Rencana Perdamaian Indonesia Untuk Ukraina-Rusia Ditolak

151

What’s been rejected?

Peace Plan from Indonesia.
Siapa sih yang nggak capek sama perang? Apalagi di case Ukraina-Rusia yang sampai sekarang belum ada tanda-tanda kelarnya. Nah makanya, Indonesia, yang dari awal aware banget sama kasus ini kemaren mengajukan Peace Plan ke Ukraina, guys. Biar damai aja gitu. Eh tapi kata Ukraina, “Maap ga dulu.”

Hold on, I need some background.
OK. Jadi as we all know perang antara Ukraina dan Rusia tuh kan masih berlanjut sejak tahun lalu. Saat ini, keduanya masih saling serang, terus saling cari dukungan luar negeri, dan tentunya saling bertahan. Gara-gara perang/invasi (whatever you’d like to call it) ini, kondisi jadi ngga stabil guys. Ukraina-nya luluh lantak, Rusia juga jadi diembargo banyak pihak, Eropa jadi deg-degan mulu. Pokoknya tumbenan rungsing banget deh tu benua biru…

I see…
Nah, kondisi perang kayak gini tuh bikin semua orang literally cape banget. In that sense, mulai dari PBB sampai organisasi internasional dan negara-negara di seluruh dunia tuh take part dalam upaya mendamaikan kedua belah pihak. Nah Indonesia, sebagai negara yang cinta damai juga ga mau ketinggalan dong. Kita turut berperan aktif mendamaikan Rusia dan Ukraina, dimulai dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kyiv di Ukraine dan Moskow di Rusia tahun lalu. Juga berkali-kali menyampaikan komitmen perdamaiannya di berbagai forum, sampe kita tuh udah committed bakal siap jadi perantara buat perdamaian dua negara ini.

WOW kayak pahlawan w liat-liat…
Yoi. Ga cuma hal-hal tadi, Indonesia juga step up the game by proposing a…peace planSesuai namanya, peace plan ini adalah strategi perdamaian yang ditawarkan Indonesia supaya Ukraina dan Rusia bisa mulai negosiasi damai dan eventually menghentikan perang. Peace Plan ini yang disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Defence Meeting yang digelar di Singapura minggu lalu barengan sama Menhan-menhan negara lainnya. Terus, dalam Peace Plan ini, ada beberapa poin nih yang diungkap Pak Prabowo, guys.

Apa aja tuu?
Of course, yha gencatan senjata yha. Dua negara diminta buat bangun zona demiliterisasi dengan mundur 15 km dari posisi maju masing-masing pasukan. Hal ini harus dipantau langsung sama kelompok peacekeeping dari PBB kalau kata Pak Prabowo. Nggak cuma itu, Pak Prabowo juga mentioned referendum PBB harus diadain buat make sure bahwa keinginan mayoritas penduduk di wilayah yang disengketakan tuh bisa tercapai.

Sounds good, rite?
Wait until you hear about: Tanggapan Ukraina terhadap Peace Plan ini. Disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Ukraina, Oleksii Rezkinov, plan ini tuh nggak kayak plan-nya Indonesia, guys. Tapi lebih ke Russian plan. In his words, Pak Oleksii bahkan bilang, “We don’t need this mediator coming to us with this strange plan.” That being said, Peace Plan ini pun akhirnya ditolak mentah-mentah deh sama Ukraina.

Ditolak banget nih??
Ya gitu deh, guys. Kementerian Luar Negeri Ukraina juga ngeklaim nggak ada wilayah yang disengketakan antara Ukraina dan Rusia, karena jelas-jelas ya Rusia yang mencaplok wilayah Ukraina. Jadi ya nggak perlu ada referendum PBB segala. Selain itu, Ukraina juga ngeliatnya peace plan ini lebih ke kayak peace of surrender, gitu. Secara kalau diperhatiin, plan-nya Pak Prabowo tuh menyebut supaya both parties aka Ukraina dan Rusia harus mundur 15 km dari posisi asli mereka kan. Nah hal ini kontras sama pov Ukraine dan negara barat, guys.

Mereka maunya gimana?
Mereka maunya yang yang harus mundur tuh ya Rusia. Pasukan Rusia yang harusnya nggak boleh ada lagi di wilayah Ukraina. Terus Mereka juga ngeklaim Rusia tuh dari awal udah problematic: Melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, pencaplokan wilayah, dll. Jadi ya wajar dong kalo Ukraine mau fight back
Advertisement
, bukannya malah disuruh mundur juga. FYI guys sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun dari Kementerian Pertahanan RI terkait penolakan peace plan ini.

 
OK paham.
Nah fyi guys, dalam beberapa bulan terakhir, negara-negara lain kayak Brazil, China, Vatikan, sampai Afrika Selatan  juga udah ngajuin peace plan buat Ukraine. Tapi ya itu tadi, sama aja nasibnya kayak Indonesia, semuanya ditolak. Hal ini karena Ukraine tuh sebenarnya udah punya Peace Plan-nya sendiri, dan ada sepuluh poin totalnya dalam Peace Plan versi Ukraina.

Gimme all the details…
Well, in a nutshell, Peace Plan versi Ukraiana tuh mencakup  Keselamatan dari radiasi dan nuklir. Di sini, fokusnya adalah balikin pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa di Zaporizhzhia, Ukraina yang sekarang masih diduduki sama Rusia. Selain itu, semua tahanan perang dan anak-anak yang dibawa ke Rusia semuanya harus dibebaskan. Terus di-mention juga soal penegasan integritas teritorial Ukraina dan Rusia yang juga harus dipulihkan lagi sesuai sama Piagam PBB. Last but not least, yha pasukan Rusia harus cabut dari tanah Ukraina. Abis itu baru deh bisa declare “War is over”.

Kapan over-nya elah…. 
Sabar, gengs. Sampai sekarang plan ini juga terus disampaikan Presiden Volodymyr Zelenskyy tiap kali diundang ke berbagai world leaders meeting. Kayak KTT G20 di Indonesia tahun lalu, terus Arab League Summit Mei kemarin, sampai yang terakhir KTT G7 di Jepang. Ukraina sih bilangnya pihak G7 dukung banget sama plan ini yah. Jadi sekarang, prioritas mereka tinggal ambil hatinya negara-negara Global South aja, kayak negara Amerika Latin, Afrika, dan beberapa negara Asia. Biar kekuatan mereka juga lebih meningkat deh. Tapi kemudian di-ulti lagi sama the fact that Rusia yang makin nempel sama Kenya, China, dan negara Global South lainnya. Rumitttt….

OK. Now wrap it up pls…
Nah balik lagi ngomongin damai, Rusia sih bilangnya mereka juga mau banget damai, guys. Yep, terbukti dari beberapa bulan sebelum invasi kan Rusia mau tuh yah diajak ngobrol baik-baik. Sekarang pun mereka masih open. Ada tapinya sehhhh… Tapinya yha kalau mau dialog sekarang, pihak Rusia bilangnya dialog itu harus based on ‘realita baru’ di mana sebanyak lima provinsi di Ukraina udah fully or partially controlled by Russia. “Maneh siap nggak nerima kenyataan?” gitu kira-kira yah. Terus China, yang secara langsung atau nggak langsung ngedukung Rusia juga disebut bakalan ngirimin timnya ke Moscow bulan ini, dan melakukan dialog damai di sana. Still a long way to go…
Advertisement