Update Transaksi Janggal 300T Kemenkeu

265

Let’s start your week with the drama from: Kementerian Keuangan….

Altogether with drama transaksi Janggal Rp300 Triliun dan safety box berisi puluhan miliar.
We know, we know. We’ve been talking a lot about this Rafael case and the drama keeps circling around. Nah belakangan ini, dramanya makin memanas setelah over the weekend kemarin, rame lagi berbagai keterangan dan temuan di Kementerian Keuangan, guys. Mulai dari keterangan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati terkait temuan transaksi janggal Rp300 Triliun sampai temuan safety deposit box berisi Rp37 miliar yang diketahui punyanya Rafael Alun Trisambodo.

WHAT???
Well well well. Kamu pasti udah nggak asing lagi kan sama yang namanya snowball effectYep, snowball effect ini pas banget menggambarkan situasi eks Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Jakarta Selatan II, Rafael Alun Trisambodo dan Kementerian Keuangan in general, guys. Iya, dari kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya Rafael, who is none other than Mario Dandy Satriyo, dari situ berbagai dugaan terkait harta kekayaan Rafael yang notabene eks ASN eselon III di Kementerian Keuangan yang dinilai nggak wajar mulai terungkap. Makin lama makin besar, bahkan sampai menyeret ratusan pegawai Kementerian Keuangan lainnya.

Maksudnya?
In case you need some background, meet: Pusat Pelaporan Transaksi dan Analisis Keuangan aka PPATK. PPATK tuh dari zaman kapan emang udah partner-an gitu guys sama Kemenkeu untuk melakukan berbagai analisis terkait keuangan pegawai internal mereka yang jumlahnya ada puluhan ribu di seluruh Indonesia itu. Udah lama partner-an, gongnya yha di kasusnya Rafael Alun Trisambodo, yang kemudian bikin netizen jadi marah, kzl, dan bikin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menko Polhukam Mahfud MD harus speak up melalui sejumlah konferensi pers. Adapun konferensi pers terakhir diadain Sabtu kemarin, di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta.

Tell me what happened. 
Sure. Jadi dalam keterangannya, Bu Ani menyebut kerja sama antara PPATK dengan Kementerian Keuangan melalui Inspektorat Jenderal Kemenkeu tuh udah saling menyampaikan informasi sejak bertahun-tahun lalu kan. Nah terhitung sejak tahun 2007-2023 ini, udah ada total sebanyak 266 kasus yang menyangkut 964 pegawai di mana 185 di antaranya merupakan permintaan Itjen Kemenkeu sendiri, sedangkan sisanya 81 kasus merupakan inisiatif PPATK.
 
Go on…
Terus dari angka itu, ada sebanyak 126 kasus yang menjerat 352 pegawai yang udah menerima hukuman disiplin, terus 86 kasus masih on progress dalam pengumpulan bahan dan bukti. Nggak sampe di situ, ada juga 16 kasus yang udah dilimpahkan ke aparat penegak hukum kayak KPK, Kejaksaan, atau kepolisian. Sisanya, 31 kasus tuh nggak bisa ditindak lanjuti karena either pegawainya udah pensiun, nggak ada informasi, atau pegawai yang bersangkutan bukan di bawah Kementerian Keuangan.


What a number ya….
We know, rite. Masih dari keterangan Bu Ani, Bu Ani bilang pihaknya bakalan committed membersihkan Kementerian Keuangan dari pegawai yang corrupt dan berkhianat, guys. Pokoknya Kemenkeu sebagai Bendahara Negara bakalan diberesin lah pegawai yang corrupt dan kotor itu, sambil juga dihargai dan didukung pegawai yang bekerja jujur, bersih, dan kompeten. Nah untuk sekarang nih, Kementerian Keuangan juga masih melakukan investigasi terhadap 69 pegawai yang beresiko tinggi di mana profil sama harta kekayaannya tuh nggak match alias nggak sesuai. Hasilnya ntar bakalan diinfoin sama Itjen Kementerian Keuangan kata Bu Ani.

Terus yang 300T kemaren itu? 
Nah soal itu juga. Balik lagi ke PPATK, kemaren kan kita sempat bahas tuh kalau selama 14 tahun ke belakang started from tahun 2009, PPATK menemukan adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan 460 pegawai di lingkungan Kemenkeu yang nilainya nggak main-main, guys. Iya, Rp300 triliun di mana disampaikan juga oleh Menko Polhukam Mahfud MD transaksi ini berputarnya di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai. Nah merespons hal ini, dalam keterangannya kemarin Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menyebut sampai sekarang pihaknya belum terima data tersebut dari PPATK. Data yang sampai ke Kementerian Keuangan sama yang sampai ke Pak Mahfud tuh nggak sama, guysIn that sense, Bu Ani bilangnya Ketua PPATK Ivan Yustiavandana tuh kudu klarifikasi menjelaskan ke publik biar nggak blunder.
Advertisement

I see…
Lebih jauh, informasi PPATK terhadap data Rafael Alun Trisambodo yang sampai ke Kementerian Keuangan juga jauh lebih kecil dari yang disampaikan ke Pak Mahfud dan aparat penegak hukum. Iya, data yang sampai ke Kemenkeu tuh cuma berpusat di 4 rekening dari tahun 2016-2019 di mana nilai transaksinya cuma sekitaran Rp50-125 juta. Meanwhile, data terkait transaksinya Rafael yang disampaikan PPATK ke Pak Mahfud dan aparat tuh terhitung dari tahun 2013, guys. Nilainya nyampe belasan miliar. Jomplang banget kan?  Makanya dari sini Pak Ivan juga bilangnya PPATK bakalan discuss dulu terkait langkah-langkah apa yang kudu dilakukan biar tepat dan efektif terkait penanganan data yang ada tadi.

Speaking of 
transaksinya Rafael…..
Ada temuan baru terkait transaksi mencurigakan yang dilakukan Rafael Alun Trisambodo. Well, sejumlah pihak termasuk PPATK kan terus mengikuti pergerakan Rafael yah. Adapun salah satu pergerakan yang ketara banget adalah Rafael tuh beberapa kali bolak-balik ke salah satu bank BUMN, guys. Terus dari situ baru ketahuan kalau di bank BUMN yang dia datangi itu, kesimpan safe deposit box atas nama doi. PPATK gercep langsung memblokir safe deposit itu, plus minta bukain itu box-nya, cuma ya gitu, pihak bank menolak dengan alasan keamanan dan privasi nasabah.

Lah terus terus? 
Nah dari situ PPATK langsung lapor ke Pak Mahfud kan. Terus Pak Mahfud langsung nge-refer PPATK buat koordinasi ke KPK untuk cari dasar hukumnya mau bongkarin box tersebut. Kebongkar tuh. Yep, you guessed it right. Setelah dibongkar, yang ditemukan di box itu nggak lain nggak bukan ya duit, guys. Bukan rupiah, tapi US dollar sama euro. Banyak banget jumlahnya, dan setelah diitung-itung, nilainya mencapai  Rp37 miliar. Sekarang, box itu udah disita sama PPATK dan bakal segera diselidiki sama mereka dibantuin sama KPK.


Banyak banget ni orang hartanya…..
Jujurrrrr terus wait until you hear about: Itu baru sebagian, kalau kata Pak Mahfud MD. Rafael diduga mencoba buat menyembunyikan harta kekayaannya di banyak tempat, guys. Salah satunya ya di safe deposit box tadi. Nah, in case you’re wondering, “Kok bisa sebanyak itu sih duitnya si Rafael-Rafael ini?” Well, PPATK sendiri curiganya duit senilai 37 miliar Rupiah yang ada di safe deposit box itu merupakan hasil suap dan bisa banget dijadikan bukti pencucian uang, since duitnya juga dalam bentuk mata uang asing kan. Menteri Keuangan Bu Sri Mulyani juga diketahui nggak tahu apa-apa terkait safe deposit box ini. Itu di luar kuasa menteri kalau kata Pak Mahfud. That being said, PPATK bakalan menyerahkan temuan ini ke aparat penegak hukum buat mengusut dan menindaklanjuti aliran duitnya nih dari mana, siapa-siapa aja yang terlibat, dll.

Got it. Anything else I should know?
Btw selain kasus bapaknya, weekend kemarin juga ada perkembangan terkait kasus anaknya Rafael, Mario Dandy Satriyo atas kasus penganiayaan terhadap David. Adapun Jumat kemaren nih, tim penyidik Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi kejadian 20 Februari lalu. Ada Dandy, ada Shane Lukas, dan AG yang nggak hadir karena masih di bawah umur dan digantikan pemeran pengganti. Semuanya dari awal kejadian terus runutan penganiayaan semuanya diperagain di situ, termasuk selebrasi ala Cristiano Ronaldo yang dilakukan Dandy right after dia nendang si David. Heboh lah di situ, sampai penyidiknya bilang, “Enak ya main bola” :(((.  Btw rekonstruksi ini dilakukan biar langkah penyidikan kedepannya juga jadi lebih terarah.
Advertisement