Unjuk Rasa RUU Kesehatan, Betrok Antar Etnis di Negara Bagian Manipur – India, Kecelakaan Bus di Tegal, Vietnam & Laos Jadi Negara Suhu Terpanas di Asia Tenggara

317

Good morning

The week is still young, so we know you need an extra pick me up. Go grab your favorite coffee, eat your breakfast, and take no sh*ts, especially from men. Yep, the frenzy on Twitter last night about a cheating man is so scary, so always trust your gut. If something is too good to be true, it probably is. Take care, sis.

When the government strikes again….

This time, with RUU Kesehatan.
Yep, nggak ada habisnya deh kalau ngomongin pemerintah Indonesia dan segala kebijakan, aturan, atau ‘Calon aturan’-nya yang bikin geleng-geleng kepala dan bertanya-tanya sendiri, “Sorry maksudnya gimana?” Nah kali ini, kita mau ngomongin soal calon aturan untuk para tenaga kesehatan yang sekarang lagi dibahas di DPR dan of course, mengundang banyak kontroversi bahkan masyarakat sampai unjuk rasa gara-gara ini. So everybody meet: RUU Kesehatan.

Background pls. 
You got it. Jadi setelah UU Cipta Kerja Omnibus Law disahkan pemerintah tahun lalu, sekarang adeknya UU Cipta Kerja lagi dikerjain nih sama pemerintah dalam suatu Rancangan Undang-Undang aka RUU, guys. Yep, nggak kayak UU Cipta Kerja yang mencakup berbagai kalangan pekerja di berbagai industri, RUU yang lagi dikerjain sekarang ini cuma berfokus buat tenaga kerja di satu industri aja, which is industri kesehatan. Jadi kalau kamu atau pacarmu berprofesi sebagai tenaga kesehatan mau itu dokter, perawat, apoteker, bidan, dll, semuanya akan diatur dalam RUU ini.

Okay….
Disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, RUU Kesehatan ini dibuat supaya negara bisa kasih tambahan perlindungan hukum buat dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya waktu melakukan tugasnya melayani masyarakat. In his words, dr. Syahril bilang, “Pasal-pasal perlindungan hukum ditujukan agar jika ada sengketa hukum, para tenaga kesehatan tidak langsung berurusan dengan aparat penegak hukum sebelum adanya penyelesaian di luar pengadilan, termasuk melalui sidang etik dan disiplin,” katanya gitu.

Sounds good, no? 
Nah tapi target peraturan ini alias para tenaga kesehatan themselves ngeliat RUU ini justru bertolak belakang sama klaimnya dr. Syahril, guys. Iya, mereka ngeliatnya RUU Kesehatan justru merugikan tenaga kesehatan, kayak nggak ada jaminan hukum, dan perlindungan buat tenaga kesehatan juga terancam dihilangkan. Lebih jauh, kalau RUU Kesehatan disahkan, maka dinilai bakalan bentrok sama UU profesi medis yang sebelumnya udah ada kayak UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, UU Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, dan UU Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.

I’m not following….
Gampangnya, beberapa pasal dalam RUU Kesehatan ini kontroversial banget. Kayak klaim pemerintah yang mau kasih tambahan perlindungan hukum, tapi ketika dibaca lagi di Pasal 283, tetep ada peluang dokter mengalami tuntutan berlapis kayak ganti rugi, sampai tuntutan pidana dan perdata dan led to defensive medicine, di mana kalo kaya gini bukan cuma dokternya kan yang rugi, tapi pasiennya juga. Secara, kualitas pelayanan juga bakalan menurun kan kalau dokternya lagi berproses dalam ranah hukum.

Terus terus? 
Nggak cuma itu, lewat RUU Kesehatan ini, para tenaga kesehatan tuh terancam dikriminalisasi, gengs. Iya, secara dalam Pasal 462 RUU ini, dituliskan “Tenaga kesehatan bisa dipidana jika melakukan kelalaian,” di mana termasuk dalam unsur pidana dan terancam 3-5 tahun penjara. In that sense, hal ini diliatnya malah bikin tenaga kesehatan takut waktu lagi nanganin pasien. Selain itu, peran organisasi profesi kesehatan kayak IDI kalau dokter, PPNI buat perawat, IAI buat Apoteker, IBI buat Bidan, dan PDGI kalau dokter gigi yang buat pengawasan, pembinaan, penerbitan rekomendasi dan surat tanda registrasi aka STR juga terancam dihapuskan. Makanya banyak yang menganggap UU Kesehatan ini blunder banget lah.

Se-blunder itu emang?
Well kalau diliat dari dekat sih ada juga plus-nya, guys. Sekretaris Umum Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia, Erfen Gustiawan Suwangto bilangnya RUU Kesehatan ini justru bakal memudahkan masyarakat buat berobat. Selain itu, dokter umum yang mau lanjut ke spesialis juga jadi lebih mudah dengan ngajakin universitas buat kerja sama. Yes, bukan univ yang ngajakin kerjasama dengan RS, tapi ini kebalikannya. Speaking of spesialis, dokter spesialis di RUU ini juga udah bisa jadi dosen, gengs. Beda sama sekarang di mana kudu jadi Sp. (K) alias konsulen dulu baru jadi dosen. Tapi ya gitu, di tengah berbagai benefits ini, kerugiannya dinilai emang lebih banyak.

Terus gimana dong? 
Makanya, kemarin banget nih, ribuan tenaga kesehatan yang tergabung dari lima organisasi profesi tadi which is IDI, PPNI, IBI, IAI, dan PDGI, bahkan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian Kesehatan. Disampaikan langsung oleh Ketua IDI, Adib Khumaidi, RUU Kesehatan tuh belum mencerminkan kebutuhan dari permasalahan kesehatan di Indonesia. Terus kata dia, jika UU ini disahkan maka diprediksi nggak bakalan jadi jawaban dan nggak bakalan juga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di Indonesia.

Okay….
Masih dari keterangan dr. Adib, perancangan RUU Kesehatan ini tuh kayak diburu-buru banget, gengs. Jadi kayak, “Apa yang dikejar sih, Pak? Bu?” Lebih jauh, the fact that IDI udah kasih aspirasi tapi nggak dihiraukan sama sekali sama pemerintah dalam pembahasan RUU ini akhirnya bikin mereka marah juga, guys. Secara, orang-orang yang unjuk rasa kemaren tuh kan orang-orang yang kerjanya di lapangan yah. Jadi mereka tau betul kondisi kesehatan di Indonesia kayak apa. Lah sampai begini kejadiannya, yha berarti ada yang nggak beres dong. Makanya, kelompok yang ikut unjuk rasa itu menuntut pemerintah supaya benerin dulu layanan kesehatan, baru ngurusin undang-undang. That being said, mereka maunya tunda dulu pembahasan RUU Kesehatan ini.

Eh tapi pasien gimana? 
Worry not worry, guys. Meskipun ribuan dokter dan tenaga kesehatan lainnya kemaren unjuk rasa turun ke jalan, Dokter Adib bilangnya aksi ini udah direncanakan sebelumnya jadi layanan kesehatan juga tetap bisa jalan. Tetap ada kok nakes yang jaga di IGD, di ICU, operasi juga tetap jalan. In his words, Dokter Adib bilangnya, “Kami tetap menjalin koordinasi seluruhnya di seluruh wilayah. Apa ada pasien terbengkalai atau tidak, kami juga komunikasi dengan direktur di seluruh daerah yang kemudian menyatakan bahwa pelayanan tetap terjaga.”

Bagus deh. Now wrap it up…
Nah yang harus kamu tahu adalah, kalau sampai tuntutan para tenaga kesehatan untuk menunda pembahasan RUU Kesehatan ini nggak dipenuhi, unjuk rasa kemaren nggak bakal jadi yang pertama. Mereka ngancam bakal melakukan aksi mogok nasional di 14 Mei mendatang, guys. Selain itu, tenaga kesehatan ini kasih tenggat waktu ke Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin selama 20 hari untuk mengabulkan tuntutan mereka. Dan kalau sampai 20 hari itu nggak ada perkembangan juga, ya udah either unjuk rasa atau mogok nasional 2.0 yang bakal tenaga kesehatan ini lakukan, gengs.

Now, let’s talk about ethnic violence…

In Manipur, India. 
Yep, another deadly incident happened in India. Jumat lalu, insiden betrokan antar-etnis terjadi di negara bagian Manipur, India yang menewaskan sedikitnya 55 orang dan 260 orang lainnya terluka. But so far, masih belum ada konfirmasi resmi soal jumlah korban jiwa dari pemerintah. Jadi, angka tersebut masih perkiraan aja.

Sad 🙁 background pls. 
It all started from status “Scheduled Tribe” yang diatur dalam UU India, di mana aturannya memberikan kuota buat sejumlah suku agar mereka bisa mendapat pekerjaan pemerintah, penerimaan di perguruan tinggi even sampe kursi perwakilan di tingkat dewan desa hingga parlemen. Tujuannya sih, clearly buat mengatasi ketidaksetaraan struktural dan diskriminasi antar suku di India. Sounds good, rite? Dengan memiliki status ini, suku-suku di India tersebut jadi punya privilege buat dapetin benefit tersebut. Di negara bagian Manipur sendiri, ada sejumlah kelompok etnis yang ternyata udah lumayan sering bentrok selama puluhan tahun terakhir.

Go on..
Adapun etnis minoritas yang ada di Manipur termasuk suku Naga, Kuki dan Mizo yang terdiri dari umat Kristen. Actually, suku Naga dan Kuki tuh sebenernya udah lebih dulu dapet status “Scheduled Tribe” tersebut. Mereka jadi punya hak buat memiliki tanah di perbukitan dan hutan. Eh, lagi enak-enak punya privilege gitu, ada satu suku lagi nih yang tiba-tiba berambisi buat dapet status “Scheduled Tribe juga”. Now, everybody meet: Suku Meitei.

Tell me.. 
To start it off, suku Meitei itu merupakan etnis terbesar di Manipur yang terdiri dari mayoritas umat Hindu. Nah, mereka juga kepingin tuh ngerasain privilege kaya suku Naga dan Kuki. Then somehow, bulan lalu Pengadilan Tinggi Manipur meminta pemerintah buat mempertimbangkan permohonan dari suku Meitei buat dapet status tersebut. Of course, ini bikin suku lain jadi kaget, dong. Mereka khawatir kalo pemerintah bakal nggak adil dalam memberikan privilege yang akhirnya bikin mereka nggak terima sama ambisi suku Meitei yang ikut-ikutan pingin dapet status “Scheduled Tribe”. And since then, the chaos began. 

Terus, langsung bentrok gitu aja tuh? 
Everything started dari aksi protes aja sebenernya, EH tapi kemudian berangsur berubah jadi aksi kekerasan. Aksi protes ini sendiri digagas sama serikat mahasiswa, Persatuan Mahasiswa Semua Suku Manipur (ATSUM). Bentrokan pertama kali terjadi di distrik negara bagian Churachandpur yang didominasi suku Kuki, which is suku yang nggak terima juga soal tuntutan suku Meitei tadi. After this happened, pihak berwenang akhirnya ngirim ribuan tentara ke Manipur buat mengakhiri kekerasan tersebut. Tapi kayanya, upaya ini nggak cukup buat menenangkan situasi dan akhirnya puluhan orang tewas. Kalo menurut keterangan dari pejabat di beberapa rumah sakit di kota Imphal, most of the victims kena luka tembak.

Sad :(.
Nggak sampe situ aja, gara-gara bentrokan ini, militer India menyebut kalo ada sekitar 23 ribu warga sipil yang melarikan diri dari rumah mereka masing-masing. Beberapa orang akhirnya ditampung di pangkalan militer yang ada di sana. Selain itu, sejumlah foto dan video yang beredar juga nunjukkin kendaraan dan gedung-gedung yang terbakar.
Advertisement

I believe government has done something.. 
To handle the chaos, militer India, which includes pasukan dan paramiliter Assam Rifles mengevakuasi lebih dari 7.500 orang dari berbagai komunitas. Mereka dibawa ke kamp-kamp pasukan dan gedung-gedung pemerintah. Other than that, layanan internet seluler dihentikan alias dibikin nggak ada sinyal tuh di sana selama lima hari. Well, Menteri Utama Manipur, N. Biren Singh sih menyampaikan pesan agar warga bisa bergandengan tangan dan menjaga perdamaian dan harmoni. Selain itu, pemimpin kongres Rahul Gandhi juga ikutan prihatin nih soal situasi yang terjadi di Manipur dan minta Perdana Menteri Narendra Modi buat segera mengatasinya.

Terus respons Modi gimana? 
Sadly, Modi belom komen apa-apa tuh soal insiden ini. Even worse, sejumlah anggota Kongres tuh sampe ngingetin Modi buat ngasih perhatian soal insiden di Manipur gara-gara dia lebih milih buat stay di Karnataka dan sibuk ngumpulin suara buat partainya. Nggak heran sih kalo Modi bersikap kaya gini, soalnya ternyata it’s not his first time when doi milih spent waktu lebih banyak buat ngurusin kampanye pemilihan.

Anything else? 
Ngeliat situasi yang chaos, sebagian besar negara bagian di India juga sampe mengatur flight khusus buat segera mengevakuasi warga mereka, which mostly are students yang sekolah di Manipur.

Now, let’s speed you up on to: Kecelakaan Bus di Tegal….

Diduga ada bocil mainin remnya.
Yep. Kasian banget deh, guys. Hari Minggu kemaren, tepatnya di kawasan wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah, ada satu bus yang mengalami kecelakaan. Tapi bukan kecelakaan antar kendaraan gitu, bus wisata ini mengalami kecelakaan tunggal dan diduga salah satu penyebabnya adalah gara-gara ada bocil yang mainin tuas remnya. Akibatnya, dua orang dinyatakan tewas dalam kecelakaan ini.

Wait,
 gimana ceritanya? 
Jadi gini ceritanya, guysWeekend kemarin, ada seratusan warga asal Serpong Utara, Tangerang Selatan yang rame-rame pergi ke Pekalongan, Jawa Tengah untuk berziarah di sana. Nggak dijelasin ziarah dalam rangka apa, yang jelas pergi ziarah aja mereka ke sana. Nah mumpung udah di sana, lanjutlah mereka refreshing liburan ke objek wisata di Jawa Tengah. Adapun salah satu objek wisata yang mereka kunjungi tuh ada di Kawasan Guci, dan di Kawasan Guci inilah kejadian naas terjadi, gengs.

Naas gimana? 
Satu dari dua bus yang membawa 107 orang itu mengalami kecelakaan tunggal, guys :((. Iya, dikonfirmasi oleh Kapolres Tegal, AKBP Mochamad Sajarod Zakun, kecelakaan ini bermula waktu si kenek lagi manasin mesin busnya sambil pelan-pelan penumpang ikut naik ke bus. Si kenek dan sopirnya keluar pada saat itu untuk koordinasi sama panitia rombongan. Nah, waktu mesinnya lagi dipanasin, eh tiba-tiba bus itu langsung jalan melaju nggak terkendali nabrak badan jalan berkali-kali sampai akhirnya meluncur bebas masuk sungai yang berjarak sekitar 100 meter, guys. Yep, masuk sungai. Bukan masuk ke jurang kalau kata AKBP Sajarod. Akibatnya, 37 orang yang udah ada di dalam bus itu pun turut menjadi korban dalam kecelakaan ini.

Ya ampun kok bisa jalan sendiri sih?
Nah ini yang masih didalami sama pihak kepolisian, guys. Padahal waktu kejadian, bus itu tuh udah diganjal pakai rem tangan. Makanya dari sini banyak isu beredar kalau penyebab kecelakaan ini adalah karena adanya anak kecil yang eventually merupakan satu penumpang di situ iseng lepasin rem tangannya. Makanya mesin yang udah dalam keadaan ready to go itu juga bisa jalan sendiri deh. Terus menanggapi hal ini, AKBP Sajarod bilangnya, “Nggak. Nggak gitu.” Yep, Pak Sajarod bilangnya semua anak-anak kemaren tuh masih dipangku orang tuanya semua dan ada di bagian tengah bus. Jadi yha nggak make sense aja kalau ada anak kecil harus jalan lagi ke depan bahkan sampai mainin rem.

I see….
But still, pihak kepolisian disebut bakal melakukan pemeriksaan mendalam termasuk towards sistem pengereman yang ada di bus itu. Nggak cuma itu, kelayakan bus itu juga bakal diselidiki sama polisi, guys. Jadi ya gitu deh, sampai saat ini, both kenek dan sopirnya juga masih berstatus sebagai saksi dan sampai sekarang masih terus dimintai keterangannya sama polisi. Bersamaan dengan itu, proses evakuasi 37 korban tadi juga terus dilakukan.

Gimme all the details…
Sad to inform you that sampai berita ini ditulis, udah ada dua korban meninggal dalam kecelakaan ini, guys. Awalnya pada saat kejadian satu orang tuh yang meninggal, seorang pria berusia 58 tahun namanya Pak Maja, dan satu lagi korban mengalami luka berat namanya Ibin. Nah kemarin banget nih, kepolisian mengumumkan kalau Ibin juga udah meninggal :(. Sementara korban lain, yang mengalami luka ringan, juga udah dirujuk pulang supaya dapat perawatan di Tangsel aja. Jenazah Ibin dan Pak Maja juga udah dibawa ke Serpong.

Okay. Does anyone say anything?
Well, menyikapi kejadian ini, Jasa Raharja menyebut pihaknya bakal kasih santunan buat korban baik yang mengalami luka atau korban meninggal, guys. Yep, disampaikan oleh Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, seluruh korban tuh emang terjamin haknya sesuai UU Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum. Di situ diatur bahwa korban meninggal bakal dapat santunan sebesar Rp50 juta, which diserahkan ke ahli waris yang sah, dan korban luka juga dijamin biaya perawatannya up to Rp20 juta. That being said, Jasa Raharja sekarang lagi koordinasi sama Satlantas Tegal buat pendataan dan administrasinya langsung diurus di rumah sakit deh.

Got it. Anything else I should know? 
Balik lagi ke dua korban tewas dalam kecelakaan ini salah satunya bernama Ibin, Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang udah dengar kabar ini langsung ngirimin karangan bunga ke rumah duka di Kelurahan Paku Jaya, Serpong Utara, Tangsel, gengs. Yep, mulai dari Wali Kota dan Wakil Walikota Pak Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan, sampai Sekretaris Daerah Bambang Noertjahjo semuanya pada kompak ngirimin karangan bunga.

Deepest condolences for the victims and families affected. Our prayers and thoughts are with you.

When you keep yelling, “BUSET PANAS BANGET GILA“…..

Our neighbours be like, “Lo panas kita mateng shay”
Yep, kalau kamu ngeluh cuaca panas mulu, masyarakat di Vietnam dan Laos juga bilang, “Lo sih nggak ada apa-apanya”. Iya, soalnya for the past weeks, Vietnam dan Laos jadi negara dengan suhu terpanas di Asia Tenggara. Suhu di Vietnam, tepatnya di distrik Utara Tuong Duong mencapai 44,2 derajat Celcius selama akhir pekan lalu. Meanwhile, suhu di Laos tepatnya di kota Luang Prabang mencapai 43,5 derajat Celcius. Even worse, suhu tersebut tercatat sebagai rekor tertinggi in both countries. Tapi, kalo Vietnam sama Laos ngerasa paling panas belakangan ini, kedua negara itu sebenernya masih nggak sebanding sama Thailand yang pertengahan April lalu mencapai 45 derajat Celcius. Gokil nggak tuh? Kebayang ini mah bukan lagi bisa masak telor di depan rumah, tapi udah bisa goreng ayam sambil masak nasi di sampingnya. Bulan April sama Mei emang jadi bulan-bulan terpanas dalam setahun buat kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Overall, peningkatan suhu ini berkaitan sama gelombang panas yang melanda kawasan tersebut, tapi terus diperparah dengan kabut asap yang makin intens akibat polusi udara yang tinggi.

“Idola saya Ibas.”

Gitu guys kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pas ngomentarin soal adiknya, Kaesang Pangarep yang pake kaos bergambar Prabowo Subianto pas membawakan konten YouTube bertajuk Kaesang Pangarep by GK Hebat. Kata Mas Gibran, ya mungkin aja Kaerang lebih ngefans sama Prabowo, kalo doi sih sama Ibas. Ya beda-beda juga gpp kan? Gitu katanya…
 
Kalo idola saya Taylor Swift mas…

Announcement

Thanks to Adam, Nabila, and Sau for buying us coffee today! 

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Reaching out for coffee first this morning? Read this first.

Advertisement