Hello
Welcome to midweek aka Wednesday with our podcast, everyone. Today, time and again, we witnessed the gruesome killing that really sent shivers down to our core. So, whatever the case is and whoever is involved should be brought to justice. We don’t live in a lawless land.
Let’s talk about it: Penganiayaan dan Pembunuhan oleh Anggota Paspampres….
(Trigger warning: This content can be too gruesome to read this early in the morning. Come back later or proceed with cautions!)
Beneran bikin marah nih
guys, karena kita mau bahas soal kisahnya Imam Masykur, pedagang kosmetik asal Aceh, yang beberapa waktu lalu ditemukan
tewas mengapung di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat. Imam diduga dibunuh oleh sekelompok anggota TNI di mana salah satunya merupakan anggota Paspampres!
WHAT??? Tell. Me. Everything.
Jadi gini ceritanya, guys. Everybody meet: Imam Masykur. Seorang pedagang kosmetik berusia 25 tahun Asal Kabupaten Bireuen, Aceh, yang udah setahunan ini merantau ke ibu kota. Kejadian naas ini dimulai hari Sabtu, tanggal 12 Agustus lalu. Pagi-pagi sekitar jam delapan, Imam tiba-tiba ditangkap dari kiosnya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan dan diculik oleh tiga anggota TNI yang ngaku-ngaku sebagai polisi. Katanya sih, Imam ditangkap atas dugaan penjualan obat ilegal.
I’m reading….
Imam kemudian dibawa pergi pake sebuah mobil gitu. Nah di mobil itulah, tiga TNI tadi
ngehajar Imam abis-abisan. Nggak cuma itu, Imam bahkan diperas dan dimintai duit sebesar Rp50 juta. Katanya sih biar penjualan ‘obat ilegal’ nya itu nggak diproses hukum. Ditelepon lah ibunya di kampung. Si pelaku sempat ngomong di situ, guys. “Kalau sayang anak, segera kirim duit Rp50 juta,” katanya gitu. Ibunya Imam, bernama Fauziah pun kaget dan bingung dong. Nggak tahu apa masalahnya tiba-tiba disuruh kirim Rp50 juta.
OMG terus terus?
Wait until you hear about: Pelaku juga ngirimin video penganiayaannya, guys. Videonya jelas banget nunjukin Imam yang lagi kesakitan. Di situ Imam bilang, “Mak, cepat-cepat kirim duit. Saya ditangkap. Minta uang Rp50 juta. Nggak tahan lagi, sakit sekali ini dipukul” :((((. Namanya orang tua, apalagi ibu ya, ngeliat anaknya dalam kondisi begitu. Ya mana kuat :(((. Meskipun dalam kondisi ekonomi yang nggak memungkinkan, Bu Fauziah akhirnya ngomong, “Saya usahakan kirim duitnya malam ini, meskipun saya nggak ada duit. Saya cari duit dulu. Kami orang miskin. Jangankan Rp50 juta, seribu pun kami nggak ada duit. Tapi jangan pukuli lagi anak saya,” katanya gitu. :(((((
Nangis banget :((((
We know rite. Abis itu udah, Imam nggak bisa dihubungi lagi. Dia juga nggak pulang ke rumah. Bu Fauziah pun juga berangkat ke Jakarta nunggu update-an info soal anaknya. Long story short, hari Rabu tanggal 23 kemaren, seorang warga menemukan jasad tewas mengapung di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat. Iya, jasad itu adalah Imam Masykur :(((. Jasad Imam pun dibawa ke rumah sakit, terus kemudian dipindahkan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Abis itu jasadnya langsung diserahkan ke pihak keluarga, dan diterbangkan ke Aceh untuk dimakamkan di sana.
Now tell me who did this…..
Ok, jadi sejak Imam nggak bisa dihubungi, salah satu kerabat keluarga atas nama Said Sulaiman tuh kan tanggal 14 Agustus lalu bikin laporan ke Polda Metro Jaya yah. Polisi pun langsung memulai proses penyelidikan,
guys. Nah dari situ, akhirnya ketahuan lah bahwa tiga pelaku penganiayaan ini emang merupakan
tiga anggota TNI,
guys. Ketiganya berinisial Praka HS, anggota Direktorat Topografi TNI AD. Terus ada juga Praka J, Anggota TNI di Kodam Iskandar Muda. Dan terakhir, Praka Riswandi Manik, Petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan alias anggota Paspampres! Ketiganya pun udah diamankan di satuan masing-masing, dibantu Polisi Militer Kodam Jayakarta alias Kodam Jaya.
Why ujug-ujug aniaya anak orang? Saling kenal kah?
Nah soal itu juga. Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Irsyad Hamdie Bey Anwar menyebut sejauh ini sih motifnya ya uang, guys. Pemerasan. Lebih jauh, setelah berbagai penelusuran, Kolonel Irsyad juga mengungkap tiga anggota TNI dan Imam Masykur ini ternyata sama-sama berasal dari Aceh, guys. Imam bahkan diketahui aktif di komunitas Aceh di Jakarta. Tapi nggak yang kenal banget mereka tuh. Sekadar tahu aja. In that sense, Kolonel Irsyad bilang mereka sama-sama ngerencanain penculikan dan penganiayaan ke sesama warga Aceh ini.
Sakit….
Bener.
That being said, sampai saat ini, Polisi Militer dibantu Polda Metro Jaya pun masih menyelidiki kasus ini,
guys. Termasuk motif yang sebenarnya
why they did what they did, sampai adakah pihak lain yang juga terlibat dalam kejadian ini.
Update-nya, kemarin banget nih, Polda Metro Jaya akhirnya berhasil menangkap Zulhadi Satri Saputra. Zulhadi ini kakak iparnya Praka Riswandi yang pada saat kejadian bertindak sebagai
driver. Nggak cuma itu, polisi juga berhasil mengamankan AM dan Heri, dua warga sipil lainnya yang disebut sebagai penadah kejahatan Praka Riswandi.
That being said, sampai saat ini udah enam tersangka di mana tiga merupakan TNI, tiganya lagi masyarakat sipil.
Okay. Did anyone say anything?
Nah menyikapi hal ini,
Mabes TNI pun
speak up dong. Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda Julius Widjojono dalam keterangannya Senin lalu menyebut, pihaknya memastikan tiga anggota TNI tadi dipastikan bakal dipecat,
guys. Karena udah termasuk tindak pidana berat katanya, yaitu melakukan pembunuhan berencana. Hal ini juga sejalan dengan perintah
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono yang minta supaya pelaku dihukum berat. Maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup.
Terus kalau dari keluarga sendiri gimana?
Ya mereka cuma berharap semoga proses hukum bisa berjalan
adil, biar pelaku dihukum seberat-beratnya yang setimpal dengan perbuatannya.
In her words, Bu Fauziah sendiri bilang, “Dari keluarga kami tiada maaf buat dia. Semoga cukup keluarga kami yang jadi korban. Jangan untuk keluarga selanjutnya.”
Sedih 🙁
Btw, the fact that Praka Riswandi Manik ini yang merupakan anggota Paspampres
ofc bikin kita mikir dong, “Lah emang kerjaan dia gimana? Dia kan yang mengawal Presiden Jokowi. Ga bahaya ta???” Menyikapi hal ini, Komandan Paspampres Mayjen Rafael Granada Baay Senin kemarin bilang kalau Praka Riswandi ini kerjaannya
nggak melekat langsung ke Presiden Jokowi dan juga Wapres Maruf Amin,
guys. Doi tuh sehari-hari berurusan cuma sama motor Patwal katanya. Mayjen Rafael juga menjanjikan proses hukum tetap bakal berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Anything else now?
Nah
guys, salah satu yang juga bikin berita ini se-
viral sekarang adalah juga dari postingannya anggota DPR RI asal Partai Nasdem
Ahmad Sahroni yag nge-
post video Imam lagi digebukin di akun IG pribadinya. Dalam
caption-nya, Bang Roni mempertanyakan siapa korban tersebut dan kejadian pastinya di mana. Tapi menurut Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar, video itu hoaks. Bang Roni kemudian menjawab lagi, bahwa doi juga ngga bilang itu siapa.
Instead, dia juga nanya.
Jadi hoaks apa engga nih, Pak?
Who’s having a ‘Muka Tembok’?
67 Mantan Napi Korupsi,
Yang masih ambi nyaleg.
You read it right. Senin kemarin nih, Komisi Pemilihan Umum aka KPU baru aja mengungkap bahwa ada sebanyak
67 mantan narapidana korupsi yang namanya terdaftar dalam Daftar Caleg Sementara aka DCS untuk Pemilu tahun depan.
Of course hal ini ke-
highlight banget dong sama masyarakat. Kayak, “Nggak punya malu
u? Emang apa lagi si yang mau dikorup?”
Wow tell me.
As we all know Pemilihan Umum 2024 tuh kan tinggal “menghitung hari detik demi detik” yah. Alias nggak kerasa nggak nyampe enam bulan lagi cuy. Nah, karena udah semakin dekat dengan Hari-H 14 Februari tahun depan, berbagai step Pemilu pun udah beres deh. Mulai dari pendataan calon pemilih, terus partai politiknya juga udah daftar. Sampai yang mau kita pilih, alias calon legislatif-nya juga udah kelar pendaftaran, guys. Terus setelah daftar, beberapa waktu lalu KPU akhirnya merilis Daftar Calon Legislatif Sementara aka DCS.
Terus?
The thing is, di antara ribuan nama yang udah terdaftar sebagai Caleg sementara, ternyata ada something yang suspicious di sini, guys. Yep, diketahui ada 67 mantan narapidana yang terdaftar sebagai caleg DPRD dan DPD. Spesifik yang DPRD, mereka-mereka itu legit didukung oleh berbagai partai politik dan tersebar di berbagai daerah pemilihan mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan. Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, semua ada!
Spill bestie!!!!
Nah, soal datanya. Indonesian Corruption Watch aka ICW punya
beberapa namanya nih,
guys. Kayak Partai Golkar di Pandeglang, Jawa Barat misalnya. Ada Heru Baelanu dan Dede Widarso yang masing-masing nyalonin diri di Dapil Pandeglang I dan V. Terus ada juga Partai Demokrat yang bawa Polman Sinaga di Dapil Simalungun IV, Sumatera Utara dan Rahmanuddin DH di Dapil Luwu Utara, Sulawesi Selatan. PDI Perjuangan sama PPP juga ada, yaitu atas nama Mad Muhizar yang bakal nyaleg di Dapil Pesisir Barat III, Lampung, dan Hasanudin di Dapil Banjarnegara V, Jawa Tengah. Mereka semua pernah dinyatakan bersalah dan ditahan atas kasus korupsi yang macem-macem banget,
guys.
Idihhh….
Ya sebenarnya bagus banget kan kalau kita tahu begini. Iya, peneliti Indonesian Corruption Watch aka ICW, Kurnia Ramadhana dalam keterangannya kemarin bilang hal ini tuh merupakan pemenuhan hak asasi kita sebagai pemilih in terms of pemenuhan informasi terkait rekam jejak para kandidat. Gampangnya kayak, “Ya ni orang yang mau jadi wakil gue. Masa w gatau track record dia gimana si,” gitu kira-kira, guys.
Ntar kepilih lagi….
Nah itu dia. Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno ngeliatnya fenomena begini tuh ya nggak terlepas dari lembaga politik yang lemah dalam menyaring kader-kadernya. Targetnya parpol tuh cuma menang, dan menang only gitu lo kalau kata Bang Adi. Not to mention masyarakat sekarang juga sering lupa dan nggak peduli sama track record para caleg. Bang Adi bahkan gambarinnya masyarakat tuh cuma tau si para caleg ini waktu kampanye. “Oh dia bagus bagi-bagi sembako. Oh dia bagus suka kasih bantuan.” Padahal itu caleg mantan napi. Napi korupsi lagi.
Aturannya sendiri gimana dah? Nggak boleh?
Boleh dengan catatan, guys. Jadi berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Calon Anggota Legislatif DPR/D dan juga Calon Anggota DPD tuh diperbolehkan buat mendaftar lagi sebagai peserta Pemilu DENGAN SYARAT: Udah lima tahun atau lebih menyelesaikan masa pidananya. In a nutshell, itu orang harus nunggu lima tahun dulu setelah bebas baru bisa nyaleg lagi. Ini juga yang bakal diberlakukan oleh Badan Pengawas Pemilu aka Bawaslu, guys. Yep, menyikapi fenomena ini, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja bilang pihaknya bakal ngecek satu-satu apakah semuanya udah kelar masa jeda lima tahunnya atau belum gitu.
Ok, now wrap it up…
Sure. Nah masih ngomongin mantan napi korupsi yang come back nyaleg, ahli hukum tata negara dan administrasi negara dari Universitas Muhammadiyah Malang, Catur Wido Haruni menyebut emang nggak ada yang salah dari aturannya, guys. Yep, menurut Pak Catur, yang salah tu ya mereka yang bikin undang-undangnya. Alias banyak kepentingan politik sehingga lahirlah aturan masa jeda lima tahun ini, gengs. Pak Catur juga menambahkan, “Walaupun semua orang memiliki hak dan kebebasan dalam berpolitik, tapi tidak semua orang masuk ke dalam kriteria tersebut. Jadi memang ada batasannya, termasuk kriteria pendaftar caleg ini.” Alias apa maksudnya semua ini??? HMMM….
When there’s more weird news from India….
On religious intolerance.
Lagi-lagi India jadi sorotan internasional nih, guys. Bukan soal kemajuan teknologinya atau makanan kaki limanya yang unik-unik, tapi ini soal diskriminasi minoritas yang kembali terjadi di sana. Soalnya baru-baru ini tuh, beredar video yang menunjukan seorang guru yang menyuruh murid-muridnya untuk menampar teman sekelas mereka yang beragama Islam dan baru berusia tujuh tahun. Video ini sontak deh memicu kemarahan luas masyarakat India dan dunia.
WHAT? Tell me everything.
You got it. Jadi video ini tuh direkam di salah satu sekolah di distrik Muzaffarnagar, India Kamis kemarin. Dari video itu, terlihat seorang anak laki-laki yang berdiri di depan kelas sambil menangis karena teman sekelasnya secara bergantian menampar dirinya. Aksi kekerasan ini ternyata buah dari
perintah gurunya sendiri yang saat itu juga
in frame ada di dalam video dan malah bilang, “
Hit him harder,” gitu
guysss.
OMG, is he okay?
Kalau kata ayahnya sih, korban udah jauh lebih mendingan sekarang. Sebelumnya, putranya merasa gelisah dan takut setelah kejadian itu. Korban juga jadi nggak bisa tidur lebih awal dan masih sering merasa
shock gitu. Saat diwawancarai, korban juga bilang kalau dirinya sebenernya nggak tahu kenapa gurunya menyuruh teman-temannya menamparnya. Dia juga bilang kalau kejadian kekerasan itu berlangsung selama
satu jam,
guys.
Kok gurunya sekejam itu sih:((
Well, kalau kata inspektur polisi Muzaffarnagar bernama Satyanarayan Prajapat sih, guru di sekolah itu menyuruh menampar anak laki-laki itu karena dia nggak bisa mengingat tabel perkaliannya. Tapi parahnya, Ibu guru ini tuh malah playing victim dan jadi bahas agama pula. Soalnya dia bilang gini nih, “Kalau ibu dari murid-murid Muhammad (orang yang menganut Islam -Red) nggak memperhatikan pelajaran anak-anaknya, prestasi mereka akan hancur.” Apa nggak bikin tambah marah denger statement gurunya?
Emang sakit tuh guru.
Lebih lanjut, Ibu guru tuh berdalih tindakan yang ia lakukan untuk mendisiplinkan muridnya. Dirinya juga mengklaim kalau sebelumnya, ayah dari korban udah bilang ke dirinya untuk menghukum anak tersebut. Soal perintah siswa lain yang melakukan pemukulan itu disebabkan karena Ibu guru ini emang lagi sakit beneran. Doi tuh nggak bisa bangun dari kursi, makanya deh dia suruh temen-temennya yang mendisiplinkannya.
Tapi nggak gitu juga lah, Bu:((
Yep ternyata banyak juga warga +91 yang marah sama kejadian ini. Salah satunya adalah politisi oposisi terkemuka di sana bernama Rahul Gandhi. Nggak tanggung-tanggung, Pak Rahul bilang kalau guru di video itu udah menaburkan racun diskriminasi ke dalam pikiran anak-anak yang polos. Dia juga bilang tuh kalau nggak ada lagi yang lebih buruk dari seorang guru ketika mengubah sekolah menjadi pusat kebencian.
So, what did the teacher get?
Hmm, sampai sekarang sih, pihak berwajib setempat udah melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari beberapa saksi. Jadi karena proses penyelidikan masih berlangsung, guru tersebut yha belum didakwa secara resmi. Pejabat setempat juga udah memerintahkan sekolah tersebut untuk ditutup, guys. Makanya ayah korban juga akhirnya memindahkan putranya ke sekolah lain. Anak berusia tujuh tahun ini juga udah kembali masuk sekolah ke sekolah barunya Senin kemarin.
Got it. Anything else I should know?
Well perlakuan diskriminasi terhadap kelompok minoritas di India tuh emang lagi banyak banget, guys. Lewat studi yang dilakukan sama ekonom bernama Deepankar Basu menyebutkan ada peningkatan sebesar 786 persen kejahatan rasial kepada kelompok minoritas sepanjang tahun 2014 sampai 2018. Banyak pihak yang menyalahkan kebijakan kontroversial pemerintah India yang menimbulkan ketakutan dan keterasingan di kalangan kelompok minoritas. Meskipun gitu, Perdana Menteri India, Narendra Modi sih tetep punya keyakinan kalau nggak ada ruang buat diskriminasi di India.
When you’re broke, but you wanna ride…
Now, you can get a “cheap” EV.
Iya
guys, kondisi polusi yang makin parah belakangan ini bikin pemerintah harus makin ngegas bikin kebijakan jangka pendek, menengah hingga panjang untuk bikin langit Jakarta jadi biru lagi. Nah adapun salah satu
plan jangka pendeknya, pemerintah baru aja memperluas bantuan pembelian
motor listrik baru dengan ngasih diskon sampe Rp7 juta buat kamu yang mau beli motor listrik baru. Syaratnya, kamu harus WNI, berusia at least 17 tahun dan punya KTP elektronik. Nantinya, KTP ini didata karena kamu ngga boleh beli lebih dari satu motor listrik dengan KTP yang sama. Dengan begini, diharapkan masyarakat makin ngegas beralih dari motor bensin ke motor listrik. Menanggapi kebijakan ini, Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi optimis bahwa dengan kebijakan ini, maka penjualan motor listrik bakal mencapai target, yakni sampe 200.000 unit pada tahun 2023. FYI
guys, sejauh ini udah ada 14 perusahaan dengan 30 total model motor listrik yang udah bermitra sama pemerintah. Dengan adanya ketentuan ini, diharapkan mitranya juga bakal bertambah terus. Nah, kepikiran ganti motor listrik? Nih,
list motor yang dapet subsidi!
“Nggak usah muter-muter ke mana-mana.”
Gitu guys kata hakim Fahzal Hendri pada saksi di sidang kasus korupsi BTS, yakni Dirut PT Lintasarta, Arya Damar, dan Direktur Niaga/Komersial PT Aplikanusa Lintasarta, Alfi Asman, selaku konsorsium paket 3 BTS 4G Bakti Kominfo kemarin. Pada sidang itu, Pak Hakim nanya apakah para saksi ini dimintai commitment fee untuk join di proyek Bakti Kominfo itu. Tapi ya saksi jawabnya muter-muter, makanya Pak Hakim bilang gitcu.
When your taxi driver is taking a weird route…
Thanks to Yudhis for buying us coffee today!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi?
Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-
support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan.
Thank you so much!)
Catch Me Up! recommendations
Start your day with nutritious breakfast, like these.