Perebutan Ketum Partai Demokrat

126

Now, here’s to a never ending drama…..

In Politics.
Jujur tiap hari ada aja drama perpolitikan tanah air ini yah, guys. Dan tiap hari bukannya makin anteng tapi malah makin juicy and spicy kayak ayam goreng favorit kamu wkwkwk. Bahkan sampai di level perebutan kekuasaan segala. Yep, we’re talking about rebutan, literally rebutan Partai Demokrat antara Mas Agus Harimurti Yudhoyono dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mau mengambil alih partai berlambang bintang mercy itu. Nah kemarin banget nih, kasus ini pun memasuki babak baruguys.

Hold on. I need some background here. 
OK. Grab your popcorn. Jadi semua drama dan konflik ini bermula di Kongres Luar Biasa aka KLB Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021 lalu. Hasil dari Kongres itu kemudian memutuskan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, sebagai ketua umum yang baru gantiin Agus Harimurti Yudhoyono. Sampai sini everything seems fine, rite? Kayak, “Ya udah Pak Moeldoko ketum baru,” gitu kan. Tapi plot twist-nya adalah, Mas AHY sebagai Ketua Umum tuh nggak tahu sama sekali tentang KLB ini. Iya, menurut Mas AHY, KLB ini diadain diem-diem, dan gajels juga siapa yang hadir. Jadi pas tau soal ini, Mas AHY be lyke, “Apaansi?”

Wow drama….
Makanya. Sejak saat itu ada dua kubu deh tuh di Partai Demokrat. kubunya Mas AHY yang menyatakan, “KLB di Deli Serdang tuh kegiatan ilegal. Sampai saat ini Mas AHY tetap ketum kami,”  VS Kubunya Pak Moeldoko, “Hasil KLB jelas. Pak Moeldoko ketum kami. Titik.” Kubu Pak Moeldoko juga diketahui udah punya struktur organisasi dan AD/ART pun juga udah diubah. Terus, struktur organisasi dan perubahan AD/ART ini diajuin ke Kementerian Hukum dan HAM kan buat disahkan. Hasilnya, Jeng jeng, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menolak pengajuan itu karena dokumennya dinyatakan nggak lengkap, guys.

That’s why AHY still Ketua Umum Demokrat?
Exactly. Kemenkumham menyatakan Agus Harimurti Yudhoyono tetap merupakan Ketua Umum Partai Demokrat yang sah. Tapi Kubu Moeldoko nggak tinggal diam. Berbagai langkah hukum udah mereka lakukan. Mulai dari ngajuin gugatan ke Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, PTUN, sampai Mahkamah Agung. Tapi semuanya ditolak. Bener-bener ditolak. Sampai 16 kali mereka menggugat, dan 16 kali juga ditolaknya. Tapi yha Pak Moeldoko and the gang ini orangnya emang pantang menyerah aja, guys. Secara, setelah berbagai penolakan, Pak Moeldoko tetap mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung dan menggugat Mas AHY dan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.

Peninjauan Kembali?
Kayak yang tadi dibilang, Kubu Pak Moeldoko tuh udah menggugat ke sana sini kan terkait Hasil KLB Deli Serdang ini, termasuk ngajuin kasasi ke Mahkamah Agung. Terus, September 2022 lalu Mahkamah Agung juga udah menolak kasasi tersebut. Nah karena nggak terima, diajuinlah Peninjauan Kembali supaya bisa diliat lagi gitu sama Hakim MA. Dengan harapan Pak Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru juga bisa sah dan legit. Ada empat bukti baru katanya.

Gigih banget… gak kayak gebetan w.
We know, rite? Menanggapi PK ini,  Pak Yasonna
Advertisement
 sih santai aja, gengs. In his words, Pak Yasonna Laoly bilangnya, “Itu aturan hukum. Hak dia, dan saya tidak mau ikut campur,” katanya gitu. The same also goes on Partai Demokrat (AHY’s version). Mas AHY yang eventually tahu terkait bukti baru itu bilang bahwa bukti itu sebenarnya nggak baru lagi, guys. Iya, Mas AHY menyebut empat bukti ini udah pernah dipakai di PTUN Jakarta November lalu, dan hasilnya apa? Yha ditolak juga to. Jadi ya doi santuy.

Terus gimana dong tuh? Any updates?
Nah sekarang, Mahkamah Agung diketahui udah mulai mengadili PK ini, gengs. Sampai berita ini ditulis, MA belum merilis siapa aja hakim yang bakal bertindak dalam PK ini. Jadi we’re far from mengetahui putusan Hakim MA terkait kasus ini. Biasanya sih, MA butuh waktu sekitar tiga bulan sampai kita tahu results-nya bakal kayak apa. Jubir MA, Suharto, juga minta masyarakat kudu bersabar sampai sidang putusannya digelar, guys. Jangan bikin opini yang macem-macem dah, katanya.

Kira-kira kali ini bakal diterima nggak yah?
Your call. tapi kalau kata Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang juga bapaknya Mas AHY, Susilo Bambang Yudhoyono, kemungkinannya kecil banget PK ini diterima. Apalagi udah 16 kali ditolak di mana-mana kan. Lebih jauh, Pak SBY bilangnya Indonesia tuh bukan negara predator di mana yang kuat memangsa yang lemah. Indonesia juga bukan negara yang menganut hukum rimba di mana yang kuat menang melawan yang lemah.


Jadi Mas AHY lemah gitu?
Gatau ya. Mikirin worst case-nya aja ini mah. Secara kalau pun diterima, Pepo bilangnya ini adalah sebuah alert di mana ada ‘Tangan-tangan politik’ yang ganggu Demokrat dengan tujuan supaya Demokrat nggak ikutan Pemilu tahun depan. Namanya menjelang Pemilu, sikut-sikutan dalam politik tuh udah nggak terhindarkan lagi. Makanya, dikhawatirkan Partai Demokrat, dan Capres usungan mereka, Anies Rasyid Baswedan, jadi kena semua deh sama manuver-manuver politik ini.

Politics and the tensions.. Wrap it up pls…
Fyi tindakan Pak Moeldoko ini emang dapat banyak banget kecaman, guys. Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat pimpinan Moeldoko, Saiful Huda bilang bahwa awalnya bahkan banyak banget yang mencaci maki mereka. Tapi menurut dia, as the time goes by, orang pun bisa ngerti. Menurut kubu Partai Demokrat (Moeldoko version) PD ini emang harus dikoreksi secara menyeluruh 360 derajat, guys. Dan koreksian itu yha cuma bakal terjadi kalau Partai Demokrat ‘Steril’ dari Trio Cikeas alias Pak SBY, Mas AHY, dan Edhie Baskoro Yudhoyono aka Mas Ibas.  “Makanya Partai Demokrat harus direbut,” katanya gitu.
Advertisement