Rezim Taliban Larang Perempuan Berpendidikan Tinggi

217

When the future is bleak…

For women in Afghanistan. 
Bener-bener keterlaluan banget rezim Taliban di Afghanistan ini deh. Karena kemarin mereka baru aja menerbitkan peraturan yang melarang perempuan di sana untuk berkuliah ataupun menempuh pendidikan tinggi.

WHAT?!?
Iya. Emang Taliban nih nggak ada abisnya ngerampas hak-hak dasar perempuan di Afghanistan. Jadi dalam pengumumannya kemarin, Taliban menegaskan bahwa perempuan tidak boleh berkuliah di jenjang yang lebih tinggi. Larangan ini tuh sebenernya melanggar janji mereka saat mereka mulai menguasai pemerintahan pada 2021 lalu. Tapi, ya nasi juga udah jadi bubur. Taliban emang yang berkuasa di negara itu saat ini. Apalagi, keputusan itu juga bakal segera berlaku setelah diputuskan melalui rapat kabinet Taliban. Sebenernya sebelumnya, mahasiswa perempuan di sana sempat diizinkan buat berkuliah, tapi syaratnya harus dalam kelas terpisah dengan mahasiswa laki-laki. Waktu itu, PBB juga udah sempet memuji keputusan Taliban yang mengizinkan mahasiswi buat kembali masuk ke universitas.

Things are different now.. 
Tapiii, ya situasinya tiba-tiba aja berubah sekarang. Mahasiswi di Afghanistan kembali dilarang buat berkuliah. Alhasil, Amerika Serikat, Inggris dan PBB menyampaikan kecaman keras dong ke pihak Taliban. Pihak AS menyatakan bahwa kalau emang Taliban pengen diakui secara internasional, kebijakan soal Pendidikan perempuan ini perlu diubah. Sementara Dubes Inggris untuk PBB, Barbawa Woodward bilang bahwa dia kecewa banget dan kebijakan ini adalah langkah yang mengerikan. Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan, Roza Otunbayeva juga bilang kalo penutupan akses sekolah buat perempuan justru merusak hubungan pemerintahan Taliban dengan komunitas internasional.

What’s hurting more is.. 
Kabarnya, sejumlah elite Taliban yang jadi penguasa di Afghanistan ini menguliahkan anak perempuan mereka di luar negeri. Yep, sementara banyak perempuan @home yang nggak bisa sekolah, eh anak-anak petinggi Taliban justru menempuh pendidikan setinggi-tingginya sampe ke luar negeri. Hal ini dilaporkan oleh lembaga independen Jaringan Analis Afghanistan (AAN) yang bilang kalo sejumlah anggota Taliban lagi cari sekolah dan kampus buat anak-anak mereka.
Advertisement
 
Hiks…
Nah diketahui juga bahwa emang sejumlah petinggi Taliban emang tinggal di kota besar di luar Afghanistan, kaya di Karachi (Pakistan), Islamabad (Pakistan), Doha (Qatar) dan Dubai (UEA). Nah, ketika mereka tinggal di sana, mereka dapet banyak keuntungan, salah satunya buat menyekolahkan hingga menguliahkan anak-anak mereka di luar negeri, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, salah satu anak perempuan dari petinggi Taliban yang kerja di kementerian, sekarang menguliahkan anaknya di Universitas Qatar buat belajar ilmu kedokteran.
 
How about the women? 
Yang jelas, mereka nggak terima dan sedih banget soal keputusan Taliban. Misalnya seorang ibu dari salah satu mahasiswa di sana yang bilang putrinya telfon sambil nangis-nangis gara-gara khawatir nggak bisa lagi lanjutin sekolah kedokterannya di Kabul. Dia bilang dia sangat khawatir soal masa depan anak-anaknya. Terus, sekelompok pakar independen di PBB juga udah kasih peringatan soal tindakan Taliban yang membatasi hak dan kebebasan perempuan ini. Mereka menyebut bahwa kebijakan ini tuh patut diselidiki sebagai penganiayaan berbasis gender. Ehhh, tapi Jubir Pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid justru membantah tuduhan itu dan menilainya nggak menghormati agama Islam yang sakral.
 
Anything else? 
Sebenernya, masih banyak lagi kebebasan perempuan yang dirampas sama Taliban sejak mereka berkuasa. Adapun beberapa larangan yang berlaku adalah mulai dari mewajibkan perempuan menutup wajah di depan umum, bahkan sampe perempuan juga dilarang buat dateng ke taman, taman hiburan, gym bahkan kolam renang umum.
Advertisement