Penipuan Tiket Konser Coldplay, Penurunan Satwa Liar Dunia Semakin Cepat, Persaingan Parpol Dalam Pemilu 2024, Bank Konvensional Akan Kembali Beroperasi di Aceh

331

Hi

It’s Wednesday again, so never miss our podcast here. Yep, in case you prefer everything in audio. Now, we got you everything covered, from Coldplay ticketing frenzy, biodiversity, to, you know it: the future in 2024. Election is just reallllly around the corner guys. Brace yourself.

When you’ve been very angry over these “WTS Konser Coldplay“….

Ujung-ujungnya penipuan.
Still over the Coldplay frenzy, guys. Kayak yang udah diprediksi banyak pihak, habis war tiket, terbitlah para korban jastip dari calo tukang tipu. Ga tanggung-tanggung, para korban calo jastip Konser Coldplay ini melapor ke Bareskrim Polri dengan dugaan penipuan dan total kerugian lebih dari Rp 200 juta. You read it right. Dua Ratus. Juta. Rupiah.

Not surprised. But tell me everything.
OK. Jadi as we all know for the first time ever, Coldplay yang terkenal dengan hits-hits legend-nya kayak “A Sky Full of Stars”, “Yellow”, dan “Fix You” itu dikonfirmasi bakal mampir konser di Indonesia dalam rangkaian world tour mereka, “Music of the Spheres”. Yep, Chris Martin dkk dijadwalkan bakalan manggung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 15 November mendatang. Makanya, karena ini pertama kalinya mereka konser di Jakarta, antusiasme masyarakat Indonesia tuh beneran guedeeeee banget, sampai udah siapin berbagai amunisi buat ticket war.

Terus terus? 
Terus, kamu tentunya masih inget di mana pada Jumat tanggal 19 kemarin, temen-temen kamu banyak yang ujug-ujug MIA sampe cancel meeting karena adanya penjualan tiket Coldplay dan mereka harus war. Tujuannya ya supaya bisa dapet tiketnya, secara emang rebut-rebutan banget kan. Adapun dalam keterangannya, PK Entertainment dan Third Eye Management selaku promotor yang datangin Coldplay ke sini menyebut pihaknya udah nyiapin kuota sebanyak 50.000 tiket, guys. Tapi yha gitu, karena antusias yang Masya Allah banget, maka masyarakat pun pada war dan hanya orang yang beruntung dan punya strategi aja yang bisa berhasil tembus dapat tiketnya, whether itu di Ultimate, Festival, atau Cat 1 – Cat 8. Sampai ludes terjual 50.000 tiket itu.

W ngga dapet pls….
Same here. Nah karena pada nggak dapet atau nggak sempat ikutan war-nya sama sekali, masyarakat pun banyak yang menggunakan jasa titip aka jastip tiket yang rame berseliweran di media sosial. Iya, kamu pasti ngeh kan bahwa banyak banget di IG dan Twitter akun-akun jastip konser yang diklaim terpercaya dan testimoninya bagus-bagus. Makanya, banyaklah yang pake jasa si akun-akun jastip ini dan berharap mereka bisa teriak “You know I love you so…” bareng-bareng di GBK November nanti.

Se-trusted itu emang?
Well, the truth is: Nggak semua jastip ini terpercaya, guys. Buktinya, ada 60 orang yang mengaku korban penipuan jastip tiket Coldplay oleh oknum sepasang suami istri berinisial ABF dan W asal Bantul, Yogyakarta. Dalam keterangan Polda Metro Jaya, pelaku melakukan aksinya lewat akun Twitter @findtrove_id. Lewat akun itu, korban diharuskan bayar 50 ribu rupiah buat DP gitu. Abis itu langsung di-invite ke grup WA dan langsung diinfoin kalau tiketnya udah dipesan sesuai keinginan. Harganya mahal lagi, dua kali lipat dari harga asli di mana korban harus bayar full dalam waktu satu jam. Kalau nggak, duit 50k tadi bakal dinyatakan hangus.

Busettt… Terus langsung di-tf tuh?
Yes. Nggak ada curiganya sama sekali tuh para korban pada saat itu. Namanya Chris Martin udah di depan mata yekannnn. Tapi ternyata, tiket yang dijanjikan bakal dikirim setelah korban transfer tuh nggak pernah ada. Bahkan ditunggu sampai dua hari, tetap nggak ada kabar. Ending-nya, waktu dicek lagi, nomor WA korban udah pada di-block, akun Twitter juga udah nggak ada lagi. Jadi ya gitu, korban, dengan sederet barang bukti yang udah dikumpulkan pun langsung melapor ke kepolisian atas dugaan penipuan deh. Secara, udah rugi sampe Rp257 juta mereka, guys.

Ya Allohuuu….
Gile emang. Terus ternyata pelakunya nggak cuma satu dua oknum, tapi beneran banyak. Dan platform penipuannya tuh beda-beda. Kalau tadi yang kita bahas itu di Twitter, di Instagram juga ada. Nggak pandang bulu pula. Rakyat biasa, public figure, influencer, semua bisa kena. Iya, di case konser Coldplay ini, seleb Tiktok atas nama dr. Nicho Saputra juga kena tipu sama oknum jastip. Dalam video TikToknya dia bilang kalau ada akun Instagram tiketkuiniyahh yang dia pikir trusted buat beli tiket konsernya. Terus, itu orang bilangnya udah dapet di Cat 1, beli lah dua. Di-transfer 12 juta.  Eh ternyata bodong. Makanya Dokter Nicho dan team juga langsung ngelaporin kasus ini ke Polda Sumatera Selatan dan berharap pelakunya ditangkap.

HARUS SIH….
Kamu yang baca aja marah banget yekan. Nah kini update terbarunya, si ABF dan W udah ditangkap pihak Polda Metro Jaya dan udah dijadikan tersangka. Jadi sekarang, kepolisian lagi mendalami lebih jauh terkait kasus ini deh. The same also goes to case-nya Dokter Nicho, meskipun pelakunya belum terungkap, Polda Sumatera Selatan sekarang juga lagi mendalami kasus ini lebih jauh lagi supaya nggak ada lagi dah korban-korban penipuan jastip dan calo kayak gini nih.

Terus emang pada nipu tuh?
Yep, soalnya para pelaku penipuan ini dijerat Pasal 28 ayat (1) Jo Pasal 45A ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Selain itu, mereka juga dijerat Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

I see. Any words? 
Well, menyikapi maraknya penipuan tiket konser, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut sistem digital dalam pembelian tiket tuh emang rentan banget penipuan. Bahkan, temennya Mas Sandi sendiri kena tipu bisa beli sampai 20 tiket, padahal sesuai ketentuan official-nya, maksimal tuh empat purchase, guysThat being said, kejadian kayak gini tuh bisa banget ngerusak citra bisnis industri seni pertunjukan di Indonesia. Padahal antusiasme masyarakat udah bagus banget.

Now wrap it up…
Well well well, dari tadi talking about tiket konser Coldplay, ternyata atlet SEA Games yang baru banget balik dari Kamboja itu juga tertarik ikutan, guys. Kapten Timnas U-22, Rizky Ridho, bahkan udah sempat minta tiketnya. Dari situ, Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dito Ariotedjo bilangnya bakal meng-consider kasihin tiket buat atlet yang kemaren berprestasi. In his words, Mas Dito bilangnya, “Kalau kami ada akses kami bagi-bagikan ke atlet. Tapi kami tidak janji,” katanya gitu. Lebih jauh, Mas Dito juga sekarang lagi pitching ke Presiden Jokowi terkait bonus atlet berprestasi, guys. Most likely sih bakalan sama kayak SEA Games sebelumnya. Tapi kalau ada bonus lain, yha diserahkan ke federasi masing-masing.

Who’s losing their home? 🙁

Our wildlife :(.
Iya, sedih banget deh, guys. Soalnya berdasarkan studi terbaru yang dilakukan sama Biological Sciences at Queen’s University Belfast, Irlandia, ditemukan bahwa penurunan populasi satwa liar di dunia ini tuh terjadi cepet banget, dan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

HAA? Kok bisa sih? 
Ya bisa banget. Jadi dalam hasil studi yang di-publish dalam jurnal Biological Reviews Senin kemarin, diketahui bahwa manusia udah menyebabkan punahnya banyak banget spesies liar. Sampe sampe nih ya, para ilmuwan tadi juga menyebut bahwa fenomena ini tuh merupakan kepunahan massal yang alarming banget.

Manusia banget nih penyebabnya?
Ya siapa lagi? Anyway emang banyak banget kegiatan manusia yang akhirnya menyebabkan para satwa liar ini jadi makin punah, terutama pembukaan lahan dan hutan yang sebenernya merupakan habitat aslinya para satwa. Namun dengan adanya alih fungsi hutan jadi lahan pertanian, jalan raya dan pembangunan kota, maka habitat para hewan-hewan itu makin abis deh 🙁 Kondisi ini kemudian diperparah dengan suhu bumi yang makin hangat, yang buat certain species itu ngga memungkinkan mereka buat survive :(.

Sedih banget jujur.
Banget. Lebih jauh dalam melakukan penelitiannya tersebut, para researchers menganalisa sekitar 70 ribu spesies liar mulai dari mamalia, reptil, burung, amfibi, ikan sampai serangga buat mengetahui apakah para satwa ini populasinya makin banyak atau justru semakin sedikit. Hasilnya, 48 persen dari spesies tersebut mengalami penurunan populasi dan hanya kurang dari 3 persen yang mengalami peningkatan. Hal ini juga bikin kaget para peneliti karena mereka ngga nyangka penurunannya sedrastis ini.

Ya mereka aja kaget apalagi kita 🙁
True. Terus menurut salah satu penulis studi, namanya Daniel Pincheira-Donoso, hasil temuan ini tuh jauh lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya dan secara langsung juga menunjukkan bahwa bumi emang lagi ngga baik-baik aja. Doi juga menjelaskan bahwa kalo sebelumnya ada status “kategori konservasi” alias “hampir punah” untuk certain spesies, maka temuan terbaru ini menunjukkan lebih detail lagi soal punahnya sejauh mana. Terus diketahui bahwa dari 33 persen spesies yang tadinya belum masuk kategori punah, sekarang udah masuk kategori punah.

Hiks. Hewan aja ni yang punah? 
Kalo dari penelitiannya sih emang mereka fokus di hewan. Jadi ditemukan bahwa berbagai jenis mamalia, burung, serangga, semuanya mengalami penurunan populasi. Tapi, yang paling parah adalah amfibi. Para amfibi ini bahkan mengalami ancaman lingkungan yang lebih serius seperti penyakit dan perubahan iklim. Kalau buat kategori ikan, untungnya kondisinya masih jauh lebih baik, sih. Most likely
Advertisement
 populasi ikan tuh masih stabil, bukan menurun. Dari studi tersebut juga ditemukan bahwa penurunan populasi terjadi paling parah di daerah tropis. Soalnya kalau kata Daniel, hewan di daerah tropis lebih sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan yang cepat.

Haduuu.. 
Saking kepunahan para spesies tuh udah makin parah, sampe ada peringatan Hari Spesies Terancam Punah aka Endangered Species Day, yang setiap tahunnya berlangsung setiap Jumat ketiga bulan Mei. Tujuan utamanya ya jelas buat menyorot soal pentingnya melestarikan spesies yang terancam punah, terutama buat mengingatkan publik terkait peningkatan ancaman kepunahan akibat perubahan iklim. Sejak peringatan ini ditetapkan, berbagai organisasi dan gerakan global pun makin aware dengan bikin campaign yang mempromosikan perlindungan spesies yang terancam punah dan habitatnya.

OK. Anything else I should know? 
Akhirul kalam, kamu harus tahu bahwa emang studi ini tuh bener-bener jadi warning keras alias red alert buat manusia. Soalnya kan gimana pun juga, tanpa adanya spesies, populasi, dan ekosistem yang berjalan dengan baik, ya manusia tuh juga nggak akan bisa bertahan hidup juga. So, yang rugi siapa? Yaaa, kita kita juga. Jadi, ya mbok disayang-sayang lho ini Bumi kita 🙁

Who keeps manifesting, “We got this. Kita pasti bisa”?

Partai Politik.
Not gonna lie persaingan dalam Pemilu 2024 tuh beneran ngeri-ngeri sedap, guys. Partai Politik sampai sekarang juga masih mengatur strategi gimana caranya partai mereka bisa menang dan lolos ke parlemen DPR RI kan. But the thing is dalam survei Litbang-nya Kompas bulan ini, ada partai yang dinilai bisa make it through, ada juga yang nggak.

Wow tell me. 
Sure. Kayak yang udah-udah, menjelang Pemilu, suasana politik negeri +62 tuh kan bergejolak banget. Dari satu kejadian aja, elektabilitas sebuah partai politik tuh bisa banget naik dan bisa banget turun. Terus, menjelang Pemilu ini juga, berbagai lembaga dan institusi tuh rame-rame menggelar berbagai survei terkait elektabilitas ini, guys. Harapannya sih supaya kita para pemilih ini juga makin yakin sama pilihan kita nanti.

Kok kayak milih pacar…
Well, pretty much. Bedanya kalo pacar for forever, kalo ini buat lima tahun aja ehehehe. Anyway balik lagi ke survei guys, jadi salah satu lembaga yang melakukan penelitian adalah Litbang-nya Kompas. Adapun dalam survei yang dilakukan 29 April sampai 10 Mei kemarin, Kompas menemukan Partai Golkar punya tingkat popularitas tertinggi among partai politik lainnya, yaitu sebesar 86%. Kedua ada PDI-Perjuangan dengan 83,8%, terus partai-partai lain kayak Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan Partai NasDem yang punya tingkat kepopuleran di rate 75-80-an persen.

Kalau elektabilitas tadi? 
Nah kalau soal elektabilitas, partai politik yang populer ini naik turun banget elektabilitasnya dalam beberapa bulan ke belakang. Tapi tiga teratas sih tetap dipegang PDI-Perjuangan, Partai Gerindra, dan Demokrat. Kita bahas satu-satu yah. Dalam survei ini, elektabilitas PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra yang masing-masing udah mengusung capres tuh dinilai naik. Dari bulan Januari yang elektabilitasnya ada di angka 22,9%, Mei ini naik jadi 23,3%. Gerindra juga gitu, Dari yang cuma 14%, sekarang naik jadi 18,6%. That being said, dua partai ini sekarang ada di puncak elektabilitas secara konsisten dari Januari sampai sekarang.

Emang apa yang nggak konsisten?
Posisi Partai NasDem yang mengusung capres Anies Baswedan. Jadi partai Nasdem ini elektabilitasnya turun, dari yang sebelumnya 7,3% jadi 6,3%. Selain itu, partai politik yang menempati posisi ketiga juga nggak konsisten. Kalau Januari kemarin, yang menempati posisi ketiga dengan elektabilitas tertinggi tuh Partai Golkar, dan Demokrat ke empat. Nah sekarang, meskipun by number elektabilitas Demokrat turun, dari 8,7% ke 8%, tapi at the same time elektabilitas Golkar juga terjun bebas dari yang sebelumnya 9% jadi 7,3%. Menyikapi hal ini, Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono bilangnya, “Ya udah, liat hasilnya aja ntar tahun depan.”

Aku suka pria percaya diri….
Wkwkwkwk. talking about confidence, masih dari survei ini, ada juga salah satu aspek yang sedikit banyak mempengaruhi kepercayaan diri partai politik, guys. Secara, Kompas tuh juga menilai parpol mana yang bisa lolos Pemilu dan berhasil tembus ke kursi DPR RI, mana yang nggak. Diketahui ada 12 partai yang diprediksi bakal gagal lolos ke DPR. Surprisingly, tiga di antaranya merupakan parpol yang kini di DPR.

Gimme all the details…
Kalau yang lolos yha partai-partai itu juga, guys. PDI-Perjuangan, Gerindra, Demokrat, NasDem, sampai Partai Kebangkitan Bangsa aka PKB. Beda dengan PKS, PAN, dan PPP yang 2024 nanti diprediksi nggak lolos sampai ke parlemen. Sisanya yha emang partai yang non-parlemen, kayak Perindo, Hanura, PBB, PSI, Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Ummat, dan PKN. Nah menyikapi hal ini, PPP sih santai. Ketua DPP PPP, Achmad Badlowi bilangnya survei itu nggak jadi acuan utama dalam berpolitik. Pokoknya PPP committed bakalan berusaha sekuat tenaga biar bisa dapat dukungan masyarakat di Pemilu kedepannya.

Ok. Anything else I should know? 
Fyi did you know kalau dalam politik, elektabilitas dan popularitas yang tadi kita bahas tuh merupakan dua hal yang berbeda, guys? Iya, meskipun emang saling terkait, tapi sebenarnya yha jalan sendiri-sendiri juga mereka tuh. Kalau popularitas tuh kaitannya sama “Orang tahu dia atau nggak?” tapi kalau ngomongin elektabilitas, yha kaitannya sama “Orang bakal milih dia atau nggak?” Jadi sekarang pertanyaannya,  “Gimana caranya orang tahu kamu kalau kamu nggak populer?” Terus pertanyaan selanjutnya, “Kamu bakal milih dia apa enggak meskipun kamu tahu? Siapa tahu dia nggak layak”. Nah yang kaya gitu lho.

Who will most likely make a comeback?

Bank Konvensional.
 
To AcehIya guys, if you’re into Econ 101, kamu pasti udah tahu bahwa Aceh, sebagai daerah istimewa tentunya emang punya privilege. Nah, salah satu privilege-nya adalah mereka boleh memberlakukan hukum syariah, while the rest of Indonesia tuh ya bisanya cuma pake hukum nasional aja. Adapun salah satu elemen syariah yang berlaku di Aceh adalah ekonomi syariah. Jadinya dalam aturan syariah mereka yang disebut Qanun, diaturlah bahwa bank yang boleh beroperasi di Aceh itu cuma bank yang berasaskan syariah aja guys, meaning bank-bank konvensional tuh ngga memenuhi syarat ini. FYI, aturannya tuh udah berlaku sejak 2018 lalu.
 
Nah TAPI… kayaknya Bank Konvensional bakal balik lagi nih ke Tanah Serambi Mekah. Hal ini mungkin banget setelah Senin kemarin Pemda Aceh berencana untuk merevisi aturan Qanun nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Adapun salah satu poin dalam revisinya adalah mengizinkan bank konvensional buat kembali beroperasi di Aceh. Alasannya? Adanya desakan dan aspirasi dari warga Aceh, khususnya pelaku usaha yang bilang bahwa pelaksanaan qanun LKS ini belum optimal. Hal ini diperparah dengan kasus yang menimpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), di mana operasionalnya tuh bermasalah sampe hampir sepekan, dan bikin roda perekonomian di Aceh nyaris lumpuh.
 
OK, yang ga boleh comeback tuh emang cuma mantan toxic aja, guys.

“Tak beretika! Ngga jelas!”

Hahaha kalo kamu pikir kata-kata itu keluar dari temenmu yang baru aja di-ghosting orang, kamu salah guys. Statement di atas justru muncul dari Wasekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure pas ditanya tentang statusnya artis Aldi Taher yang ternyata nyaleg dari dua partai: PBB dan Perindo. Solihin yang kzl menjelaskan bahwa awalnya Aldi Taher mau nyaleg DPR RI dari PBB, terus pindah ke provinsi, eh terus last minute malah pindah ke partai Perindo. Jadi ga jelas banget emang.
 
Now you know who’s more indecisive than you during lunch break…

Announcement


Thanks to Nyanyaw, Jeanlucfajard, and Soy for buying us coffee today! 

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!) ggak

Catch Me Up! recommendations

Thinking about having a date with yourself? Try these ideas.
Advertisement