Gelombang Panas di Eropa Capai 40 Derajat Celsius

114

When heat wave already burned down the forest…

In Southeast Europe.
Kalo belakangan ini kamu ngerasa cuaca lagi puanasss banget, yes kamu nggak sendirian. Soalnya di Eropa gelombang panas emang lagi ganas-ganasnya nih after kebakaran lahan di Eropa Selatan yang beberapa di antaranya masih aja belum kelar sampe sekarang. Gelombang panas ini parah banget guys, bahkan ada banyak negara di Eropa yang mencatatkan suhu panasnya hingga lebih dari 40 derajat Celsius.

WHAT I need some background.
You got it. Jadi udah dari minggu kemarin, beberapa area hutan di Eropa Selatan tuh kebakaran, guys. Mulai dari kebakaran hutan di Kepulauan Canary, Spanyol yang membakar sekitar 4.710 hektar termasuk ngehancurin 20 rumah dan bikin ribuan orang harus mengungsi. Terus di Catania, Italia juga terjadi kebakaran lahan yang bikin beberapa penerbangan setempat ditangguhkan untuk beberapa waktu. Last but not least, kebakaran juga melanda empat tempat sekaligus di Yunani yang bikin ribuan warga dievakuasi karena kebakaran masih berlangsung sampe sekarang.

Kok bisa barengan gitu?
Yes, ini emang agak aneh sih. Tapi kalo kamu ngira hutannya emang sengaja dibakar, that’s definitely not the case. Meskipun emang belum ada pernyataan resmi dari pihak setempat terkait penyebab kebakaran, tapi indikasi gelombang panas ekstrem yang terjadi di Eropa Selatan jadi pemicu kuat munculnya beberapa titik api di sana. Soalnya, World Meteorological Organization mencatatkan bahwa pekan pertama bulan Juli ini merupakan pekan terpanas dunia yang menyentuh suhu global rata-rata 17,24 derajat Celsius.

Wew…
Nah, gelombang panas yang terjadi sekarang sebenernya udah kejadian dari bulan lalu. Menurut European Union’s Copernicus Climate Change Service, di bulan Juni kemarin tuh emang jadi bulan Juni terpanas yang pernah ada. Makanya, nggak aneh kalo gelombang panas ini masih terjadi sampe sekarang, terutama di sebagian besar Eropa. Dampak dari musim panas ekstrim ini juga ngga main-main, karena menyebabkan gelombang panas yang bisa menyulut kebakaran tadi guys. Gelombang panas ini awalnya dinamai ‘Cerberus’ sama komunitas meteorologi Italia yang berarti monster berkepala tiga. Tapi ada juga yang menyebut ‘Charon’ atau tukang perahu yang mengantarkan jiwa ke dunia bawah.

Serem. Emang ‘Cerberus’ ato ‘Charon’ ini sepanas apa sih?
Advertisement
Pokoknya lebih panas dari rata-rata suhu di Indonesia lah. Jadi kalo kamu udah banyak ngeluh ngadepin panas di sini, panas di Eropa tuh udah another level lagi, guys. Soalnya emang baru-baru ini beberapa negara di Eropa lagi mencatatkan suhu panas ekstrem. Kayak yang terjadi di Yunani yang mencapai lebih dari 40 derajat Celsius yang berdampak pada penutupan bangunan bersejarah Akropolis. Malahan di Spanyol, suhu diperkirakan naik sampe di atas 45 derajat Celsius pada Rabu ini.

Sedih banget 🙁
Makanya kan. Banyaknya rekor baru gelombang panas dan terjadinya kebakaran hutan di beberapa wilayah Eropa Selatan ini juga memicu peringatan kesehatan yang serius. Peringatan ini disampaikan oleh kepala perhimpunan ahli lingkungan Italia, Alessandro Miani yang bilang bahwa gelombang panas paling sering memicu kematian pada orang dengan usia lebih dari 80 tahun. Panas yang berlebihan seperti sekarang juga bisa bikin keringat sulit menguap dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya sendiri.

Terus gimana dong?
Ya mau nggak mau, semua stakeholders harus bekerjasama buat ngurangin dampak dari gelombang panas ini. Syukur-syukur bisa tuh secara berangsur nurunin gelombang panas yang terjadi. Kayak yang dibilang pimpinan ilmu perubahan global College London Simon Lewis, peluang untuk mewujudkan masa depan yang layak huni akan hilang kalo jumlah emisi karbon yang ada di dunia nggak berkurang.


Got it, anything else I should know?
Ternyata bukan cuma kali ini aja nih Yunani mengalami kebakaran hutan separah ini. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Yunani selalu mengalami kebakaran hutan di wilayahnya. Di tahun ini, Yunani juga mendapatkan banyak sekali bantuan dari beberapa negara lain kayak Slovakia, Israel, Yordania, sampe Turki untuk menaklukkan api. Ini dilakukan saking masifnya kebakaran di sana yang diperkirakan departemen kebakaran setempat masih berisiko tinggi terjadi di wilayah Rhodes, Evia, dan sebelah timur daratan Yunani.
Advertisement