Rafael Alun Trisambodo Ditahan KPK, Jurnalis AS Ditangkap di Rusia, Dito Ariotedjo Diangkat Sebagai Menteri Pemuda & Olahraga, Aturan Berbahasa di Italia

230

Hello

It’s another day and another opportunity for you to enjoy the present. Remember that the past is in the past, and the future is uncertain. So, stay in the now and take a deep breath. You got this.

When the time has come for Rafael Alun Trisambodo…..

Akhirnya Ditahan KPK.
Yep. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, kemarin banget nih, tersangka dugaan gratifikasi sekaligus eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan, Rafael Alun Trisambodo resmi pakai rompi orange dan jadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK, dengan dugaan gratifikasi senilai Rp1,3 M, gengs.

Tell. Me. Everything. 
Well, gini gini. Kamu pasti udah khatam banget kan kalau sekarang ini nama Rafael Alun Trisambodo emang heboh banget diomongin di mana-mana. Selain karena kasus anaknya, Mario Dandy Satriyo, yang jadi tersangka penganiayaan yang sekarang ditahan di Rutan Mapolda Metro Jaya, Rafael Alun Trisambodo sendiri juga berurusan dengan hukum terkait dugaan gratifikasi, guys. Makanya sekarang KPK lagi sibuk banget nih ngumpulin berbagai bukti. Dapet buktinya, dinilai cukup, lalu ditetapkan sebagai tersangka. Tapi belum ditahan. Yep, kalau kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, “Tinggal tunggu waktu aja”. Nah, and the time was yesterday, guys.

Ditahan???
Yep. Setelah menjalani pemeriksaan selama 6,5 jam di Gedung Merah Putih KPK, Rafael Alun Trisambodo resmi mengikuti jejak anaknya alias masuk penjara di mana dia keluar pake rompi orange bertuliskan ‘Tahanan KPK’ plus tangan diborgol, guys. Rafael keluar didampingi sama tim kuasa hukumnya dan penyidik KPK. Nah di momen kemarin itu juga, Ketua KPK Firli Bahuri akhirnya cerita dari A-Z terkait dugaan gratifikasi yang menjerat Rafael dan bikin kita mikir, “It all makes sense now.”

Maksudnya?
Well, as we all know dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara aka LHKPN-nya Rafael, disebutkan bahwa harta kekayaan dia tuh senilai 56 miliar di mana dinilai nggak match sama profilnya sebagai pegawai eselon III pada saat itu. Sampai punya rumah mewah di sejumlah kota, kendaraan mewah yang dipamerin anaknya di IG, dll. Nah ternyata, disampaikan langsung oleh Pak Firli, Rafael diketahui punya satu company yang bergerak di bidang konsultasi pembukuan dan perpajakan namanya PT. AME di mana client-nya adalah orang-orang yang punya masalah sama perpajakan, guys. Masalahnya macem-macem, tapi mostly berputar soal kewajiban pelaporan pembukuan pajak via Direktorat Jenderal Pajak.

Terus?
Nah disinilah tindakan gratifikasi Rafael berlangsung. Setiap ada wajib pajak yang bermasalah di DJP, Rafael selalu nge-recommend-in orang-orang itu konsultasi ke perusahaannya sampai masalah pajak mereka kelar. Dan dari situ, Rafael diduga menerima gratifikasi dengan total senilai US$90 ribu, alias Rp1,3 miliar, gengs. Makanya safe deposit box punya Rafael yang berisi uang tunai puluhan miliar rupiah, tas-tas mewah punya istrinya, perhiasan, bahkan sampai perintilan kecil kayak jam tangan dan ikat pinggang dijadikan barang bukti dan disita KPK deh.

I see….
Speaking of barang yang disita, setelah ditetapkan sebagai tersangka, pihak Rafael nggak banyak bicara mengenai hal ini, guys. But over everything, yang diomongin Rafael justru tas-tas mewah merk LV, Dior, dan Chanel yang disita ini, guys.. Yep, disampaikan langsung oleh Rafael, tas-tas mewah istrinya sebanyak 70 buah itu cuma 8-10 biji aja yang asli, sisanya semuanya KW :)))). Kontras banget sama istrinya yang kalau diliat di Instagram tuh, fotonya ala ala jalan di Paris, pose di depan store Gucci, store Goyard, sambil nentengin goodie bag abis belanja dari store itu. Tapi ya balik lagi, Rafael bilangnya, “Yaudah biarkan KPK aja nanti yang menilai keaslian tas-tas itu,” katanya gitu.

Hold on
. Ketawa bentar boleh ga? 
WWKWKWKW, Take your time, karena kita bakalan balik lagi bahas terkait tindak dugaan gratifikasi yang dilakukan Rafael. Sampai sekarang, KPK terus menyelidiki kasus ini, gengs. Termasuk apakah ini cuma sebatas gratifikasi aja, atau ada yang lain kayak suap atau pencucian uang, terus siapa-siapa aja client-nya Rafael di PT AME tadi. Karena kalau kata Wakil Ketua KPK Periode 2015-2019, Laode Muhammad Syarif, yang namanya gratifikasi tuh pasti ada pemberinya, guys. Siapa yang beri dan dalam rangka apa. Semuanya masih dalam tahap perkembangan.

Beneran nggak ada clue sampai sekarang?
Well, KPK sampai sekarang masih terus melakukan penyelidikan, guys. Tapi Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch aka IAW, Iskandar Sitorus menyebut ada artis berinisial R yang masuk ke lingkaran kejahatannya Rafael. Laki-laki, tinggal di Jakarta, dan namanya terkenal di kalangan masyarakat. R juga disebut orang kaya baru yang punya bisnis skincare di mana di bisnis inilah Rafael diduga jadi tempat Rafael menyembunyikan harta kekayaannya.

Haduhhh R siapa yaa…..
We’ll leave it to you, sih. Hal ini juga lagi didalami sama KPK, guys. Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu bilangnya sampai sat ini pihaknya masih terus mendalami artis inisial R ini. Secara mereka juga nggak tahu R itu inisial nama depan kah, tengah, atau ujung. Tapi dari yang berkembang sejauh ini, netizen Indonesia yang pikirannya jauh ke mana-mana banget ini udah ngiranya Raffi Ahmad aja, guys. In that sense, Raffi Ahmad pun kemarin mengklarifikasi bahwa dia sama sekali nggak terlibat di kasus ini. Makanya dia biasa aja, guys. “Nggak salah, ngapain takut,” katanya gitu.

HEMMM….
Tapi ya gitu, guys. Dugaan ke Raffi ini juga ditepis lagi sama Rafael. Rafael bilangnya dia nggak punya koneksi sama sekali dengan orang-orang dari kalangan artis, termasuk artis berinisial R ini. In his words, Rafael bilangnya, “Saya malah mikir R itu Rafael ya. Saya nggak kenal dengan artis satu pun. Saya nggak punya koneksi dengan artis,” katanya gitu.

Iyain aja deh. Now wrap it up….
Okay balik lagi ke penahanan Rafael. Rafael resmi ditahan selama 20 hari di Rutan KPK terhitung dari 2 April sampai 22 April mendatang. Nah sama kayak kasus pidana lainnya, dalam waktu 20 hari ini KPK akan melengkapi semua berkas perkara untuk kemudian diserahkan ke Kejaksaan. Kalau udah lengkap aka P-21, baru deh bisa maju persidangan. Tapi kalau nggak, yha Rafael harus dibebaskan, guys. Let’s see gimana kelanjutan perkara ini yah.

When the tension is getting higher…..

Between Russia and the US.
Again and again, konflik yang melibatkan Rusia sama Amerika Serikat kayaknya nggak ada habisnya ya, guys. Belom kelar sama urusan perang-perangan, kedua negara ini terlibat konflik panas lagi, nih. Yep, kali ini gara-gara seorang jurnalis AS  yang ditangkap di Rusia dan dituduh sebagai mata-mata.

WHATTT???
Iya, everybody meet: Evan Gershkovich. Evan adalah seorang wartawan berusia 31 tahun dan selama beberapa tahun terakhir udah kerja di salah satu media AS, The Wall Street Journal. Kisahnya Evan ini mulai ke-up ke publik sejak Kamis minggu lalu di mana Federal Security Service of the Russian Federation (FSB) aka Dewan Keamanannya Rusia ngeklaim kalau Evan tuh nggak sekadar liputan biasa, tapi mengumpulkan informasi soal kompleks industri militernya Rusia buat dibocorin untuk kepentingannya AS. Jadi semacam mata-mata alias spionase gitu deh, guys. Nggak sampai di situ, Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakhrova bahkan menyebut Evan udah pernah ketangkap basah melakukan tindakan spionase. Makanya, pihak FSB pun langsung menangkap Evan dan menahannya di Kota Yekaterinburg, yang berjarak 1.800 kilometer dari timur Ibu Kota Moskow.

Emang beneran mata-mata??? 
Wall Street Journal tempat Evan kerja sih membantah tuduhan itu, guys.  Secara kalau menurut organisasi pemerhati hak wartawannya AS, Reporters Without Borders, Evan tuh cuma lagi menyelidiki perusahaan tentara bayaran Wagner, yang sekarang lagi membantu Rusia buat terkait invasinya terhadap Ukraina dan dia bukan mata-mata. Makanya, dari sini organisasi itu ngeliatnya penangkapan ini tuh dilakukan sebagai bentuk balasan Rusia aja ke AS karena dari awal invasi dilancarkan, AS nimbrung mulu. Terus sekarang, Wall Street Journal lagi berusaha buat membebaskan Evan, bahkan ngerilis artikel supaya duta besar Rusia di AS dan jurnalis Rusia yang kerja di AS semuanya diusir, Yep, semarah itu mereka, gengs.

Pemerintah marah juga dong?
Of course. Secara kalau udah menyangkut penangkapan dan penahanan kayak gini, hubungan bilateral dua negara juga jadi keganggu kan. Dan dalam hal ini, Presiden AS Joe Biden juga udah in contact sama pihak Rusia supaya Evan bisa bebas, gengs. Nggak cuma itu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken pun udah juga in contact sama Menteri Luar Negerinya Rusia, Sergey Lavrov supaya Evan dan seluruh warga AS lainnya yang ditangkap dan ditahan secara ilegal, dibebaskan. Nggak cuma itu, Anthony bahkan minta warga AS yang ada di sana minggat dulu dari itu negara, “Tiati ntar kalian yang ketangkep lo,” gitu guys kira-kira, sambil mereka juga cari kejelasan terkait penangkapan ini,

I believe Russia has a say…..

Yep, ada dong. Juru Bicara Kantor Kepresidenannya Rusia, Dmitry Peskov sih bilang kalo wartawan asing sebenarnya nggak perlu takut kalo mereka emang bener-bener melakukan tugasnya dan nggak memanfaatkan statusnya sebagai jurnalis. In other words, “Kalo emang nggak salah, ngapain takut dong,” gitu kira-kira. Peskov juga bilang jurnalis lain yang ngeliput di Rusia sampai sekarang aman-aman aja tuh. Even yang dari Wall Street Journal juga. Kantor WSJ di Rusia juga sampai sekarang masih beroperasi. Makanya, dari pov-nya Rusia, ya nggak make sense aja kalo sampai jurnalis Rusia diusir. Toh sampai sekarang penyelidikan terhadap Evan juga masih terus dilakukan. “Chill aja dulu,” katanya gitu.


But another drama is coming up, I guess….
Ya gitu deh. Evan ini jadi jurnalis asing pertama yang ditangkap Rusia sejak invasinya ke Ukraina dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. Again, with this thing happened, bisa jadi hubungan antara Rusia sama AS makin panas. Sebenernya, ada dua kemungkinan penyebab Rusia menahan jurnalis AS ini. Kalo menurut Rachel Denber dari Human Rights Watch, penangkapan ini tuh bisa jadi langkah Rusia buat membungkam kritik dan mencegah wartawan asing meliput Rusia. Kemungkinan lainnya adalah penyanderaan Evan ini bisa jadi alat tawar menawar buat kemungkinan pertukaran mata-mata Rusia di masa depan, yang tertangkap di negara Barat. HEMMM…..

Riweuh. Anything else?
Overallbeing a journalist in Russia is tough. Most journalists bakal kena sindiran “Russophobia” dan dituduh melakukan spionase. Akibatnya ya mereka sering dimusuhin dan diintimidasi, even diikutin sama orang tak dikenal. Penangkapan Evan ini lumayan jadi pembuktian buat Rusia sih. Ini artinya Rusia udah berani menangkap reporter ternama  yang kerja dari media terkenal pula. So, bukan nggak mungkin nih Rusia bakal melakukan hal-hal kaya gini ke depannya.

Who’s starting a new job?

Dito Ariotedjo, 
Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.
Yep. Sepeninggal Zainuddin Amali yang kemarin resmi resigned dan fokus jadi Wakil Ketua Umum PSSI, jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga aka Menpora tuh kan kosong yah, guys  Nah, buat mengisi kekosongan itu, kemarin banget nih, Presiden Joko Widodo akhirnya melantik Menpora baru, gengs. Ladies and gentlemen, meet: Dito Ariotedjo.

Tell me. 
Sure. Berangkat dari Menteri Pemuda dan Olahraga sebelumnya, Zainuddin Amali yang menyatakan mundur setelah terpilih sebagai Wakil Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia aka PSSI, sampai kemaren ribut-ribut soal Piala Dunia U-20 yang batal digelar di Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga tuh dipimpin sama Pelaksana Tugas aka Plt Muhadjir Effendy, guys. Iya, Pak Muhadjir yang menjabat sebagai Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan and team tuh yang dari kemaren komunikasi sama kepala daerah, sama FIFA, buat membahas masalah ini. Tapi sekarang, Pak Muhadjir udah bisa melepaskan tanggungjawabnya di Kemenpora since Presiden Jokowi udah menunjuk orang baru untuk memimpin kementerian tersebut.

Siapa tuh?
Nama lengkapnya Ario Bimo Nandito Ariotedjo alias Dito Ariotedjo, seorang aktivis sosial, pengusaha, dan politisi muda dari Partai Golkar berusia 32 tahun dan dari April 2022 lalu udah aktif bekerja sebagai anggota tim ahli Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Yep, you guessed it right. Dari Kader Partai Golkar dan jadi tim ahlinya Pak Airlangga, penunjukkan Dito sebagai Menpora ini juga nggak terlepas dari rekomendasi Pak Airlangga dan Partai Golkar guys.

Pak Airlangga?
Yep, dari awal Jokowi cari Menpora baru, Pak Airlangga tuh udah ancang-ancang siapin beberapa nama kader partainya since Zainuddin Amali tuh kader Golkar juga, jadi penggantinya yha dari Golkar lagi. In his words, Pak Airlangga udah kasi rekomendasi ke Jokowi, “Ada yang tua, ada yang muda. Ada yang tua tapi berjiwa muda. Ada yang wanita,” katanya. But pilihannya jatuh ke Dito Ariotedjo ini, guys.

Over anyone, why him?
Karena sesuai sama kepengenannnya Pak Jokowi, guys. di mana dari awal mau cari pengganti Menpora nih, Pak Jokowi maunya orang itu adalah sosok yang muda tapi nggak muda-muda banget, gitu. Yep, yang muda, tapi punya banyak pengalaman. Dito inilah orangnya. Dito sendiri diketahui emang bukan orang baru di bidang olahraga. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Ikatan Sport Sepeda Indonesia aka ISSI DKI Jakarta, terus jadi chairman-nya RANS Nusantara FC pus RANS PIK Basketball. Bahkan di tahun 2018 lalu, Dito dipercaya Kemenpora untuk jadi Ketua Kontingen Indonesia di Youth Olympic Games 2018 di Buenos Aires, Argentina.

I got no time to loseeee….
Eits, you sing, you lose! Nih guys lanjut ya. Jadi emang banyak pihak yang setuju atas penunjukan Dito ini, guys. Salah satunya, Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Menurut Gibran, emang udah seharusnya jabatan Menpora tuh diisi sama anak muda, secara Menpora tuh kan identik banget sama aktivitas kepemudaan. Dito yang baru berusia 32 tahun kemudian diketahui sebagai menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju, guys. Tapi meskipun yang paling muda, disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin, Dito bakalan mampu mengemban tugas sebagai Menpora, guys. Lebih jauh, Bu Nurul juga bilang Dito yang dikenal santun, bisa bekerja sama dalam tim, punya komitmen tinggi dalam pekerjaan, kreatif, plus inovatif.

Udah kayak persyaratan loker ya tsay. Tapi PR-nya banyak sih ini…
Exactly, Dito dihadapkan sama berbagai PR dalam menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, guys. Mulai dari ancaman sanksi FIFA terhadap Indonesia dan pemulihan kondisi sepakbola Indonesia, plus balikin kepercayaan publik terhadap olahraga. Selain itu, disampaikan langsung oleh Mas Dito dalam pelantikannya kemarin, Jokowi tuh kasih tiga arahan, guys. Mulai dari persiapan SEA Games dan Asian Games di mana Kemenpora bisa prioritasin cabang olahraga yang potensial dapat medali, terus juga menggalakkan liga antarkampung, dan mendorong pemuda ke arah wirausaha. Good luck, Mas Menteri!

Godspeed! Anything else?
Fyi yang harus kalian ketahui adalah, selain melantik Menpora, kemarin Presiden Joko Widodo juga melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme aka BNPT yang baru, gantiin Komjen Boy yang udah pensiun. Berkarier di kepolisian sejak tahun 1988, karier Komjen Rycko tuh dinilai emang mulus banget, gengs. Puncaknya di tahun 2005, waktu beliau dapat penghargaan luar biasa dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto setelah sukses melumpuhkan gembong terorisnya dr. Azhari di Batu, Malang. Abis itu udah, menjabat sebagai Wakapolda, Kapolda dua wilayah, Kepala Bagian Intel dan Keamanan, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, sampai sekarang jadi Kepala BNPT.

When you speak campur-campur like us…

It’s not allowed in Italy.
Yep, gawat nih guys kalo mimin tinggal di Itali, karena di sana, ngomong campur-campur tuh bakal dilarang. Yep, baru aja pemerintah Italia mengeluarkan usulan terbaru soal aturan terkait penggunaan bahasa buat komunikasi formal di mana kalo lagi dalam sikon formal, maka seseorang wajib menggunakan bahasa Italia.

That being said,
 penggunaan bahasa Inggris atau bahasa asing lain dalam komunikasi formal kaya kontrak kerja atau peraturan internal, itu bakal dilarang, guys. Dan kalau ketahuan melanggar, siap-siap aja deh bakal kena denda sampe 100 ribu euro atau sekitar Rp1,6 miliar.
 
Draft RUU itu specifically nyebut bahwa penggunaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, dinilai merendahkan dan mempermalukan bahasa Italia. Salah satu alasannya ya gara-gara Inggris kan udah bukan lagi jadi bagian Uni Eropa sekarang.
Di dalam RUU tersebut, ada juga tuh larangan penggunaan bahasa Inggris dalam dokumen resmi, termasuk akronim dan jabatan. Pokoknya, semua entitas asing harus ada versi bahasa Italianya.
Actually, ini masih belum fix, sih. Soalnya RUU ini masih harus melalui debat di parlemen dan ditinjau oleh ahli, sebelum akhirnya bisa disahkan dan jadi Undang-Undang.
 
11-12 lah yha RUU-debat-Revisi-debat lagi-Revisi lagi ehehehe.

“Masih ambil posisi sendiri.”

Wkwkwk gitu guys kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia pas ngomentarin soal wacana terbentuknya koalisi besar menjelang 2024 mendatang. Menurut Kang Doli, partainya sih open-open aja kalo PDIP mau gabung ke koalisi, tapi ya sejauh ini partai moncong putih itu masih memilih untuk sendiri.
 
When lebaran is coming and you’re getting ready to answer, “Pacarnya mana?” question…

Announcement


Thanks to Rich, Fal, Corry, and Chev for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Do you want to cook more this Ramadan? Stock up these foods.