{"id":19340,"date":"2022-09-27T06:48:07","date_gmt":"2022-09-26T23:48:07","guid":{"rendered":"https:\/\/catchmeup.id\/?p=19340"},"modified":"2022-09-27T06:48:07","modified_gmt":"2022-09-26T23:48:07","slug":"lukas-enabe-2-kali-tidak-memenuhi-panggilan-kpk-hutan-mangrove-harapan-untuk-dampak-krisis-iklim-presiden-xi-jinping-dikudeta-pihak-militer-kesehatan-perempuan-secara-global-memburuk","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/catchmeup.id\/2022\/09\/lukas-enabe-2-kali-tidak-memenuhi-panggilan-kpk-hutan-mangrove-harapan-untuk-dampak-krisis-iklim-presiden-xi-jinping-dikudeta-pihak-militer-kesehatan-perempuan-secara-global-memburuk\/","title":{"rendered":"Lukas Enabe 2 Kali Tidak Memenuhi Panggilan KPK, Hutan Mangrove Harapan Untuk Dampak Krisis Iklim, Presiden Xi Jinping Dikudeta Pihak Militer, Kesehatan Perempuan Secara Global Memburuk"},"content":{"rendered":"

\"\" Good morning<\/em><\/strong><\/p>\n

\n
Welcome to Tuesday. Today we\u2019ll want to remind you to take a reallllly good care of your health, drink enough water, get enough sleep, take your meds\u2026 and listen to what your doctor said. Otherwise\u2026. Here\u2019s the curious case of a sick governor\u2026<\/em><\/div>\n<\/div>\n
\n

And as you know, we are talking about\u2026<\/em><\/strong>\"\"<\/p>\n

Lukas Enembe.<\/strong><\/div>\n
Yoi. Lukas Enembe, Gubernur Papua yang juga tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan korupsi kemarin nggak memenuhi panggilan KPK di Jakarta,\u00a0guys<\/em>. Alasannya, karena Pak Lukas lagi\u00a0sakit<\/a>.\u00a0Tapi\u00a0kinda sus<\/em>\u00a0juga kan, secara udah dua kali nih Pak Lukas nggak dateng. Makanya banyak yang\u00a0questioning,<\/em>\u00a0\u201cBeneran sakit kan pak?\u201d gitu.<\/div>\n

\nBackground pls.\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
You got it.<\/em>\u00a0Jadi gini ceritanya,\u00a0guys.\u00a0<\/em>Everything started from<\/em>\u00a0laporannya Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan aka PPATK yang mengungkap selama lima tahun terakhir, ada sebanyak 12 dugaan pengelolaan keuangan nggak wajar yang mengarah ke dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan sama Pak Lukas,\u00a0guys<\/em>. Dari situ, laporan itu kemudian diteruskan ke KPK dan berproseslah di KPK sampai akhirnya Pak Lukas ditetapkan sebagai tersangka. (Read the full story here<\/a>).<\/div>\n

\nTerus terus?<\/strong><\/div>\n
Terus, sama kayak kasus yang udah-udah, KPK manggil Pak Lukas buat dimintai keterangan lebih lanjut terkait kasus ini kan. Adapun surat pemanggilan itu udah keluar dari tanggal 12 September kemarin\u00a0guys<\/em>, tapi beliau nggak dateng karena lagi sakit ceunah. Terus ada lagi dong pemanggilan yang kedua,\u00a0which is<\/em>\u00a0kemarin banget nih. Nah Pak Lukas tetep nggak datang, gengs.<\/div>\n

\nWaduh\u2026.<\/strong><\/div>\n
Makanya ini jadi\u00a0spotlight\u00a0<\/em>banget secara udah jadi tersangka, terus dipanggil KPK pertama kali nggak dateng, eh kok yang kedua juga nggak datang gitu lo. Presiden Joko Widodo bahkan sampai angkat suara. Pakde bilangnya semuanya harus\u00a0menghormati<\/a>\u00a0proses hukum yang ada di KPK. Termasuk kalau dipanggil, ya harus menghormati. Dengan cara yang dipanggil harus datang. In his words<\/em>, Pakde bilang, \u201cSemua warga negara sama di mata hukum,\u201d katanya gitu.<\/div>\n

\nPihak Pak Lukasnya ada tanggapan?<\/strong><\/div>\n
Ada dong. Melalui kuasa hukumnya, Stefanus Roy Rening, pihak Pak Lukas menyebut mereka sangat menghormati\u00a0concern<\/em><\/a>-nya Jokowi atas kasus ini. Lebih jauh, Pak Roy juga menyebut itu kliennya emang beneran nggak bisa memenuhi panggilan KPK karena lagi sakit,\u00a0guys<\/em>\u00a0dan sekarang masih dalam proses penyembuhan. Jadi maksudnya tuh yha biarin Pak Lukas\u00a0recovery<\/em>\u00a0dulu, biarin sembuh dulu dari penyakitnya. Kalau udah sehat, baru deh tuh bisa mengikuti proses hukum yang lagi berjalan di KPK related to kasus ini, guys.<\/em><\/div>\n

\nBeliau sakit apaan emang?<\/strong><\/div>\n
Well,<\/em>\u00a0masih dari pernyataan Pak Roy, Lukas Enembe emang ada penyakit,\u00a0guys<\/em>. Adapun penyakit yang diidapnya antara lain kebocoran jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, sampai gejala gangguan ginjal. Jadi\u00a0for now\u00a0<\/em>Pak Lukas harus menstabilkan kondisinya dulu dan nggak boleh stres berlebihan. Kalau dipaksain datang, takutnya bakalan makin parah penyakitnya gitu. Lebih lanjut, dia bilang begini: \u201cSalah satu syarat untuk dimintai keterangan kan harus sehat. Kalau sakit gimana mau datang,\u201d katanya gitu.<\/div>\n

\nTerus diperiksa lagi kapan?<\/strong><\/div>\n
Kalau kata kuasa hukumnya sih dua minggu lagi,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Well<\/em>, publik kan banyak yang\u00a0nggak percaya<\/a>\u00a0yah kalau Pak Lukas beneran sakit, masyarakat ngiranya itu akal-akalan doang biar mengelak panggilan KPK. Dari sini langsung di-ulti dong sama sang kuasa hukum yang bilang pihaknya lagi berdiskusi supaya Lukas Enembe bisa diperiksa langsung oleh tim dokter KPK, gengs. Biar benar-benar bisa membuktikan, \u201cNih yah. Beneran sakit beliau,\u00a0guys,<\/em>\u201d gitu.<\/div>\n

\nBerarti Pak Lukas sekarang di mana?<\/strong><\/div>\n
Masih di rumahnya di Papua. Kamu harus tahu nih guys,<\/em>\u00a0buat kelancaran proses penyidikan, terhitung sejak tanggal 7 September kemarin sampai tanggal 7 Maret 2023 mendatang, Lukas Enembe udah\u00a0dilarang\u00a0<\/a>berpergian ke luar negeri untuk alasan apapun. Makanya kemarin beliau mau ke SG buat berobat juga nggak bisa karena imigrasi juga ngga nge-approve\u00a0<\/em>rencana perjalanan beliau atas permintaan KPK.<\/div>\n

\nOk. Anything else I should know?<\/em><\/strong><\/div>\n
Fyi apart from<\/em>\u00a0dugaan korupsi yang dilakukan, kuasa hukum Lukas Enembe menyebut ada utusan Jokowi yang disebut pernah\u00a0ketemu<\/a>\u00a0Pak Lukas di Jayapura Desember tahun lalu. Dalam kunjungan itu, mereka memaksa Pak Lukas menjadikan Komjen Paul Waterpauw sebagai Wakil Gubernur Papua menggantikan wagub sebelumnya yang meninggal dunia, dan hal ini jatohnya intervensi kan.\u00a0Dibantah<\/a>\u00a0mentah-mentah lah sama Kemendagri. \u201cBukan itu bukan utusan Jokowi atau Kemendagri. Itu utusan dari partai, bapak-ibu,” gitu guys.<\/div>\n
\n

When climate crisis gets worse…..<\/em><\/strong>\"\"<\/p>\n

But mangroves save everything.<\/em><\/strong><\/div>\n
Finally<\/em>\u00a0banget\u00a0we have some good news<\/em>\u00a0soal lingkungan ygy. Yep, dari kemaren udah dibombardir sama berita karhutla sampai dampak\u00a0climate crisis<\/em>\u00a0yang bikin panik dikit yekan. Kamu tau nggak sih kalau kita masih punya satu harapan lo, guys.<\/em>\u00a0Yep, everybody meet:\u00a0<\/em>Mangrove<\/em><\/a>.<\/em><\/div>\n

\nTell me.\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
Sure. As we’ve all realized (or not),<\/em>\u00a02022 udah tinggal tiga bulan lagi and\u00a0we\u2019re currently in<\/em>\u00a0Ber gang.\u00a0Meaning,<\/em>\u00a0udah masuk\u00a0rainy season<\/em>\u00a0nih,\u00a0guys.<\/em>\u00a0But thanks to climate crisis,\u00a0<\/em>cuaca sekarang susahhhhh banget ditebak. Siang panasnya ampun-ampunan, eh malamnya hujan deres bahkan kadang awet sampe pagi, pas mau berangkat kuliah atau ngantor genangan dan banjir di mana-mana \u00a0Nah, kalau udah gini kondisinya, masyarakat yang tinggalnya di kawasan pesisir tuh jadi kelompok yang paling beresiko,\u00a0guys<\/em>. Secara mereka deket air kan. Apalagi kalau di situ nggak ada ekosistem mangrove.\u00a0Double kill\u00a0<\/em>deh itu.<\/div>\n

\nMangrove tuh yang mana, ya?\u00a0<\/strong><\/div>\n
Itu looo tanaman ijo-ijo yang sering kamu liat ada di pesisir sungai\/laut. \u00a0Dari catatan Badan Pusat Statistik aka BPS, ekosistem mangrove di Indonesia tuh ada sekitar 3,63 juta hektar. Adapun persebarannya itu terbesar ada di Papua dengan luas 1,63 juta hektar. Terus Sumatera dengan luas sekitar 892 ribu hektar, ada juga di \u00a0Kalimantan, Maluku, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Dengan data ini, nggak diragukan lagi, Indonesia Timur merupakan wilayah dengan ekosistem mangrove terbesar. Termasuk di Sumba, Nusa Tenggara Timur.<\/div>\n

\nOkay\u2026..<\/em><\/strong><\/div>\n
Well<\/em>, kamu harus tahu nih. Selain ada bukit sabana yang biasa dijadiin\u00a0background<\/em>\u00a0rang-orang foto prewedding, di Sumba juga ada hutan mangrove dan bakau,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Tepatnya di kawasan pesisir Sumba Timur. Terus di April 2021 kemarin, terjadi badai Siklon Tropis Seroja yang menyebabkan sekitar 5.000 ribu rumah warga rusak. Nggak cukup di situ, ada lagi banjir rob yang terjadi beberapa waktu setelahnya.\u00a0But the thing is,\u00a0<\/em>dari bencana yang terjadi, ada satu desa namanya Desa Matawai Atu yang aman-aman aja, gengs. Sekitar 1.822 masyarakat di sana selamat dan nggak kena dampak dari bencana ini.<\/div>\n

\nKok bisa?<\/strong><\/div>\n
Yha karena di sana ada ekosistem mangrove,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Dari cerita Kepala Dusun Pak Zadrack Yohanes dan Kepala Desa Matawai Atu, Pak Herman Wadu, bilangnya wilayah mereka nggak terdampak sama sekali saat dilanda badai seroja dan banjir, karena dilindungi hutan mangrove. Sejak itulah warga desa menyadari banget pentingnya konservasi dan rehabilitasi tanaman mangrove di pesisir laut yang udah melindungi mereka dari terpaan badai seroja gengs. Terus, dari situ, kalau ada nelayan yang otw melaut, pasti mereka sempetin buat nanam mangrove dari buah mangrove yang jatuh.<\/div>\n

\nOh bisa ditanam sendiri ya?<\/strong><\/div>\n
Bisa dong. Nanemin mangrove tuh nggak susah sama sekali tau,\u00a0guys<\/em>. Secara buah mangrove banyak yang jatuh, jadi sebenernya yha mereka bisa banget tumbuh sendiri. Terus kalau mau\u00a0efforts<\/em>\u00a0dikit, tinggal tancap, sekitar dua minggu pohonnya udah tumbuh.\u00a0Within 3 months<\/em>, pohonnya udah gede deh. Tapi ya gitu, ekosistem mangrove ternyata juga rentan rusak,\u00a0guys<\/i>. Penyebabnya bisa macem-macem,\u00a0most likely<\/em> sih karena ulah manusia yang sering mengalihfungsikan lahan mangrove jadi lahan tambak.<\/div>\n

\nNooooo<\/em><\/strong><\/div>\n
Ini dia yang juga jadi\u00a0concern<\/em>-nya masyarakat sana,\u00a0guys.<\/em>\u00a0Jadi warga setempat tuh menerapkan sanksi adat gitu buat siapapun yang kedapatan merusak ekosistem mangrove. Adapun sanksi adat yang diterapkan tergantung dari kesepakatan warga desa dari hasil rembugan sama kepala dusun dan kepala desa.\u00a0Speaking of\u00a0<\/em>kepala desa, pemerintah setempat juga nggak henti-hentinya kasih imbauan buat masyarakat nggak usah nebangin tanaman mangrove. Makanya sampai saat ini nggak ada tuh warga yang berani nebangin mangrove itu. .<\/div>\n

\nSayang banget kalo ditebangin\u2026.<\/strong><\/div>\n
We know rite<\/em>. Lagipula, selain buat menjaga dari bencana, mangrove ini bisa diolah jadi garam, guys.\u00a0<\/em>Yep, jadi waktu bapak-bapaknya pada melaut, si Ibu-ibu di desa tuh juga sibuk \u00a0mengumpulkan pasir terus dimasak kan sampe jadi garam. Nah pas garamnya udah jadi, ditempatkan di sebuah wadah, dan dijemur. Nah, garamnya dikonsumsi bahkan dijual deh sama warga. Makanya sayang banget kan kalau sampai nggak ada lagi itu mangrove.<\/div>\n

\nGot it. Anything else?<\/em><\/strong><\/div>\n
Fyi nggak jauh dari hutan mangrove dan bakau, terdapat tempat budidaya tanaman kelor yang dikelola oleh seorang anggota babinsa yang dikelola oleh Pak Efodius Selain membuat garam, sebagian ibu-ibu di Desa Matawai Atu sehari-harinya memetik daun kelor untuk kemudian dijual ke tempat pengolahan daun kelor punya Pak Babinsa. Per kilonya mereka dapat lima ribu rupiah. Daun kelor itu kemudian diolah jadi tepung dan dikirim ke kota bahkan diimpor ke luar negeri kaya Jepang untuk dijadikan obat herbal, kosmetik, dan bahan pangan.<\/div>\n
\n

Who just got arrested but everyone is doubtful?<\/em><\/strong>\"\"<\/p>\n

President of China, Xi Jinping. Katanya sih, katanya lho ya,\u00a0you should underline the word\u00a0<\/em>KATANYA, Presiden\u00a0Xi Jinping<\/a>\u00a0dikudeta sama pihak militer dan ditahan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).<\/div>\n

\nWhat?!?\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
Jadi, guys, baru banget nih beredar rumor di sejumlah sosial media kalo Xi Jinping lagi mengalami kudeta dan jadi tahanan rumah. Tapi, pihak Pemerintah China sendiri belom ngeluarin\u00a0statement<\/em>\u00a0apapun secara resmi.\u00a0But on the other side<\/em>, rumor soal Xi Jinping yang jadi tahanan rumah ini semakin mencuat di berbagai\u00a0platform<\/em>\u00a0termasuk Twitter.<\/div>\n

\nGo on.<\/em>\u00a0<\/strong><\/div>\n
Di Twitter sendiri, udah tersebar beberapa video yang nunjukkin mobilitas kendaraan militer yang lagi\u00a0OTW\u00a0<\/em>ke Beijing. Terus, kabarnya juga sekitar 59% penerbangan di China dibatalkan. Terus, akun Twitter yang punya ribuan\u00a0followers<\/em>\u00a0juga nge-share\u00a0<\/em>soal kudeta terhadap Xi, bahkan kandidat yang berpotensi bakal gantiin Xi. But then again, ngga ada satu pun dari informasi itu yang terbukti secara resmi atau terverifikasi. Bahkan, banyak akun-akun itu profilnya anonim.<\/div>\n

\nWho would replace him?<\/em>\u00a0<\/strong><\/div>\n
Salah satu kandidat yang digosipin bakal gantiin Xi Jinping adalah\u00a0Li Qiaoming<\/a>. \u00a0Dia sendiri seorang jenderal dari militer China alias PLA. Info ini disebarin sama salah satu akun Twitter India, termasuk salah satu politikusnya, Subramanian Swamy. Selama ini sih, Li emang dianggap jadi pesaing Xi Jinping.<\/div>\n

\nSo, is it a hoax?\u00a0<\/strong><\/em><\/div>\n
Menurut sejumlah\u00a0pengamat China<\/a>\u00a0sih, sejauh ini emang nggak ada tanda-tanda kudeta. Mereka bilang kalo semua yang ada di media social itu cuma sekedar rumor aja. Misalnya aja akun Twitter Aadil Bar, yang mengaku sebagai pakar China. Dia bilang kalo Xi kemungkinan lagi karantina setelah Kembali dari pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).<\/div>\n
\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
Anything else?\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
Walaupun berita ini masih belum bisa dikonfirmasi secara benar, rumor ini beredar di tengah kondisi\u00a0ekonomi China<\/a>\u00a0yang lagi kurang baik. Menurut data CNN, di kuartal kedua tahun ini, ekonomi China tumbuh 0,4%. Terus, menurut Biro Statistik Nasional China bilang angkanya lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang bisa mencapai 4,8%. Kalo soal ekonomi ini sih,\u00a0mostly\u00a0<\/em>karena China nerapin lockdown super ketat\u00a0since t<\/em>he beginning of the pandemic,<\/em>\u00a0bahkan sampe sekarang.<\/div>\n
\n

What\u2019s getting worse globally?<\/em><\/strong>\"\"<\/p>\n

Women\u2019s health.<\/em><\/strong><\/div>\n
Iya\u00a0guys<\/em>, mengkhawatirkan deh. Jadi menurut penelitian yang dilakukan oleh perusahaan teknologi kesehatan\u00a0Halogic<\/a>, ditemukan bahwa kondisi kesehatan perempuan secara global di tahun kedua Covid-19 ini memburuk dan menghadapi banyak tantangan. Hal ini kalo dibandingin sama tahun sebelumnya di tahun 2021 di mana skor\u00a0Global Women\u2019s Health Index\u00a0<\/em>ada di angka 53, menurun juga dari tahun sebelumnya di 2020.<\/div>\n
\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
Untuk melakukan penelitiannya ini, Halogic bekerjasama dengan lembaga survei Gallup dan meng-assess<\/em>\u00a0kesehatan perempuan dari lima kategori: kesehatan umum, pencegahan,\u00a0mental health<\/em>, keamanan, dan kebutuhan dasar kayak makanan dan tempat tinggal. Hasilnya, negara yang mencetak angka layanan paling tinggi adalah Taiwan, Latvia, Austria dan Denmark dengan skor 70 aja.\u00a0Meanwhile,\u00a0<\/em>negara paling rendah pelayanannya adalah Afghanistan, Kongo dan Venezuela di angka 40. Jadi\u00a0guys<\/em>, emang kondisi pandemi ini memberikan efek terhadap kesehatan yang lebih berat pada perempuan daripada laki-laki. Dalam survei ini ditemukan bahwa perempuan lebih stres,\u00a0anxious,<\/em>\u00a0dan\u00a0worry<\/em>\u00a0atas efek Covid-19 dibanding laki-laki. Mereka juga lebih banyak jawab \u201cga punya duit\u201d dibandingkan laki-laki dari segi ekonomi.<\/div>\n
\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
\n

Hiks\u2026<\/p>\n

\n
\n
\u201cRakyat harus punya banyak pilihan,\u201d<\/em><\/strong><\/div>\n
\u00a0<\/em><\/strong><\/div>\n
Gitu\u00a0guys\u00a0<\/em>kata Ketua Departemen Politik\u00a0DPP PKS<\/a>\u00a0Nabil Ahmad Fauzi yang menegaskan bahwa sejak awal partainya konsisten memperjuangkan Pilpres supaya diikuti lebih dari dua paslon. Hal ini disampaikan politisi PKS itu kemarin, pas ditanya soal skenario pilpres 2024 yang hanya bakal diikuti dua pasangan calon yang belakangan ini rame dibahas di masyarakat. Nah kata Nabil, wacananya sih engga setuju ya, karena dinilai bakal membatasi tokoh nasional berkualitas yang pengin maju pencalonan presiden.<\/div>\n

\nPunya banyak gebetan aja enak ygy, apalagi banyak pilihan presiden\u2026<\/em><\/div>\n
\n

Announcement<\/em><\/strong><\/p>\n


\n

Thanks to Dani and Someone for buying us coffee today!<\/em><\/p>\n

\n
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi?\u00a0Here, here…just click\u00a0<\/em>here<\/a><\/em>.\u00a0<\/em>\u00a0Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support\u00a0<\/em>kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan.\u00a0Thank you so much!<\/em>)<\/div>\n<\/div>\n
\n

Catch Me Up! recommendations<\/em><\/strong><\/p>\n

Want to be healthier? Try to eat more\u00a0<\/i>vitamin E<\/i><\/a>.<\/i><\/p>\n<\/div>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Good morning Welcome to Tuesday. Today we\u2019ll want to remind you to take a reallllly good care of your health, drink enough water, get enough sleep, take your meds\u2026 and listen to what your doctor said. Otherwise\u2026. Here\u2019s the curious case of a sick governor\u2026 And as you know, we are talking about\u2026 Lukas Enembe. […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":19341,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[28],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/19340"}],"collection":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=19340"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/19340\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":19345,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/19340\/revisions\/19345"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/19341"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=19340"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=19340"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/catchmeup.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=19340"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}