Rektor Universitas Udayana Bali Jadi Tersangka Korupsi

210

Now, here’s your A to Z update on Udayana’s case…

On curious case of corruption
Soalnya, Rektor Universitas Udayana Bali, Profesor I Nyoman Gde Antara baru aja jadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana sumbangan pengembangan institusi (SPI) mahasiswa baru seleksi jalur mandiri tahun akademik 2018/2019-2022/20223.
 
Okay. Tell me. 
It all started ketika adanya laporan dugaan tindak pidana korupsi yag diterima sama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali. Terus, pihak Kejati juga udah denger tuh soal isu-isu biaya kuliah jalur mandiri di Universitas Udayana. Soalnya emang masalah ini tuh udah lumayan diomongin gitu di antara masyarakat dan mahasiswa di Bali. Makanya, Kejati mulai deh tuh nyelidikan dugaan korupsi dana SPI di Unud. Mulai dari mahasiswa, pegawai, terus Unud juga digeledah sampe ribuan dokumen terkait SPI juga disita.

Terus terus? 
Akhirnya, pihak Kejati netapin tiga pejabat Unud yang jadi tersangka, which is IKB, IMY sama NPS. Mereka diduga ikut memungut biaya tanpa dasar ke calon mahasiswa baru alias maba. Nah, ada sekitar 320 mahasiswa yang jadi korban, dengan rata-rata nilai kerugian Rp10 juta, which makes totalnya jadi sekitar Rp3,8 miliar. Kejati Bali belom menahan para tersangka sih, tapi udah menerbitkan surat pencekalan luar negeri alias jaga-jaga aja gitu.

Lah, Pak Rektornya gimana? 
Nah setelah penyelidikan lebih lanjut, baru deh Rektor Unud, INGA jadi tersangka baru dalam kasus tersebut. Dalam kasus ini, INGA jadi Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Mandiri Tahun Akademik 2018-2022. Kalo menurut penghitungan sementara, INGA diperkirakan menimbulkan keuangan negara sekitar Rp105,39 miliar dan Rp3,94 miliar, dan totalnya jadi Rp109,33 miliar.
Advertisement
 
Whaaaat?
Iya. Terus doi juga diduga merugikan perekonomian negara sebesar Rp334,75 miliar. Jadiii, totalnya sebesar Rp443,9 miliar. Duh, ngeliat duitnya keknya juga belom pernah ya, guys. Pihak Kejati sendiri sebenernya bilang kalo mungkin aja sih masih ada pihak lain yang terlibat dalam kasus ini. Anyway, doi kena Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Kalo dari pasal ini, Pak Rektor terancam hukuman maksimal 20 tahun.

Someone is denying.. 
Tapiiii, Pak Rektor tuh lumayan ngebantah gitu, guys. Dia sih bilangnya menghormati proses hukum dan masih mengkaji statusnya sebagai tersangka. Dia juga ngejelasin kalo pungutan Dana SPI tuh sesuai sama aturan yang berlaku di semua universitas negeri alias PTN dan bukan jadi penentu kelulusan calon mahasiswa baru. Terus, dana SPI itu juga masuk langsung ke rekening negara.

Anything else? 
Gara-gara kasus ini, Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman bilang perlu adanya audit menyeluruh terhadap seluruh PTN terkait penyelenggaraan seleksi jalur mandiri buat para maba. Dia sih menduga kalo ada penyimpangan kaya gini-gini yang terjadi di PTN lainnya. Sebelumnya pada Agustus 2022 lalu, KPK menangkap Rektor Universitas Negeri Lampung Prof Dr Karomani karena diduga menerima suap sebesar Rp5 miliar dari program seleksi mandiri masuk Universitas Negeri Lampung (Simanila) tahun 2022.
Advertisement