{"id":19916,"date":"2022-11-21T07:44:56","date_gmt":"2022-11-21T00:44:56","guid":{"rendered":"https:\/\/catchmeup.id\/?p=19916"},"modified":"2022-11-21T07:44:56","modified_gmt":"2022-11-21T00:44:56","slug":"kasus-covid-19-di-indonesia-naik-lagi-2","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/catchmeup.id\/2022\/11\/kasus-covid-19-di-indonesia-naik-lagi-2\/","title":{"rendered":"Kasus Covid-19 di Indonesia Naik Lagi"},"content":{"rendered":"

What’s rising other than the sun?<\/em><\/strong>\"\"<\/p>\n

Covid-19\u00a0case.<\/em><\/strong><\/div>\n
Yep. Covid-19 yang sekarang kita kira udah mau lewat masanya ini justru menunjukkan\u00a0peningkatan<\/a>,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Banyak subvarian baru, banyak juga yang kena. Kemarin banget nih, Kementerian Kesehatan mencatat kasus Covid naik lagi,\u00a0guys.\u00a0<\/em>Bahkan sampai ratusan.<\/div>\n

\nTell me.<\/em><\/strong><\/div>\n
Sure. Anyways,\u00a0<\/em>kamu tahu dong ya kalau meskipun nggak separah circa 2020-2021, Covid di Indonesia tuh masih belum tertangani 100%,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Masih banyak masyarakat seluruh Indonesia yang terpapar virus ini, virus ini pun masih terus berkembang jadi berbagai varian bahkan subvarian, seiring dengan tingkat vaksinasi yang masih dikebut sama pemerintah. Yang terbaru, dari varian Omicron, diketahui udah ada tiga subvarian di bawahnya, guys.\u00a0<\/em>Ada namanya XBB, ada XBB 1, sama subvarian BQ1.\u00a0We\u2019re sorry to inform you<\/em>\u00a0tiga subvarian ini udah masuk ke Indonesia, guys :(((.<\/div>\n

\nOh noooo\u2026.<\/strong><\/div>\n
Subvarian ini juga yang sekarang mulai mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. Malah, pattern yang kemaren waktu jamannya BA.4 dan BA.5 mendominasi tuh bisa banget keulang lagi seiring berjalannya waktu. Hal ini disampaikan langsung oleh Jubirnya Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril. Dalam keterangannya, dr. Syahril bilang subvarian BQ1 sama XBB tuh udah 25% dari total kasus yang ada sekarang. Makanya, supaya nggak meningkat lagi, dr. Syahril beneran meng-encourage<\/em>\u00a0orang-orang biar vaksin, khususnya booster. Cus deh,\u00a0guys!<\/em><\/div>\n

\nWait. 25%???<\/strong><\/div>\n
Iya. Disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, Jumat kemarin, pihaknya udah menemukan sebanyak 171 kasus positif Covid subvarian BQ1,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Agar angka 171 ini jangan sampai naik lagi, makanya harus dilakukan langkah kewaspadaan dong, yaitu dengan cara mengawasi pintu-pintu masuk wilayah Indonesia. Terus, pemeriksaan pake\u00a0whole genome sequencing<\/em>\u00a0aka WGS juga diperkuat. Jadi kalau ada varian\/subvarian baru lagi, bisa lebih mudah diidentifikasi (Amit-amit sik). Lebih lanjut, Bu Nadia juga menyebut Kemenkes udah ngeluarin aturan baru di mana pasien Covid di rumah sakit rujukan Covid, supaya meriksa pasien pake WGS tadi kalau itu pasien CT-nya di bawah 30, gengs.<\/div>\n

\nI see\u2026.<\/em><\/strong><\/div>\n
Nah terus, kalau kamu inget, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kan beberapa waktu lalu pernah ngomong puncak peningkatan varian XBB ini bakal terjadi di Maret tahun depan kan. Nah tapi setelah ngeliat perkembangan situasi dan kondisi di mana\u00a0positivity rate<\/em>\u00a0udah tinggi banget di atas 60%, Pak Budi bilangnya puncak laju kenaikan subvarian XBB dan BQ1 tuh bakalan terjadi di\u00a0akhir bulan\u00a0<\/a>ini,\u00a0guys.<\/em>\u00a0So we\u2019re that close to the climax \ud83d\ude41<\/em>. \u00a0Lebih lanjut, Pak Budi juga bilang dengan monitor yang dilakukan rutin tiap minggu, kita bisa kok ngelewatin titik puncak itu. Secara kalau ngeliat negara lain, XBB dan BQ1 ini naiknya cepet, turunnya juga cepet, katanya.<\/div>\n

\nTell me more about this BQ1 thing\u2026<\/em><\/strong><\/div>\n
Olrait.\u00a0In a nutshell,<\/em>\u00a0subvarian BQ1 ini udah ditemukan di\u00a065 negara<\/a>, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat. Kasus BQ1 ini disebut paling parah terjadi di AS di mana hampir 60% kasus aktif di sana yha dari subvarian ini. Dari situ akhirnya para ahli menduga subvarian ini bisa menyebar lebih cepat kan. Bahaya?\u00a0Well,<\/em>\u00a0sejauh ini belum ada kasus BQ1 yang menyebabkan sakit parah sih,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Tapi hal ini juga masih sambil dipantau sama WHO.<\/div>\n

\nKalau gejalanya?<\/strong><\/div>\n
\n

Most likely<\/em>\u00a0sama aja<\/a>\u00a0kayak varian dan subvarian yang udah-udah,\u00a0guys.<\/em> Subvarian XBB juga gitu: Demam. batuk terus-terusan, pilek, mual, nyeri tenggorokan, gitu-gitu. Cuman yha gitu, dari keterangan Ketua Satgas Covid dari Ikatan Dokter Indonesia, dr. Erlina Burhan, kedua subvarian ini, khsusnya subvarian XBB rentan banget menginfeksi orang-orang yang belum pernah kena Covid sama sekali, guys\u00a0<\/em>kayak yang terjadi di Singapura waktu mereka lagi ada gelombang Covid kemaren.<\/p>\n


\nI see. Anything else I should know?<\/em><\/strong><\/div>\n
Well well well,<\/em>\u00a0di tengah kenaikan angka kasus Covid kayak sekarang\u00a0together with\u00a0<\/em>subvarian baru yang bermunculan, kita tuh emang kudu ekstra hati-hati sama informasi yang beredar di luaran sana. Kudu pinter-pinter nge-filter\u00a0informasi hoax<\/a>\u00a0juga. Adapun salah satu informasi hoax yang bikin heboh tuh soal \u201cVaksin bikin kamu terinfeksi Covid\u201d. Yang harus kamu tahu adalah, meskipun di beberapa case emang ada pasien yang terpapar dengan kondisi dia udah divaksin, tapi vaksin tuh beneran bisa\u00a0provide\u00a0<\/em>perlindungan yang signifikan dari virus ini, gengs. Satu dosis aja udah\u00a0means a lot<\/em>, apalagi kalau sampai dosis ketiga aka booster ygy.<\/div>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

What’s rising other than the sun? Covid-19\u00a0case. Yep. Covid-19 yang sekarang kita kira udah mau lewat masanya ini justru menunjukkan\u00a0peningkatan,\u00a0guys.\u00a0Banyak subvarian baru, banyak juga yang kena. Kemarin banget nih, Kementerian Kesehatan mencatat kasus Covid naik lagi,\u00a0guys.\u00a0Bahkan sampai ratusan. Tell me. Sure. Anyways,\u00a0kamu tahu dong ya kalau meskipun nggak separah circa 2020-2021, Covid di Indonesia tuh […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":19910,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1154,408,406],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/19916"}],"collection":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=19916"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/19916\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":19920,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/19916\/revisions\/19920"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/19910"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=19916"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=19916"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=19916"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}