{"id":7995,"date":"2020-02-24T06:00:20","date_gmt":"2020-02-23T23:00:20","guid":{"rendered":"https:\/\/catchmeup.id\/?p=7995"},"modified":"2020-03-29T10:12:08","modified_gmt":"2020-03-29T03:12:08","slug":"i-got-new-rules-i-count-em-2","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/catchmeup.id\/2020\/02\/i-got-new-rules-i-count-em-2\/","title":{"rendered":"“I got new rules I count ’em”"},"content":{"rendered":"

A new day, a new week, a new hope *Payday is tomorrow! Yuhuuu!* so let’s start your day with some positive vibes, like…<\/em><\/strong><\/h3>\n

\"20200224<\/p>\n

Like<\/em>\u00a0Indonesia yang sekarang udah jadi negara maju.<\/h2>\n

HAH gimana?<\/strong>
\nYep, jadi beberapa waktu lalu, perwakilan dagang\u00a0Amerika Serikat<\/a>\u00a0aka US Trade Representative (USTR) mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang dan dimasukin ke\u00a0list\u00a0<\/em>negara maju.<\/p>\n

So, what does that mean?<\/em><\/strong>
\nIt means that,\u00a0<\/em>dengan masuknya Indonesia ke daftar negara maju, maka Indonesia nggak bakal dapet lagi berbagai kemudahan perdagangan kayak ketika statusnya masih berkembang (read:<\/em>\u00a0bea masuk yang lebih rendah, subsidi pajak, dll).<\/p>\n

I need more explanation.<\/strong><\/em>
\nYha jadi emang\u00a0
USTR<\/a>\u00a0ini punya daftar klasifikasi negara yang menentukan kebijakan perdagangan yang ditetapkan terhadap negara tersebut. Kalo statusnya masih berkembang, maka peraturan perdagangannya juga nggak seketat yang diberlakukan ke negara maju. Selain itu, dengan “naik kelas” ini, maka pihak Amerika Serikat juga bakal lebih mudah melakukan penyelidikan kalo ada praktek perdagangan yang dianggap nggak\u00a0fair<\/em>\u00a0yang dilakukan negara tersebut.<\/p>\n

I see. Back to the list.<\/strong><\/em>
\nSelain Indonesia, negara-negara lain kayak Brasil, China, India, Malaysia, Thailand, dan Vietnam juga naik kelas jadi negara maju.<\/p>\n

Wait,\u00a0<\/em>kenapa kok Amerika Serikat melakukan ini?<\/strong>
\nWell,\u00a0<\/em>dalam keterangannya,\u00a0
USTR<\/a>\u00a0menyebut bahwa\u00a0list<\/em>\u00a0negara-negara berkembang ini terakhir\u00a0di-update\u00a0<\/em>di tahun 1998, jadi daftarnya udah basi. Selain itu, dalam beberapa kesempatan, Presiden Trump juga sering mengeluhkan keuntungan ekonomi yang didapatkan sama negara-negara ekonomi besar kayak China dan India gara-gara status berkembangnya itu.<\/p>\n

How do they define\u00a0<\/strong><\/em>“negara maju”,<\/strong>\u00a0though?<\/strong><\/em>
\nAda banyak karakteristik sih, misalnya,\u00a0pendapatan\u00a0
nasional<\/a>\u00a0per kapita yang berada di atas USD 12 ribu, atau angka perdagangan global dari satu negara yang lebih dari 0,5 persen. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah kalo negara tersebut masuk ke dalam daftar negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), G20, atau\u00a0lagi\u00a0apply\u00a0<\/em>untuk jadi anggota Uni Eropa.<\/p>\n

And Indonesia is “negara maju” because…<\/strong><\/em>
\nSelain karena kita punya 0,5%\u00a0share<\/em>\u00a0dalam perdagangan global, Indonesia juga merupakan anggota G20. Berangkat dari alasan itulah USTR\u00a0nge-take down<\/em>\u00a0Indonesia dari daftar negara berkembang.<\/p>\n

So…this is not exactly a good news?<\/strong><\/em>
\nWell, no. At least that’s what\u00a0
China<\/a>\u00a0thought.\u00a0<\/em>Jadi nggak lama abis kebijakan ini dikeluarkan, China melalui perwakilannya di WTO menyatakan keberatannya atas kebijakan ini. China menyebut bahwa kebijakan ini membuktikan bahwa AS meremehkan sistem perdagangan multilateral negara-negara lain.<\/p>\n

What about Indonesia?<\/em><\/strong>
\nYhaaa nggak khawatir, karena belum tentu. Gitu kata\u00a0
Menko Perekonomian<\/a>\u00a0Airlangga Hartarto pas ditanya soal status baru ini. Selain itu, Pak Airlangga juga bilang bahwa dampak dari perubahan status ini tentunya fasilitas perdagangan buat Indonesia jadi bakal berkurang, tapi yaaa nggak khawatir.<\/p>\n


\n

What’s hitting the stop button?<\/strong><\/em><\/h4>\n

\"20200224-2\"<\/p>\n

KPK aka Komisi Pemberantasan Korupsi.<\/strong>
\nMinggu lalu,\u00a0
KPK<\/a>\u00a0mengonfirmasi bahwa pihaknya menghentikan penyelidikan atas 36 kasus dugaan korupsi.<\/p>\n

What?? whyyy?<\/strong><\/em>
\nMenurut Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, penghentian itu udah dilakukan secara hati-hati dan penuh pertimbangan. Selain itu, penghentian juga dilakukan kalo syarat-syarat untuk tindak lanjut ke penyidikan\u00a0(Law school 101:<\/em>\u00a0proses hukum itu abis penyelidikan adalah penyidikan) nggak terpenuhi.<\/p>\n

Syarat-syarat penyidikannya adalah\u2026<\/strong>
\nYhaaa bukti permulaan yang cukup, tindakannya yang emang merupakan tindak pidana korupsi dan alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.\u00a0Logically,\u00a0<\/em>kalo hal-hal tadi nggak terpenuhi, ya penyelidikannya juga dihentikan. Gitu kata Bang Ali.<\/p>\n

Ok go on\u2026<\/strong><\/em>
\nNah, dari\u00a0
36 perkara<\/a>\u00a0tadi, sembilan di antaranya adalah kasus lama, yaitu sejak 2011, 2013, dan 2015. Selain itu, Ali juga menegaskan bahwa penghentian penyelidikan ini hal yang lumrah dilakukan. Adapun kasus-kasus yang penyelidikannya dihentikan ada macem-macem, kayak dugaan korupsi kepala daerah, BUMN, Kementerian\/Lembaga, sampe DPR\/DPRD.<\/p>\n

Who\u2019s saying \u201cwe object!\u201d<\/strong><\/em>
\n
ICW<\/a>\u00a0aka Indonesia Corruption Watch. Menurut ICW, pihaknya khawatir kalo penghentian perkara ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Ketua KPK Pak Firli Bahuri. Kata ICW, jangan sampe pimpinan KPK melakukan\u00a0abuse of power\u00a0<\/em>dalam memutuskan penghentian perkara. ICW juga menyebut bahwa jumlah kasus yang dihentikan penyidikannya itu kebanyakan.<\/p>\n

Well, does Pak Firli say anything about it, though?<\/em><\/strong>
\nYep. Menurut beliau, penghentian penyelidikan ini dilakukan untuk memberikan kepastian hukum buat pihak-pihak yag diduga kena kasus korupsi. Menurutnya, nggak boleh perkara digantung-gantung,\u00a0meaning<\/em>\u00a0kalo bukan tindak pidana ya masa penyidikannya nggak dihentikan?<\/p>\n

NP: Saaampai kapan kau gantung, kasus dugaan korupsiii *you sing you lose!*<\/em><\/p>\n


\n

What has escalated quickly in South Korea?<\/em><\/strong><\/h4>\n

\"20200224-3\"<\/p>\n

The corona outbreaks.<\/strong><\/em>
\nOver the weekend<\/em>\u00a0kemarin, jumlah orang yang terinfeksi virus\u00a0
corona<\/a>\u00a0di Korea Selatan mencapai lebih dari 600 orang. Angka ini bertambah cepet banget dari itungan terakhir di Hari Jumatnya yang ada di angka 229 orang.<\/p>\n

Welp…it does escalate quickly…<\/strong><\/em>
\nYep. All eyes now are on\u00a0
Daegu<\/a><\/em>.<\/a>\u00a0Kota terbesar keempat di Korea Selatan yang mengalami kenaikan jumlah penderita corona yang signifikan. Penularan terbesar ini diduga berasal dari sebuah…gereja.<\/p>\n

A church?<\/strong>
\nYep,<\/em>\u00a0jadi di Daegu itu ada sebuah sekte gereja yang terkenal kontroversial, namanya Shincheonji. Nah, sekte ini kalo lagi ibadah akan meminta jemaatnya untuk duduk berdekat-dekatan dan nggak boleh pake masker maupun kacamata dalam jangka waktu yang lama.<\/p>\n

Why does it have something to do with corona virus?<\/strong><\/em>
\nWell,<\/em>\u00a0menurut\u00a0
otoritas<\/a>\u00a0Korsel, praktek-praktek tadi diduga bikin penyebaran virus corona terjadi di antara para jemaah. Saat ini, 309 penderita virus corona di negara tersebut diketahui ada hubungannya dengan sekte gereja tadi,\u00a0while\u00a0<\/em>9.300\u00a0<\/em>orang lainnya juga sedang diisolasi.<\/p>\n

Ouch. Does the church have anything to say?<\/strong><\/em>
\nYep. Hari\u00a0
Jumat<\/a>\u00a0lalu, pihak gereja menyatakan bahwa mereka menyesali infeksi virus corona yang terjadi di antara para jemaahnya dan saat ini, segala kegiatan di gereja tersebut udah dihentikan. Selain itu, seluruh ruangan di gereja juga tengah disterilkan.<\/p>\n

Anything else I should know?<\/em><\/strong>
\nCouple things;\u00a0
first<\/a><\/em>,<\/a>\u00a0Korea Selatan baru aja mengumumkan satu orang lagi tewas akibat corona virus,\u00a0bring the total number of death in the country to six<\/em>. Terus tadi malem, presiden Korsel Moon Jae-in baru aja mengumumkan bahwa negaranya berada di status\u00a0“highest alert”<\/em>\u00a0terkait makin banyaknya warga Korsel yang terinfeksi corona. Dan terakhir,\u00a0over the weekend<\/em>\u00a0kemarin, angka penderita corona di Korsel, Italia, dan Iran meningkat secara signifikan, hingga bikin wabah ini dikhawatirkan akan jadi\u00a0global pandemics.\u00a0<\/em><\/p>\n

Aaaaaand here we are, still talking ’bout zero infection…<\/em><\/p>\n


\n

For when you\u2019re creative and want to start making $$$$$…<\/em><\/strong><\/h4>\n

\"20200224-4\"<\/p>\n

Meet this\u00a0platform<\/a>.<\/strong>
\nYep, we see you, millennials. You\u2019re creative, smart, and we know that you need to be heard. So you create your own content,\u00a0<\/em>kayak\u00a0podcast, video YouTube,\u00a0<\/em>tulisan *uhuk kayak kita uhuk* sampe\u00a0game streamer. So you put everything online, then people love it, but the next question is\u2026<\/em><\/p>\n

How do I make money from it?<\/strong><\/em>
\nSame here. But lucky for you (and us!)\u00a0<\/em>sekarang ada\u00a0platform<\/em>, namanya\u00a0
SociaBuzz Tribe<\/a>\u00a0yang bisa bikin kamu lebih gampang dapet duit langsung dari\u00a0fans<\/em>\u00a0dan\u00a0followers<\/em>\u00a0kamu.\u00a0Well, the idea is to appreciate your heart and passion in creating your content, so we believe that you should be compensated for that.<\/em><\/p>\n

Sounds like\u00a0Patreon<\/a>\u2026?<\/strong><\/em>
\nIya sih, konsepnya emang sama. Tapi SociaBuzz Tribe ini dibikin\u00a0khusus untuk\u00a0creator\/talent<\/em>\u00a0dan\u00a0market\u00a0<\/em>Indonesia.\u00a0Let\u2019s say<\/em>, misalnya kamu punya karya (kayak musik, komik, video, podcast, tulisan, dll) atau\u00a0skill<\/em>\u00a0(kayak ahli gizi,\u00a0parenting, health, financial<\/em>\u00a0atau ahli\u00a0relationship\u00a0<\/em>aka perbucinan (butuh bangettt), dan punya\u00a0followers\u00a0<\/em>atau\u00a0audience<\/em>\u00a0dengan jumlah yang signifikan,\u00a0this is just the right platform for you to start making $$$$.<\/em><\/p>\n

Yea but how?<\/strong>
\nEasy peasy.<\/em>\u00a0Pertama, fans-mu bisa ngasih duit aja aka sawer untuk menghargai karya kamu. Namanya\u00a0\u201cTipping\u201d<\/em>. Kedua, fans-mu juga bisa langganan konten eksklusif yang nggak kamu\u00a0upload<\/em>\u00a0ke media lainnya, dengan cara berbayar. Terakhir bisa juga dengan\u00a0reward<\/em>\u00a0eksklusif yang kamu kasih kalo pendukung ngasih duit, misalnya, dengan\u00a0dinner<\/em>\u00a0bareng,\u00a0meet and greet<\/em>,\u00a0merchandise<\/em>\u00a0khusus, sampe konten eksklusif. Asik ugha yhaa.<\/p>\n

But like, I am a cosplayer\u2026<\/em><\/strong>
\nWell that counts.<\/em>\u00a0Jadi emang SociaBuzz ini cocok banget kalo kamu seorang YouTuber, podcaster, komikus, penulis,\u00a0game streamer<\/em>, cosplayer, musisi, jurnalis, sampe konsultan.<\/p>\n

Sounds great! So, how do I start?<\/em><\/strong>
\nThere you go, rock star.\u00a0<\/em>Untuk gabung di SociaBuzz, kamu bisa ikutin langkah-langkahnya\u00a0
di sini<\/a>. Gratis.<\/p>\n

And then\u2026<\/strong><\/em>
\nAnd then you can ask your followers or your fans to send the appreciation through\u00a0<\/em>Gopay,\u00a0OVO, Dana, LinkAja, sampe transfer bank (BCA, Mandiri, BNI, Permata).\u00a0Boom! Dolla\u2019 dollaaa\u2019<\/em>. Untuk info selanjutnya, cek aja\u00a0
di sini<\/a>\u00a0dan\u00a0di sini<\/a>.<\/p>\n

Hold on. So Catch Me Up! has an account here?<\/strong><\/em>
\nYoi donk. Kalo kamu mau beliin kita kopi lewat akun SociaBuzz kita\u00a0*no pressure but like,<\/em>\u00a0akhir bulan nih kak hiks* kamu bisa klik\u00a0
di sini<\/a>\u00a0ya.\u00a0Nyawwww :3 thank you!<\/em><\/p>\n


\n

For when you only talk in your local languange with your grandma…<\/strong><\/em><\/h4>\n

\"20200224-5\"<\/p>\n

Try to speak in more often.<\/em>\u00a0Karena menurut data dari\u00a0Kemendikbud<\/a>\u00a0yang disampaikan minggu kemarin, diprediksi bahwa bakal ada 25 bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah. Hal ini diketahui dari hasil kajian Kemendikbud terhadap 90 bahasa dari total 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia baru-baru ini.<\/p>\n

Dari kajian itu, diketahui bahwa di tahun 2017 lalu, udah ada 11 bahasa daerah yang punah, terus ada enam bahasa yang dikategorikan kritis, di mana penuturnya cuma ada sedikit dan berusia di atas 40 tahun. Selanjutnya ada 25 bahasa lainnya juga terancam punah karena penuturnya berusia di atas 20 tahun, dan\u00a0finally,<\/em>\u00a0ada juga 26 bahasa daerah berstatus aman, kayak Bahasa Jawa, Sunda, Minangkabau, Biak, Bugis, Madura, Bali dan masih banyak lagi.
\nFYI, bahasa yang punah maupun terancam punah ini semuanya berasal dari Indonesia bagian timur, kayak\u00a0Papua, Maluku, Maluku Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Menurut Kemendikbud, bahasa di wilayah ini lebih rentan punah karena emang kebudayaan di Indonesia Timur lebih kental, hingga beda desa aja bisa bikin beda bahasa. makanya penutur bahasanya jadi lebih sedikit dan lebih mudah punah.<\/p>\n

Kitu ceunah.<\/em><\/p>\n


\n

“Saya percaya jodoh itu enggak akan tertukar.”<\/strong><\/em><\/h4>\n

Kata Papa Online alias Bang\u00a0Sandiaga Uno<\/a>,\u00a0Sabtu kemarin (22\/2), pas ditanya komentarnya terkait\u00a0statement<\/em>\u00a0Menko PMK Muhadjir Effendi sehubungan dengan fatwa pernikahan lintas ekonomi yang diusulkannya. Menurut Bang Sandi, emang sih kemiskinan perlu diberantas, tapi kalo dengan cara mengawinkan antara si kaya dan si miskin, ini udah terlalu jauh masuk ke ranah privat.<\/p>\n

Amen to that, Pap.<\/em><\/p>\n


\n

Love Letter Catch Up!<\/strong><\/em><\/h4>\n

Catchers:\u00a0<\/strong>I’m just curious about something, what you get from making this news letter? I mean,<\/em>\u00a0saya sebagai pembaca merasa puas karena selalu ada informasi yg informatif untuk saya sendiri. Tapi apa efek atau dampaknya bagi kalian sendiri? Thank you<\/p>\n

Catch Me Up! HQ:<\/strong><\/em>\u00a0Hello, great question! Well, to be honest, when I created this around June last year, I didn\u2019t think much of what I could get in return… (of course we’re thinking about making money but that’s not the main thing). At that moment, I was just thinking that, “OMG, why is it soooo hard to get a full picture of one’s issue????!!”\u00a0<\/em>(sambil bete karena harus ngeklik-klik link terus sampe jempol pegel)\u00a0so I thought, this shouldn’t be like this. We are living in a free country and getting access to information should be the last thing you\u2019d invest your time and energy on.\u00a0<\/em>Tapi situasi sekarang bikin hal itu susah banget dilakukan\u00a0and yep, that’s how this newsletter started. Once I sent out our first ever newsletter, I know we couldn’t go back so we’re just going on and try to figure out ways as we go. So, it does sound clich\u00e9 but seeing more people getting informed by us every day has made us feel like we contribute something good for society (and that’s enough “dampak” for us, really :)). However, now that we’re getting a clearer picture of “doing business 101” (and pay your bills 101) we know that we should at least make money HAHAHAHA *ke mana aja kemaren??* so, in the mean time,\u00a0coffee?<\/a>\u00a0<\/em><\/p>\n

– Haifa –<\/strong><\/em><\/p>\n

(Our most favorite part of the day is to know what you think about our newsletter. Thus, we have created this section where you can ask our founder (Haifa) and cofounder (Amri) anything about Catch Me Up! Shoot away your questions\u00a0here<\/a>\u00a0and get a chance to be featured. See you again tomorrow!)<\/em><\/p>\n


\n

Catch Up! Recommendations<\/strong><\/em><\/h4>\n

For when you need one guide book to navigate your way through adulting\u2026 Check\u00a0this one<\/a>.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

A new day, a new week, a new hope *Payday is tomorrow! Yuhuuu!* so let’s start your day with some positive vibes, like… Like\u00a0Indonesia yang sekarang udah jadi negara maju. HAH gimana? Yep, jadi beberapa waktu lalu, perwakilan dagang\u00a0Amerika Serikat\u00a0aka US Trade Representative (USTR) mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang dan dimasukin ke\u00a0list\u00a0negara maju. So, […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":7980,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[28],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7995"}],"collection":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7995"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7995\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7980"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7995"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7995"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7995"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}