yang bakal kita bahas secara spesifik di bawah ini. Leggooooo….

Gimme all the details…
Disampaikan oleh jaksa di sana, Trump tuh ‘banyak boongnya’ setelah pemungutan suara di tahun 2020 ini, guys. Dalam keterangannya, jaksa menilai Donald Trump tuh udah ngeklaim pemilihnya dimanipulasi, bahkan mesin penghitungan suaranya juga diutak-atik demi bikin doi kalah. In that sense, jaksa secara legit menilai klaimnya Trump tuh salah, AND TRUMP KNOWS THAT. Tapi meskipun begitu, tetap aja isunya disebarin. Jadi doi kayak provokator gitu loh, yang bikin suasana jadi nggak kondusif. Eventually, rakyat jadi banyak yang nggak percaya sama hasil election, bahkan marah sama pemerintah hingga menyebabkan terjadinya serangan ke Cpitol Hill.

Go on….
Nggak cuma itu, jaksa juga menilai dalam election kemarin, Trump tuh udah nge-create ‘Pemilih palsu’. Gini gini, di AS, hasil election tuh kan nggak ditentukan berdasarkan direct voters yah, bukan dari suara terbanyak kayak kita gini. Tapi dari suara di masing-masing negara bagian. Nah di case 2020 kemaren, ada tujuh negara bagian yang Trump dinyatakan legit kalah, guy
Advertisement
s. Tapi sama Trump, di saat masyarakat udah vote Biden nih, eh malah disuruh vote lagi dong biar hasilnya naik dan Trump bisa bilang, “Nih menang kan gue.” But still, Senat nggak menganggap suara itu sih, makanya Trump tetap kalah ehehehe.

Jadi dia yang teriak curang, padahal sendirinya curang?
Sort of. Kalo menurut jaksa sih gitu. Nah selain berbagai red flags tadi, Donald Trump dan gengnya juga disebut ‘mengeksploitasi kekerasan dan kekacauan’ hingga menyebabkan serangan Capitol Hill 6 Januari 2021 lalu. Iya, dalam keterangannya, jaksa menilai Trump tuh emang sengaja memprovokasi para pendukungnya untuk menyerang Capitol Hill di mana hasil pilpres bakal ditetapkan. Nah kalau ada ribut-ribut, niatnya Trump hasil pilpres juga bakal ditunda, atau bahkan dibatalkan sama sekali.


Is that it?
Belom selesai, beb. Dalam dakwaannya, jaksa penuntut juga ngomongin masalah Donald Trump VS Ketua Senat pada saat itu yang juga wapresnya, Mike Pence. Kenapa sampai ke Mike Pence, yha karena Mike Pence dinilai sebagai sosok yang paling bisa buat menggagalkan penetapan hasil pilpres. Banyak banget kebuka percakapan Mike Pence sama Trump di situ, termasuk Trump yang terus-terusan minta Pence buat menolak suara yang masuk, tapi nggak ditanggepin kan sama Pence. Abis itu baru doi playing victim lagi dengan nge-tweet kalau petugas election tuh “Terrible people,” katanya. Jadi intinya pas itu, Pence juga udah gerah sama kelakuannya Trump.
 
Geez…so where are we going from here? 
Well, setelah dakwaan dibacakan, penyelidikan terhadap kasus ini masih bakal terus on going, guys. Disampaikan oleh Jack Smith, Departemen Kehakiman bakal make sure siapa pun yang bersalah di sini bakal mempertanggungjawabkan apa yang udah mereka lakukan. Adapun jadwal terdekatnya adalah, Trump bakal menjalani sidang lagi di pengadilan federal di Washington DC hari ini.

Ok. Anything else I should know? 
FYI meskipun di tengah berbagai drama hukum kriminal yang sekarang tengah dihadapi oleh Donald Trump, doi masih tetap bisa banget untuk running for president di pilpres tahun depan, guys. Yha meskipun efeknya bakal ke mana-mana banget dan Trump bakal ketemu banyak obstacles dalam perjalanan pencalonannya, tapi again sesuai konstitusi AS, dia tetap eligible untuk jadi capres, guys. Hal ini karena di AS belum ada aturan yang melarang seorang mantan convicted felony untuk nyampres. Yoi, soalnya kasusnya jarang banget kan…
Advertisement