Turis Mancanegara di Bali Meresahkan

228

When things are getting more concerning in Bali…..

Due to Ulah Bule-Bule yang Meresahkan.
Yoi, guys. Kamu yang sering bolak-balik Bali buat healing atau yang sekarang lagi WFB aka Work From Bali, suka resah dan ngomel sendiri nggak sih sama tingkah dan kelakuan bule-bule di sana? Well, nggak semua sih karena yang sopan, ramah, dan tahu aturan juga banyak. Tapi, yang sampai bikin geleng-geleng kepala juga nggak sedikit, guys. Makanya, Pemerintah Bali pun beberapa minggu terakhir sibuk banget menangani hal ini.

Background pls. 
You got it. Well, dari dulu pesona Pulau Dewata Bali tuh emang undeniable banget yah. The nature, the culture, the people, and the vibes semuanya jadi daya tarik tersendiri buat Bali sebagai salah satu destinasi favorit liburan orang-orang. Nggak cuma dari dalam negeri aja, tapi juga mancanegara. Yep, sektor pariwisata emang jadi sektor andalan buat Bali. Makanya pas kemaren COVID-19 heboh banget di mana orang-orang nggak bisa travelling, Bali sempat terpuruk kan. Tapi sekarang nggak lagi, seiring situasi Covid yang udah membaik dan things are getting back to normal, Bali udah mulai rame lagi dengan para turisnya either itu turis domestik atau turis mancanegara.

Bali emang juara sih…
We know, rite? Nyaman banget kan Bali tuh yah, sampai nggak mau pulang rasanya, ehehehe. Nah, perasaan nyaman dan nggak mau pulang ini yang juga dirasain sama sejumlah turis mancanegara di sana sampe bikin things went wrong, terus berujung pada sejumlah masalah yang harus di-handle sama Pemerintah Provinsi Bali. Masalahnya ya macem-macem, kayak protes Bule Bali terhadap ayam berkokok kemaren misalnya (Read the full story here), terus yang paling umum terjadi adalah pelanggaran lalu lintas yang melibatkan turis mancanegara alias bule-bule ini.

HEMMMMM….
Well the fact that jalanan Bali tuh relatif sempit dan padat bikin motor sebagai transportasi paling nyaman di sana. Terus proses rental motor juga relatif ringkes dan murah kan. Makanya first thing yang orang-orang lakukan (Termasuk kita-kita nih) even before landing di Bali adalah cari motor, guys. Makanya nggak heran bule-bule blonde, kulit putih, singlet-an doang (Lol) tuh  sering banget keliatan keluyuran di jalanan Denpasar dan sekitarnya. Tapi ya gitu, seiring dengan mereka bawa motor keliling, bule mancanegara ini nggak 100% aware sama situasi dan kondisi jalanan (bahkan sampai ugal-ugalan), terus nggak 100% paham juga sama aturan yang ada jadi bikin mereka dihadapkan sama sejumlah kasus pelanggaran lalu lintas.
 
Banyak banget emang?
Mayan. Seminggu terakhir ini aja, Polda Bali mencatat ada 171 pelanggaran lalu lintas yang dilakukan bule di sana, guys. Adapun dari data tersebut, di posisi teratas, 56 pelanggaran dilakukan sama warga asal Rusia, terus WN Australia dengan 10 kasus. Sedangkan turis asal negara-negara lain kayak Jerman, Prancis, Ukraina, Italia, dan AS juga ada melakukan pelanggaran lalu lintas yang kalau diitung-itung masing-masing nggak sampai 10 kasusnya. In that sense, pihak Polda Bali pun langsung menindak tegas bule-bule ini.


I see. Terus terus? 
Terus, seiring dengan banyaknya kasus pelanggaran lalu lintas yang dilakukan bule-bule ini, Gubernur Bali I Wayan Koster pun langsung gercep ambil tindakan dengan menetapkan Peraturan Gubernur yang isinya melarang turis mancanegara buat ngerental motor, guysIn his words, Pak Koster bilangnya gini nih: “Minjam atau nyewa itu tidak diperbolehkan lagi. Itu memang diterapkan mulai tahun 2023 ini pasca-COVID-19,” katanya gitu. Jadi kalau ada bule yang mau jalan-jalan, Pak Koster bilangnya wajib pakai mobil travel gitu, guys.

Okay…
.
Nah merespons hal ini, Perhimpunan Rental Motor aka PRM Bali langsung speak up, dong. Ketua PRM Bali Dedek Warjana bilangnya keputusan itu tergesa-gesa banget dan most likely bakalan mematikan bisnis warga lokal. Menurut Bli Dedek, yang harusnya dilakukan tuh memperketat aturan dan menindak tegas siapa aja yang melanggar lalu lintas. Apalagi when it comes to bulethey tend to meniru kebiasaan warga lokal, kalau kata Bli Dedek. That being said, PRM Bali dan sejumlah organisasi lainnya bakalan ketemu dulu buat discuss dan menuntut Gubernur Bali buat mengevaluasi kebijakan ini.

I see…..
But the thing is, nggak cuma masalah pelanggaran lalu lintas, sejumlah bule-bule di Bali juga bikin masalah pidana lain, guys. Kayak masalah narkotika, misalnya. Terus overstay, bahkan kerja secara ilegal, dan end up dideportasi dari Indonesia. Yep, dikonfirmasi langsung oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, tanggal 7 Maret kemaren nih, empat orang WN Nigeria ditangkap dan dideportasi dari Indonesia karena udah overstay aka melebihi masa tinggalnya. Nggak cuma itu, dua warga negara Rusia berinisial IZ dan SZ juga ditangkap karena selain overstay, doi juga ketahuan buka bisnis secara ilegal, gengs.

Kerja ilegal gitu??
Iya. Sama kayak di kita kalau ke luar negeri tuh kan ada visa-visa tertentu yang allow kita untuk kerja di negara tersebut, ada juga yang nggak. Kalau orang asing ke Indonesia juga gitu. Nah, setelah ditelusuri lebih lanjut, ketahuan beberapa Warga Negara Asing yang nggak punya work permit malah kerja di sini. Kerjaannya juga macem-macem. Kayak si IZ buka bisnis jadi pelatih tenis di Kuta Utara, terus SZ buka bisnis jadi fotografer, ada yang buka salon, bisnis tato, bahkan dagang sayur :))). Target market-nya, yha sesama warga asing juga. Makanya beberapa dari mereka kayak IZ dan SZ tadi udah dideportasi, sisanya sampai sekarang belum ditindak.

Hadehhhh…
Wait until you hear about: Temuan Warga Negara Rusia dan Suriah yang ketahuan punya KTP dan KK Bali, gengs. Iya, dikonfirmasi oleh Pak Koster, dua WNA ini beli KTP dan KK palsu senilai Rp15 juta sampai Rp31 juta. Masih belum diketahui mereka dapat KTP palsu itu dari mana dan untuk tujuan apa. Terus keduanya kini udah ditahan di Imigrasi. Bersamaan dengan itu, Polda Bali dan sejumlah pihak juga aktif melakukan penyelidikan. In that sense, mereka berdua tuh nggak langsung dideportasi karena harus crystal clear dulu nih masalah ini. “Kalau sekarang dideportasi, kita pastikan akan putus. Maka, kita menunda dulu sampai kita menemukan bagaimana praktek kejahatan ini secara berantai,” kata Pak Koster gitu.


Harus ditindak tegas sih…
Can’t agree more. Lebih jauh, Pak Koster juga bilang menindak bule yang melanggar hukum di Bali tuh nggak bisa buru-buru, guys. Harus punya bukti yang kuat dulu baru ditindak, katanya. Nah sebagai salah satu langkah pencegahan biar nggak ada lagi nih yang begini, Pak Wayan Koster sebagai Gubernur udah mengusulkan ke Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Luar Negeri buat mencabut kebijakan Visa on Arrival buat dua negara, Rusia dan Ukraina, yang diketahui sering berulah di Bali. Sekarang usulan ini lagi diomongin both sama Kemenkumham dan Kemlu. Apakah cuma dua negara ini aja, atau ada negara-negara lain yang harus dihapuskan kebijakan visa on arrival-nya. Let’s see..

Okay. Anything else I should know?
 Btw balik lagi ke warga negara asing yang kerja secara ilegal di Bali, Menko Polhukam Mahfud MD diketahui juga udah minta pihak Kementerian Ketengakerjaan untuk ngurusin hal itu, gengs. Masalah pekerja asing ilegal tuh sebenarnya bukan hal baru lagi. Dari dulu udah ada. Nggak cuma pekerja asing di Indonesia, tapi juga pekerja Indonesia di luar negeri. Ada lebih dari 3 juta orang WNI yang kerja di luar negeri secara ilegal kalau kata Pak Mahfud, “Jadi kita harus saling memaklumi dan mengatur untuk ketertiban bersama,” ceunah.
Advertisement