When women’s freedom are getting more and more limited in Afghanistan…
Now beauty salons can’t open.
Iya, selalu sedih tiap baca berita soal pemberangusan hak-hak perempuan di Afghanistan, karena baru aja kamu mikir “Wah ni parah nih…” taunya selalu ada lagi yang lebih parah.
The new low. Nah kali ini, pemerintah Afghanistan aka Taliban baru aja merilis peraturan terbaru yang mengatur bahwa
salon kecantikan harus ditutup.
HAH KENAPA?
Well, jadi
as we all know sejak kedudukan rezim Taliban di Afghanistan pada 2021 lalu, Taliban tuh kan bersikap semena-mena sama warganya, khususnya perempuan. Mereka ngga boleh kerja, ngga boleh sekolah (di kelas tertentu), ga boleh kuliah, pokoknya banyak banget larangannya deh
guys. Menurut Taliban, perempuan kerja, sekolah gitu-gitu
berlawanan dengan syariat Islam (syariat Islam yang mana, punten?) makanya mereka
better di rumah aja.
Wah sakit.
Makanya. As if it were not dark enough, Selasa kemarin nih, Pemerintah Taliban are back with aturan yang nggak kalah mind numbing, guys. Dalam dekret yang diterbitkan Selasa kemarin, Taliban mengumumkan salon kecantikan yang ada di Afghanistan harus ditutup within one month, dan para owner salon juga harus melaporkan penutupan usahanya. Aturan ini udah fix untuk seluruh provinsi terutama di kota-kota besar, terutama di ibu kota mereka, Kabul.
But why???
Di dekret itu sih nggak dituliskan secara rinci alasannya apa. Salah satu Jubirnya Taliban, Sadeq Akif Muhadjir, bilangnya begitu semua salon udah tutup, baru deh dijelasin alasannya kenapa. Tapi dari klaim mereka, berbagai aturan udah bener ngikutin tradisi Afghanistan dan hukum Islam. Padahal, banyak owner salon di sana yang bergantung banget sama usahanya ini.
Sedih :(((
Iya. Bayangin jadi banyak yang nggak bisa kerja lagi dan satu-satunya sumber penghasilan keluarga ya dari usaha salon. Terus salon disuruh tutup! Padahal mereka punya anak, harus dikasih makan, dikasih kehidupan yang layak, gitu-gitu deh. Ini yang jadi
dilema para pengusaha salon di sana,
guys. Mereka tuh kayak nggak abis pikir aja gitu kenapa salon yang jadi target harus ditutup. Padahal perempuan yang datang ke sana tuh bahkan udah pakai hijab, nggak pakai make up, dll :(((.
Ga bisa ber-word-word...
Indeed. Makanya hal ini mengundang banyak kritikan dari masyarakat dunia, guys. Yep, berbagai organisasi internasional yang dari dulu udah gedeg sama ini Taliban ngeliatnya hal ini cuma jadi excuse-nya Taliban aja buat semakin menjauhkan perempuan dari kehidupan publik. Kayak, makin mengkonfirmasi bahwa Taliban emang pengen cewek tu di rumah aja. Ga ngapa-ngapain. Tapi sebenernya kebijakan kayak gini tuh bisa dibilang malah backlash juga buat Taliban, soalnya kan mereka pengen diakui sebagai pemerintahan yang legit sama dunia internasional, tapi kalo mereka kebijakannya gini sih, ya jauh.
🙁 Anything else?
FYI di tengah berbagai aturan yang mengekang perempuan di Afghanistan, ada satu hal yang most likely nggak diliat (atau nggak mau diliat) sama Taliban. Yep, dalam laporan PBB yang yang di-publish baru-baru ini, dengan berbagai restriksi dan larangan terhadap perempuan, tercatat bahwa ada 8% anak perempuan di Afghanistan yang mengalami depresi bahkan sampai melakukan suicide attempts :((((. Nggak cuma itu, aturan yang mengekang ini juga bikin kekerasan rumah tangga dan pernikahan paksa yang dialami perempuan jadi meningkat tajam. In that sense, PBB pun bakal melakukan berbagai upaya buat menolong mereka.