Gagal Ginjal Akut Anak Kembali Teridentifikasi

220

Here we go again with: Gagal Ginjal Akut pada Anak….

Yang kembali teridentifikasi.
Well, lama nggak kedengeran kabarnya, salah satu penyakit yang sempat bikin heboh ayah bunda seluruh Indonesia akhir tahun lalu which is Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal aka GGAPA tuh muncul lagi
Advertisement
guys. Iya, kemarin banget nih, Kementerian Kesehatan RI akhirnya mengkonfirmasi kalau ditemukan dua kasus baru di DKI Jakarta. Makanya BPOM pun langsung ambil sikap deh.

Background pls. 
Sure. Everybody, meet again: Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal aka GGAPA alias Gagal Ginjal Akut. Dari Agustus 2022 lalu, angka kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia tuh diketahui terus meningkat, guys. Mulai dari 131 kasus, terus berkembang lagi jadi 152 kasus, selang beberapa waktu angkanya terus melonjak sampai 200-an dan tersebar di 22 provinsi di Indonesia. Nah yang harus kamu tahu adalah, gagal ginjal akut ini mostly nyerangnya ke anak-anak, guys.

OMG….
Terus, kamu pasti masih inget kan kalau sejak kasus gagal ginjal akut ini rame, berbagai lembaga mulai dari Kementerian Kesehatan, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan aka BPOM, bahkan sampai Polri terus melakukan investigasi dari mana nih asalnya gagal ginjal akut pada anak ini. Adapun dari kesimpulan sementara mereka, penyakit ini bisa muncul gara-gara konsumsi obat, guys. Khususnya obat dalam sediaan sirop di mana tercemar sama senyawa berbahaya yang namanya Etilon Gliikol dan Dietilen Glikol.

Terus terus?
Pokoknya heboh deh kemarin, BPOM bahkan sampai melarang apotek buat ngejualin semua obat dalam sediaan sirop, dokter juga dilarang ngeresepin obat sirop, sambil tetap dilakukan penyidikan dan investigasi terkait dua senyawa berbahaya tadi. Hal ini juga sejalan sama instruksi Presiden Joko Widodo waktu itu yang bilang masalah ini harus cepet diselesaikan. Bener tuh, sejak awal Desember diketahui emang udah nggak ditemukan lagi kasus gagal ginjal akut baru.

Bagus dong?
Wait until you hear about: Kemarin banget nih, Kementerian Kesehatan akhirnya mengkonfirmasi bahwa ditemukan lagi kasus gagal ginjal akut baru di Jakarta, di mana yang satu masih bersifat probable, sedangkan yang satu lagi udah terkonfirmasi terserang GGAPA. Tapi again, sayangnya, kasus konfirmasi GGAPA yang menyerang anak berusia satu tahun ini pada 1 Februari kemarin dinyatakan meninggal dunia.

WHAT????
Iya. Jadi gini ceritanya, awalnya tuh anak usia 1 tahun tadi mengalami demam dari akhir Januari kemarin, guys. Dibeliin obat dong sama orang tuanya, yaitu obat Praxion. Tapi tiga hari berselang, pasien justru mengalami batuk, pilek, demam, dan nggak bisa buang air kecil. Dibawalah ke puskesmas, lalu di puskesmas terus dirujuk lagi ke RS Adhyaksa. Nah karena apa yang dialami si anak ini merupakan gejala gagal ginjal akut, maka RS Adhyaksa coba buat merujuk pasien ke RS Cipto Mangunkusumo.

Kasian bangett.. Terus terus? 
Coba dirujuk ke RSCM tapi orang tuanya nggak mau, akhirnya dibawa pulang lah si anak ini. Terus besokannya, pasien ini lalu dibawa ke RS Polri. Cuman balik lagi, dari RS Polri bilangnya mending dibawa ke RSCM aja supaya dapat perawatan intensif dan dapat terapi fomepizole. Akhirnya dibawa ke RSCM kan. Sayangnya, 3 jam di sana, pasien itu dinyatakan meninggal dunia. Tepatnya di tanggal 1 kemarin, pukul 11 malam :(.

:(((
Terus yang satu lagi ceritanya juga kurang lebih sama, gengs. Diidap anak berusia 7 tahun. Awalnya demam, terus dikasih obat, dibawa ke puskesmas dikasih obat tablet penurun demam, terus dibawa lagi ke klinik dikasih obat racikan, sampai akhirnya dibawa ke RS Kembangan. Puncaknya dirujuk ke RSCM. Sampai saat ini, status pasien masih bersifat probable guys since belum ditemukan adanya senyawa etilen glikol di darah dia. Makanya sekarang pasien juga masih menjalani perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut.


I see
. Terus respons pemerintah gimana dong?
Well, merespons adanya 2 kasus baru gagal ginjal akut ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta sampai sekarang masih menelusuri penyebab dua pasien ini bisa sampe mengidap kondisi tersebut. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI, dr. Dwi Oktavia bilang sekarang pihaknya masih ngumpulin segala informasi, riwayat sakit yang pertamanya, minum obatnya dari mana aja, dll. Nggak cuman itu, Dinkes DKI Jakarta juga lagi ngumpulin sampel dari satu orang yang terserang kondisi ini. “Kalau memang ada riwayat minum obat, sambil tentu paralel dengan proses medis lainnya,” kara Dokter Dwi gitu.

Is that it?
Nggak cuma dari Dinkes, since dua kasus gagal ginjal akut ini ada hubungannya sama obat, maka everybody’s eyes are on Badan Pemeriksa Obat dan Makanan aka BPOM kan. Remember satu pasien meninggal tadi diketahui sempat mengkonsumsi obat PraxionThat being said, kemarin banget nih, BPOM pun gercep mengeluarkan surat perintah buat menghentikan sementara produksi dan distribusi Praxion ini, guys. Bersamaan dengan itu, industri farmasi pemegang izin edar Praxion ini juga udah melakukan voluntary recall aka penarikan obat secara sukarela. Selain itu, BPOM juga terus melakukan investigasi.

Investigasi??
Iya. Jadi bersamaan dengan surat perintah BPOM ini juga, BPOM bakalan melakukan investigasi dari sampel produk obat dan bahan baku dari sisa obat pasien, terus sampel dari peredaran dan tempat produksi, sampai melakukan pemeriksaan ke sarana produksi terkait Cara Pembuatan Obat yang Baik aka CPOB dan diuji coba di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional. Penghentian sementara produksi dan distribusi Praxion ini sendiri bakalan berlaku sampai investigasi selesai dilakukan.

Berarti penyebab gagal ginjal akut ini belum ketahuan ya?
Nah soal itu juga. Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan barengan sama berbagai stakeholder mulai dari BPOM, IDAI, ahli epidemiologi, farmakolog, dan sejumlah ahli lainnya tuh masih terus melakukan penelusuran epidemiologi buat mastiin penyebab pasti dari si gagal ginjal akut ini apa. Terus perlu dipastiin juga faktor risiko yang jadi menyebabkan gagal ginjal akut ini kayak gimana. Bapak-bapak dan ibu-ibu itu terus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dari sampel obat dan darah pasien yang tersedia.

Okay…. 
Tapi di satu sisi, Bareskrim Polri yang diketahui ikut mengawal dan cari tahu kasus ini akhir-akhir ini menetapkan 5 orang tersangka korporasi yang diduga main curang dengan beli cairan yang harusnya buat kelas industri tapi digunakan buat obat. In that sense, nggak sesuai sama standar farmasi dong alias bukan pharmaceutical grade. Nah cairan buat kelas industri yang nggak jelas asal usulnya inilah yang bikin obat-obatan yang beredar tuh jadi tercemar sama senyawa etilen glikol, guys. Sekarang mereka berlima pun udah ditahan…

Got it. Anything else I should know?
Fyi dengan adanya penambahan kasus gagal ginjal akut tahun ini, maka per Minggu kemarin angka gagal ginjal akut di Indonesia udah tercatat sebanyak 326 kasus yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Nah biar nggak nambah lagi nih kasusnya, maka penting banget buat ayah bunda untuk memantau dan menjaga kesehatan si kecil nih. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI, Ngabila Salama bilang masyarakat tuh jangan terlalu responsif dikit-dikit harus minum obat. Padahal ada juga terapi non-obat gitu. Kayak makan minum dan istirahat teratur misalnya, jangan gegabah langsung cari obat, katanya gitu. Kalaupun harus minum obat, ya make sure udah sesuai sama resep dan anjuran dokter aja.
Advertisement