Presiden Jokowi Minta Bukber Ditiadakan

284

When you’re sooooo ready for Bukber….

Wait until you hear about: 
Presiden Jokowi yang Minta Bukber Ditiadakan.
 
Yoi guys, dalam surat Sekretaris Negara yang dikeluarkan minggu lalu, ada arahan dari Presiden Joko Widodo supaya pejabat sampai pegawai pemerintahan tuh meniadakan agenda Buka Puasa Bersama aka Bukber selama Ramadan tahun ini.

Wait, whatttt?
Well well well, salah satu agenda wajib di Bulan Ramadan tuh kan none other than Buka Puasa Bersama aka Bukber yah. Lengkap dari temen SD, SMP, SMA, kuliah, temen ngumpul, sampe temen kantor semuanya pada mengagendakan bukber (Walaupun most likely ujung-ujungnya wacana sih ehehehehe). Nah tapi kalau kamu kerjanya di pemerintahan nih, kamu para ASN nggak akan Bukber sama orang-orang kantor, karena berdasarkan arahan Presiden Jokowi, pejabat sampai pegawai pemerintahan kudu meniadakan agenda Bukber, guys.

Why???
Dalam arahannya, di surat itu tertulis kalau Penanganan Pandemi Covid-19 sekarang tuh masih mengalami masa transisi dari pandemi menuju endemi. That being said, masih diperlukan kehati-hatian, katanya gitu. Makanya Pak Jokowi bikin arahan supaya Buka Puasa Bersama pada bulan suci Ramadan 1444H ini agar ditiadakan, guys. Heboh dong tuh langsung netizen, “Lah bapak kemaren niqahan anaq kurang ngumpul gapake masker apatuuu,” gitu kan.

HEMMM….
Hal yang sama juga diungkapkan epidemiolog Dicky Budiman. Menurut Pak Dicky, kondisi sekarang tuh udah jauh lebih aman since imunitas masyarakat juga udah kebentuk (thanks to Vaksin sampai tahap booster), jadi ya kalau mau berkegiatan kayak bukber ya silakan aja. Tapi ya tetep, terms and conditions applied sih, guys. Iya, Pak Dicky bilangnya tiap masyarakat tuh harus punya kemampuan buat menilai risikonya masing-masing gitu. Kayak, lagi 100% sehat atau nggak, apakah udah pernah terinfeksi sebelumnya atau nggak, punya komorbid atau nggak, bukbernya di mana, tuh semuanya harus dipikirin dan dinilai risikonya kalau tetep bukber gimana gitu.

I see. Terus gimana dong tuh?
Nah makanya banyak banget pihak yang speak up terkait arahan Pak Jokowi kali ini, guys, termasuk dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, bilangnya gini: “Selama ini orang bikin buka puasa (Re: bersama) juga apa sih. Kalau bagi-bagi untuk fakir miskin. Saya pikir itu penting bagi yang membutuhkan, seperti yang terjebak macet di jalan,” katanya gitu. That being said, bukber tuh bisa diganti ke agenda lain yang dibutuhkan masyarakat gitu lo, guys. Apalagi kalau sampai itu bukber digelarnya secara berlebihan, bahkan bermewah-mewahan. In his words, Gus Yahya bilangnya gini, “Sumpek. Saya paling takut diajak buka puasa bersama.”

Okay….
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, juga bilangnya sebenarnya yha gapapa banget pemerintah mau meniadakan bukber, tapi mbok ya konsisten dan sinkron aja lah sama kebijakan pemerintah lainnya. In that sense, Kyai Haedar nyontohin kebijakan PPKM yang dari beberapa bulan lalu udah dicabut sama Presiden Jokowi. Nah kalau kebijakan PPKM dicabut tapi bukber nggak boleh dengan alasan hati-hati pandemi kan nggak sinkron, katanya gitu. Toh konser dan acara lain yang melibatkan keramaian juga udah banyak banget.
Advertisement

Makes sense….
Inilah juga yang jadi concern-nya Partai Bulan Bintang aka PBB, guys. Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra bahkan menyarankan Sekretariat Kabinet buat merevisi aturan itu, karena dengan aturan ini, pemerintah rawan banget dicap Anti-Islam. Iya. Balik lagi ke contoh konser dan acara olah raga yang juga rame-ramean digelar tapi nggak dilarang, malah kegiatan yang sifatnya keagamaan yang jumlah pesertanya juga pasti terbatas kok dilarang, gitu kira-kira. Lebih jauh, Mantan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj juga menyebut baiknya aturan ini dicabut aja, guys, karena beneran nggak make sense larangan bukber tuh.


Terus gimana dong tuh?
Well, disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara, Pramono Anung, aturan larangan bukber ini tuh cuma berlaku buat para menko, Menteri dan Kepala Lembaga Negara lainnya, guys. Jadi yha kalau masyarakat mau bukber ya tetep boleh, silakan aja. Terus soal ASN, since sekarang pejabat pemerintah termasuk para ASN-nya tuh lagi disorot tajam banget sama orang-orang seluruh Indonesia, maka kalau mau bukber yha yang sederhana aja, gengs. Jangan bermewah-mewahan, plus nggak ngundang para pejabat juga.

Berarti nggak dicabut ya? 
Kalau kata Menko Polhukam Mahfud MD sih, sampai sekarang belum keliatan hilalnya, guys. Pak Mahfud juga belum dengar kalau aturan itu mau dicabut. Lebih jauh, Pak Mahfud juga bilangnya kalaupun aturan itu dicabut juga ya udah tinggal cabut aja, simple. Nggak usah bilang ke menteri segala, kata Pak Mahfud gitu. Karena itu bukan keputusan presiden, tapi surat edaran dari Kementerian Sekretariat Kabinet atas arahan Presiden, katanya. We’ll see deh yah.

Got it. Anything else?
Btw dengan adanya surat edaran ini, udah banyak banget Pemerintah Daerah yang fomo dan keburu udah menganggarkan bukber ini, guys. Salah satunya adalah Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau yang udah bikin anggaran buat bukber dengan Kepala Daerah di sana, di mana anggarannya berasal dari APBD 2023. Dan kalau ditotal nih, anggarannya mencapai 1,2 miliar, guysThe same also goes on Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang juga udah bikin anggaran Bukber sama Pimpinan DPRD sana dengan sumber dana dari APBD 2023 senilai 112,5 juta.
 
Bukber patungan 50 ribu seorang can’t relate :((((
Advertisement