Bencara Terkait Air Meningkat 2 Dekade Terakhir

194

When water becomes an issue…

Globally.
Yep, seiring dengan climate change yang makin memburuk, sebuah studi dari para ilmuwan NASA baru-baru ini menemukan bahwa intensitas bencana lingkungan terkait air, kayak kebanyakan air atau banjir, atau kekurangan air aka kekeringan, di seluruh dunia meningkat selama dua dekade terakhir.

Tell me more. 
Well, lewat Jurnal Nature Water, bencana alam terkait air tuh makin sering terjadi dan juga makin luas dan intens, guysAll the way from kekeringan panjang hingga banjir parah. Para ilmuwan juga ngasih tau bahwa peristiwa alam kaya El Nino dan La Nina semakin terus meningkat seiring dengan climate change yang makin memburuk. Tapi, even though mereka udah bisa memprediksi kalo frekuensi banjir dan kekeringan meningkat, tapi tetep aja sulit buat diprediksi dan diukur tingkat keparahannya.

Sedih banget 🙁
Rite. Matthew Rodell, penulis utama studi ini dan ahli hidrologi di NASA Goddard Space Flight Center, menjelaskan bahwa dirinya melakukan penelitian dengan menganalisis soal ukuran, durasi, dan tingkat keparahan peristiwa ekstrem terkait bencana air di seluruh dunia. Nah, ditemukan ada 505 peristiwa basah yang ekstrem dan 551 bencana kering yang juga ekstrem selama 20 tahun, dari 2002 sampe 2021. Even worse, 70 persen kejadian itu berlangsung dalam kurun waktu selama enam bulan.

Kok bisa sih? 
Ya bisa. Para ilmuwan juga nemuin bahwa bencana air ini makin parah dan makin sering terjadi sejak 2015, ketika suhu dunia mencapai rekor paling panasnya. Soalnya kan emang Bumi tuh emang lagi panas-panasnya for the past seven years. Bahkan, Rodell juga makin yakin banget bahwa bencana-bencana terkait air tuh bakal meningkat lagi, lebih besar lagi, lebih sering lagi, dan lebih parah lagi. Ngeri banget gak sih, guys?
 
Yep, it’s scary.
Adapun yang udah pernah kejadian, bencana banjir paling ekstrem selama periode penelitian tuh terjadi di tahun 2000, tepatnya di Afrika sub-Sahara. Waktu itu, hujan lebat parah banget, bahkan sampe berbulan-bulan. Terus, Danau Victoria, which is the biggest in Africa, juga sampe ke level tertingginya. No wonder deh kalo banjirnya sampe merendam rumah, dan infrastruktur penting kaya fasilitas kesehatan dan infrastruktur air minum. Di sisi lain, peristiwa kekeringan paling parah juga pernah terjadi di Brasil dan Venezuela pada 2015 sampe 2016. Bahkan, kekeringan itu sampe berpengaruh ke pembangkit listrik tenaga air.
 
This is such an interesting finding, though. 
Agreed. Apalagi makin diperkuat sama temuan dari ilmuwan PBB yang bilang kalo gara-gara perubahan iklim, bencana kekeringan yang dulunya mungkin cuma terjadi sekali dalam 10 tahun, nah sekarang bisa terjadi 70 persen lebih sering. Terus, hujan deras yang biasanya terjadi setiap 10 tahun, sekarang bisa terjadi 30 persen lebih sering. Serem banget kan. Apalagi, yang baru-baru ini kejadian, di tahun 2022 juga banyak peristiwa ekstrem yang terjadi. Misalnya banjir di Pakistan yang menenggelamkan sepertiga wilayahnya, atau kekeringan parah di Eropa yang bikin beberapa sungai ada di batas terendah dalam sejarah. Atau juga kekeringan parah di California. Soalnya California yang tadinya kekurangan air banget, terus tiba-tiba aja dilanda hujan lebat dan badai salju dalam beberapa bulan terakhir.

 
Terus, maksudnya penelitian ini tuh apa?
Ya, Rodell, as a scientist sih berharap kalo hasil penelitiannya ini tuh bisa bikin orang makin sadar kalo meningkatnya suhu global sedikiiit aja tuh berpengaruh banget buat kondisi dunia. Terus nggak sampe situ aja, tapi ya semua orang juga harus ngelakuin sesuatu buat mencegah pemanasan global yang makin nggak kekontrol.

Got it. Anything else? 
Speaking of water and crisis, menurut data dari UNICEF, empat miliar orang atau hampir dua pertiga populasi di dunia tuh mengalami kelangkaan air yang parah, seenggaknya selama satu bulan setiap tahunnya. Terus, setengah dari populasi dunia tuh bisa aja mengalami kelangkaan air pada awal 2025 di tempat tinggal mereka.
Advertisement