Operasi Siaga Tempur di Papua

224

Here’s your full updates on: KKB VS TNI…..

In Papua.
Yoi. Situasi di Papua masih belum terkendali nih, gengs. Makin parah malah. TNI yang bertugas di sana ada yang hilang kontak, diserang, bahkan sampai tewas. Makanya, kemarin banget nih, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akhirnya meng-escalate operasi di Papua jadi operasi siaga tempurguys.

Hold on. I need some background. 
You got it. Well, as we all know things are starting to heat up setelah pesawat Susi Air PK-BVY dengan nomor penerbangan SI 9368 yang landing di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan dibakar sama Kelompok Kriminal Bersenjata aka KKB pimpinan Egianus Kogoya Nggak sampai di situ, pilotnya yang berkebangsaan New Zealand atas nama Philips Max-Mehrtens pun disandera sama mereka sampai detik ini, guys. Makanya sejak saat itu pasukan TNI pun mulai melakukan operasi buat membebaskan Kapten Mehrtens, tapi yha gitu, things didn’t go that smooth.

Maksudnya? 
Iya, seiring dengan efforts para prajurit untuk membebaskan si pilot ini dengan soft approach,  Kelompok Kriminal Bersenjata juga nggak gentar dan justru melakukan perlawanan, guys. Nggak tanggung-tanggung, KKB menghadang prajurit itu, menembak, bahkan ada yang hilang dan sampai sekarang belum tahu gimana nasibnya. Secara spesifik, per kemarin, udah ada 36 prajurit yang dihadang dan ditembak sama mereka, di mana satu orang dinyatakan tewas namanya Pratu Miftahul Arifin, empat mengalami luka-luka dan empat lainnya hilang dan sampai berita ini ditulis, masih belum bisa dipastikan nasibnya kayak gimana dan masih dicari terus keberadaannya.

Ya ampun…
In that sense, ngeliat kejadiannya udah separah ini, akhirnya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akhirnya turun tangan dan langsung terbang ke Papua barengan sama Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdulrachman dan Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak. Di Papua, Laksamana Yudo kemudian bikin keputusan untuk menaikkan operasinya dari yang tadinya soft approach, jadi siaga tempur. Iya, Laksamana Yudo menilai udah nggak efektif lagi soft approach pakai komunikasi sosial dan operasi teritorial kalau udah separah ini kejadiannya.

I see….
Nah dengan adanya status siaga tempur kayak gini, yha diharapkan naluri tempur prajurit kita tuh juga jadi terbangun kalau kata Laksamana Yudo. Lebih jauh, Pak Yudo juga bilangnya operasi humanis tuh tetap dilakukan, tapi buat masyarakatnya biar keselamatan dan keamanan masyarakat Papua tetap kejaga. In his words
Advertisement
, Panglima TNI itu bilangnya gini, “Saya jelaskan operasi humanis itu bukan untuk KKB. Itu untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau untuk KKB melakukan kontak tembak kita humanis, ya habis kita,” katanya gitu.

Makes sense….
Makanya emang harus tegas sekarang, guys. Itu juga yang diamanatkan Wakil Presiden KH. Maruf Amin yang bilang prajurit TNI tuh harus bersikap tegas menyisir dan mengejar KKB. Work smart, biar KKB-nya ditangkap masyarakat sipil pun jadi aman. Lebih jauh, tindakan KKB ini tuh emang udah another level banget kan yah. Kiai Maruf bahkan sampai mengutuk keras tindakan ini dan menyebut apa yang mereka lakukan tuh brutal dan ngerusak sendi-sendi keharmonisan dan kedamaian rakyat Papua, guys. That being said, disampaikan oleh Jubir Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, Kiai Maruf tuh amazed banget sama keberanian, pengabdian, dan pengorbanan Pratu Miftahul Arifin yang tewas dalam operasi ini. Wapres Maruf Amin sih yakin, semangat patriotisme dan cinta tanah air yang diwariskan Pratu Miftahul bisa tetap  melekat dan terus hidup dalam diri kita semua.

Got it. Anything else I should know?
Fyi in case you’re still wondering why KKB did what they did, yha karena biar Kemerdekaan Papua bisa mereka dapatkan guys di mana Kapten Philips Mehrtens ini sengaja disandera sampai sekarang sebagai tahanan politik, sebagai bahan negosiasi gitu supaya pemerintah Indonesia melepaskan Papua Barat dan merdeka sendiri. But the fact that tindakan ini sampai melibatkan warga negara asing tuh kan bikin negara asalnya which in this case, New Zealand pusing juga yah. Nah menyikapi hal ini, Jubir Kementerian Luar Negeri Selandia Baru bilangnya bakal melakukan segala cara yang bisa dilakukan supaya bisa damai dan Kapten Philips pun bebas. Kementerian Luar Negeri Selandia Baru sampai sekarang juga masih terus koordinasi sama pihak berwenang di Indonesia dan mengerahkan staf konsuler mereka. Semoga ada hasil yang baik deh.
Advertisement