Rafael Alun Trisambodo Menjalani Pemeriksaan di KPK

341

When things are getting more complicated…..

For Rafael Alun Trisambodo. 
Yoi. Eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang hartanya dinilai nggak wajar bahkan hampir nyaingin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas nama Rafael Alun Trisambodo bakalan diusut Komisi Pemberantasan Korupsi, gengs. Mulai dari rumah sampai kendaraan mewah, dan aset-aset lainnya. Pokoknya semuanya deh. Rafael sendiri menjalani pemeriksaan di KPK per hari ini.

Background pls. 
You got it. Jadi kejadiannya bermula dari pengeroyokan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo beberapa waktu lalu. Nah seiring pengeroyokan ini viral di media sosial, identitas Mario kan juga akhirnya terungkap yah di mana diketahui doi adalah anaknya Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jakarta Selatan II Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo. The thing is, nggak sekadar identitasnya aja yang terungkap guys, the fact that si Dandy datang ke TKP pengeroyokan pake Rubicon hitam terus sering nge-upload foto pake motor mewah di IG juga jadi highlight dalam kasus ini. In that sense, publik tuh wondering sendiri, “Tajir banget dong berarti. Emang sebanyak apa sih harta bapaknya?” gitu kan.

Okay terus?
Dari situ, dicari tahu lah berapa harta kekayaannya Rafael Alun Trisambodo ini, gengs di mana tercatat ada senilai Rp56 miliar harta kekayaannya. Itu nggak termasuk Rubicon, motor Harley, dan koleksi kendaraan mewah dia lainnya yang nggak tercatat di LHKPN. Belum lagi cluster mewah di Manado dan Jogja, sampai berbagai bisnis mulai dari restoran, coffee shop, sampai kos-kosan yang diduga punyanya Rafael juga. So, KPK be like“It’s me, hi!” Yep, harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo jadinya diusut sama Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK, guys.

Diusut gimana tuh? 
Well, disampaikan oleh Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, berbagai harta kekayaan Rafael yang nggak terdaftar di LHKPN itu bisa jadi petunjuk awal adanya tindak pidana korupsi, guys. Makanya perlu ada klarifikasi dari Rafael langsung. Klarifikasi itu yang bakal berjalan hari ini di mana KPK udah mengundang Rafael ke Gedung Merah Putih KPK untuk melakukan klarifikasi tersebut. Pak Alex bilangnya kalau ntar Rafael nggak bisa membuktikan asal kekayaannya tuh dari mana, ya itu bisa jadi indikasi awal adanya tindak pidana korupsi, guys.

Hasilnya bakal gimana yha…..
Yha we’ll see, sih. Tapi yang harus kamu tahu adalah, dari awal KPK tuh emang udah curiga sama si Rafael ini, since dari tahun 2012-2020 kemarin, emang udah pernah dilakukan analisis terhadap Rafael dan hasilnya ya balik lagi ada nggak kesesuaian antara harta kekayaannya sama profil Rafael sebagai ASN. Terus bersuratlah mereka ke Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan di Januari 2020 dan nggak ditindak lanjuti sampai sekarang. Makanya proses pemeriksaan hari ini tuh jadi the moment of truth bener emang ada tindakan yang mengarah ke korupsi apa nggak. Kalau ada, yha bakal ditindak lanjut lewat penyelidikan.

I see…
Berita harta kekayaannya Rafael ini interesting banget deh guys. Udah tercium dari tahun 2012, nggak sesuai sama profilnya dia, dan ketika dicari tahu lebih dalam lagi, ternyata transaksi yang dilakukan tuh nggak cuman dari rekening pribadi aja, tapi juga lewat banyak nominee
Advertisement
 aka nama orang lain di sejumlah transaksinya. Nilainya gede-gede pula itu. Yep, hal ini pertama kali diungkap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi aka PPATK yang kemudian mengungkap transaksi ini tuh mengarah ke money laundry alias pencucian uang, guys.

What??
Iya, makanya sampai dianalisis juga sama KPK tadi kan. Terus, laporan harta kekayaannya Rafael ini juga bakal diaudit. Kementerian Keuangan sendiri sampai sekarang masih terus melakukan pendalaman dan koordinasi sama KPK dan PPATK terkait harta kekayaan Rafael yang nyampe 56 miliar ini, terutama terkait kecocokan profil Rafael itu tadi. Adapun aspek yang diliat tuh mulai dari penghasilan, kemampuan ekonomi, sampai kemungkinan adanya warisan dari keluarga. Pokoknya semuanya dipelajari dan diusut deh secara keseluruhan.


Got it. Does anyone say anything? 
Ada dong. Well, dari kasusnya Rafael Alun Trisambodo ini, everyone’s eyes kan tertuju ke Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara aka LHKPN di mana punyanya Rafael tuh masih ada yang nggak dilaporkan, terus nggak match sama profilnya juga. In that sense, Pakar Tindak Pidana Pencucian Uang, Yenti Garnasih, menilai KPK tuh emang nggak punya mekanisme yang proper buat menindaklanjuti LHKPN yang janggal kayak punyanya Rafael ini, guys.

Maksudnya?
Menurut Bu Yenti, KPK tuh harusnya nggak sekadar terima laporan aja dari bapak ibu pejabat itu, tapi juga ikut mendalami ketepatan laporan terus ya melakukan verifikasi. In her words, Bu Yenti bilangnya gini nih, “Setelah itu nilainya dicek bener nggak. Sumbernya dari mana. Setelah itu ada laporan berkala. Kalau ada yang ditemukan nggak wajar itu dikejar. Harus ditindaklanjuti. Bukan lapor saja abis itu selesai.” Lebih jauh, Bu Yenti juga menyebut KPK tuh baiknya minta bantuan Bareskrim Polri kalau udah ada yang janggal kayak gini. Biar lebih cepat sat set sat set gitu yekan. “Penegakan hukum nggak kenal Sabtu-Minggu,” ceunah.

Setuju sih. Anything else?
Btw, gara-gara kasusnya Mario Dandy dan Rafael ini, netizen di media sosial tuh rame banget ngomong: “Gara-gara Nila Setitik, Rusak Satu Kementerian” ehehe. Yep, Pak Alex Wakil Ketua KPK juga bilangnya emang kebetulan karena ada satu peristiwa ini, diketahui banyak pejabat yang nggak match antara profil sama harta kekayaannya, gengs. Ada pejabat yang biasa-biasa aja tapi hartanya puluhan miliar, ada juga pejabat tinggi tapi harta kekayaannya rendah. Yang gitu-gitu. Makanya, nanti KPK bakal memanggil pejabat-pejabat itu nggak pandang bulu, termasuk pejabat Kementerian Keuangan.
 
Takud banget. Another drama is coming, everybody!
Advertisement