Media Sosial Dilarang Jualan

130

Who’s saying goodbye to ‘Keranjang Kuning‘ really soon?

Us, Indonesians.
Yoi. Say goodbye to keranjang kuning, etalase nomor empat, dan promo-promo turun harga. Karena kemarin banget nih, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut semua fitur jualan yang ada di media sosial bakal dilarang, termasuk fitur di aplikasi kecintaan umat manusia abad ini, TikTok Shop.

WHAT????
Yoi. Jadi as we all know, seiring dengan masifnya perkembangan TikTok, aplikasi asal China ini kan masih menghadapi sejumlah kontroversi even sampai hari ini. Iya, pemerintah di banyak negara tuh masih pada trust issue sama TikTok, guys. Apalagi when it comes to keamanan data pribadi penggunanya di mana katanya sih, data yang didapatkan disebut bakal di-share ke Pemerintah China. In that sense, per hari ini, TikTok udah di-ban di 11 negara, mulai dari AS, Kanada, Inggris, India, Australia, dan sejumlah negara Eropa.
 
Indonesia nggak dong?
Considering banyak content creator di Indonesia pada bermunculan di tengah gempuran TikTok, menurut kamu gimana kalau TikTok di-ban di Indonesia? Ehehehehe. Well, di Indonesia sendiri, pemerintah juga aware sama keamanan data pengguna di TikTok, guys. *Ehem Kominfo, Ehem. Apalagi untuk kepentingan bisnis. In that sense, disampaikan langsung oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, doi bakal segera tandatanganin Peraturan Menteri Perdagangan terbaru di mana media sosial tuh dilarang jualan.

Wait
… Maksudnya TikTok Shop?? 
Ya kalau diliat clue-nya, ‘Media Sosial Dilarang Jualan”, plus yang sekarang lagi rame-ramenya digunakan netizen, yha apalagi nggak siii kalau bukan TikTok Shop. Yep, dalam keterangannya abis Rapat Terbatas bareng Presiden Jokowi kemarin, Pak Zulhas bilangnya media sosial dan e-commerce tuh nggak boleh dirangkap, guys. Nggak boleh di satu platform yang sama gitu. Beliau sih bilangnya hal ini dilakukan buat mencegah penyalahgunaan data pribadi oleh media sosial tersebut.

I’m not following….
Gini gini. Kalau kata Pak Zulhas yang juga ketumnya PAN ini, social media sama e-commerce tuh nggak ada kaitannya, jadi kudu dipisah. Nah kalau udah dipisah nih, maka Pak Zulhas bilang algoritma aplikasi itu bakal lebih proper, nggak dikuasai untuk kepentingan bisnis ceunah. Tapi jangan sedih, masih dari keterangan Pak Zulhas, yang dilarang di sini tuh cuma sebatas ‘Netizen nggak bisa belanja dan transaksi langsung lewat TikTok Shop’. TikTok-nya mah aman. TikTok bahkan masih bisa dipakai buat promosi barang dan jasa, gengs.

Oalahhh jadi cuma ngiklan gitu yee….
Correct. Fungsinya tuh kayak TV gitu lo. TV kan bisa ngiklan yah, tapi nggak bisa jualan yang checkout-checkout gitu. Nah TikTok juga konsepnya bakal kayak gitu. In his words, gini nih Pak Zulhas bilangnya: “Di TV kan iklan boleh kan. Tapi nggak bisa jualan. Nggak bisa terima uang kan. Jadi dia semacam platform digital. Jadi tugasnya mempromosikan,” gitu.

I see…..
Lebih jauh, yang harus kamu tahu adalah, selain masalah data pengguna, another consideration kenapa TikTok Shop sampai di-ban di Indonesia adalah karena TikTok Shop menjual barang-barang dari luar negeri yang diduga nggak melewati proses impor yang proper. Makanya, lewat Permendag terbaru ini, ntar pemerintah bakal bikin list-nya barang impor apa aja yang boleh dijual di Indonesia, supaya ada kontrolnya gitu.

Wait.
 Bukannya kalau list begitu pemerintah udah punya? 
Punya, tapi yang selama ini pemerintah punya itu kata Pak Zulhas berupa ‘negative list’ alias barang impor yang NGGAK BOLEH masuk ke Indonesia. Nah sekarang, yang mau dibikin itu adalah positive list alias barang-barang yang BOLEH masuk ke wilayah NKRI. Barang-barang ini nantinya bakal di-treat sama kayak barang lokal. Jadi kalau makanan misalnya, ya harus ada sertifikasi halalnya. Terus kalau beauty product kayak skincare, make up dll harus ada izin dari BPOM. Yang gitu-gitu.


Berarti ini di TikTok Shop doang atau e-commerce secara keseluruhan?
Good question. Jadi lewat Revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020 yang bentar lagi disahkan itu, pemerintah nggak cuma mengatur TikTok Shop doang, guys. Tapi juga e-commerce lain, termasuk barang impor yang dijual di e-commerce kan. Adapun peraturan yang dimaksud adalah: Barang impor yang dijual di e-commerce tuh harganya nggak boleh lebih dari US$100, gengs. Nggak cuma itu, e-commerce juga dilarang bertindak sebagai produsen. Meaning
Advertisement
, mereka nggak boleh jualin barang produksi mereka sendiri.

Sip bersama UMKM membangun negeri….
Indeed. Nih yah. Misal kalau dibandingin sama Shopee nih, Shopee tuh terbukti bisa kasih omset yang gede ke UMKM dibanding e-commerce lainnya, guys. Iya, based on riset yang di-conduct Ipsos Maret lalu, sebanyak 65% penjual online sepakat bahwa Shopee bisa kasih omset terbesar, dan kasih keuntungan terbanyak juga. Apalagi dengan fitur Shopee Live, para penggiat UMKM ini bisa menjangkau market yang lebih luas, operasional mereka lebih operasional, dan akses ke berbagai sumber pendanaan juga lebih possible.

Beda sama TikTok Shop yak?
Sort of. That’s why para penggiat UMKM setuju banget peraturan Menteri Perdagangan ini direvisi, guys. Disampaikan oleh CEO dusdusan.com atas nama Ellies Kiswoto, sistem TikTok Shop kayak monopoli pasar. Mostly yang dijual juga barang-barang impor. In that sense, yha market mereka para UMKM diambil sama barang impor dong. Not to mention, barang-barang di TikTok Shop juga murah banget kan.

IYA LAGI….
Ya gimana nggak murah. Yang harus kamu tahu adalah, di TikTok tuh belum ada pungutan pajak, guys. Kalau di e-commerce lain ada PPh atau PPN 20% gitu, mereka masih free. Makanya harga di sana bisa murah banget. Itu juga yang bikin TikTok Shop bisa kuat banget ngumpulin user. Tapi di satu sisi juga bikin UMKM teriak-teriak nggak kuat ngimbanginnya. Bahkan nggak jarang UMKM bisa sampai bangkrut kalau kata Mbak Ellies.

Tapi masa fiturnya yang dimatiin sik? 
Nah soal itu juga. Kalau kata Bacapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan sih, nutup TikTok Shop tuh bukan solusi, guys. Nggak bakal menyelesaikan masalah, katanya. Iya, dalam keterangannya Sabtu lalu, Pak Anies menyebut perubahan ya bakal terus ada, termasuk perubahan teknologi. Dan kita-kita nih yang harusnya menyesuaikan.

HMMM….
Terus, Bacapres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo juga bilangnya yha nggak bisa kalau kita yang ngelarang masyarakat jualan. However, kalau udah menimbulkan masalah begini, maka menurut Pak Ganjar, yang harus dilakukan adalah semua pihak tuh duduk bareng dan cari solusinya sama-sama. Cari solusinya pakai tiga langkah kalau kata Mas Ganjar: filosofis, sosiologis, dan regulasi. Filosofis untuk melindungi masyarakat kecil, sosiologis untuk duduk bareng menyelesaikan persoalannya, yang kemudian bikin regulasi yang adil. Sampai berita ini ditulis, Bacapres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto belum memberikan keterangan apa pun mengenai hal ini.

Ok now wrap it up…
Sure. Jadi ya gitu, guys. Kalau Permendag-nya udah ditandatangani nih, maka TikTok Shop resmi dilarang beroperasi. Dan nggak cuma TikTok Shop, media sosial lain yang menawarkan fitur belanja juga bakal dilarang. Kayak kalo di FB tuh namanya Facebook Shops, terus di IG juga ada Instagram Shopping. Yep, kamu pasti ngeh kan kalau kemaren, fitur Shop di IG tuh sempat heboh gara-gara penempatannya yang ada di bawah barengan sama fitur penting lainnya di aplikasi itu. Later on, tombol Shopping yang ada di bawah akhirnya dihilangkan dengan alasan simplifying the experience of its user. Nggak cuma itu, fitur LIVE IG Shopping juga udah dihilangkan supaya pengguna mereka bisa lebih fokus ke produk dan fitur-fitur lainnya di IG.
Advertisement