Keluarga Pejabat Flexing Harta

254

Here’s your A to Z recap on: Keluarga Pejabat Flexing Harta…..

Sampai Pejabatnya Dinonaktifkan.
Yoi guys. Nggak kelar-kelar deh urusan pejabat negara flexing di media sosial tuh ya, guys. Setelah kemarin yang diributin orang-orang dari Kementerian Keuangan mulu, sekarang giliran Kementerian Sekretariat Negara yang kena. Yep, tepatnya Kasubag Administrasi Kendaraan Biro Umum Kementerian Sekretariat Negara, atas nama Esha Rahmanshah Abrar. Atas kejadian ini, Esha akhirnya dicopot dari jabatannya.

Tell. Me. Everything. 
Sure. Kamu pasti masih inget kan gimana ceritanya harta kekayaan eks Kepala Bagian Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II Kementerian Keuangan yang banyak dan nggak wajar itu bisa kebongkar? Yep, salah satunya adalah gara-gara anaknya, which is none other than Mario Dandy Satriyo yang juga tersangka penganiayaan sering banget flexing di media sosialnya, guys. Foto sama Harley lah, foto sama Rubicon juga ada, dan akhirnya..   Boom! Sekarang harta kekayaan Rafael jadi diusut sama Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK.

Terus terus?
Nah terus, setelah ribut soal flexing harta kekayaaan yang dilakukan pegawai Kementerian Keuangan, ternyata bukan cuma pegawai di kementerian pimpinan Bu Ani ini aja guys yang sering flexing sana-sini mamerin harta kekayaannya, tapi pegawai di kementerian lain juga. So now, everybody meet: Esha Rahmanshah Abrar. Esha ini Kasubbag Administrasi Kendaraan Biro Umum di Kementerian Sekretariat Negara. Namanya mulai ke-up ke publik ketika istrinya, Olivia, flexing harta kekayaannya mulai dari mobil mewah, pakaian mewah, rumah mewah, terus emas batangan, dll which nggak sesuai juga sama profilnya Esha.

HEM….
Segala kepemilikan barang mewah yang dipamerin istrinya Esha di media sosial tuh dinilai ngggak match sama profil Esha yang cuma pegawai golongan IV/a dengan gaji pokok tiga sampai lima juta aja. Hal ini bikin publik bertanya-tanya lagi dong, emang dari mana harta kekayaannya selain gaji pokok dan tunjangan. Nah setelah dicek di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, nama Esha Rahmanshah Abrar nggak ada di situ, guys. Iya, status Esha sebagai Aparatur Sipil Negara dengan golongan IV/a emang belum wajib melaporkan harta kekayaannya ke KPK.

Terus gimana dong? 
That being said, instansi tempat Esha bekerja which is Kementerian Sekretariat Negara langsung turun tangan dong. Disampaikan oleh Kepala Biro Humas Kementerian Sekretariat Negara, Eddy Cahyono Sugiarto, pihaknya bakalan menggandeng KPK
Advertisement
 sekaligus juga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan aka PPATK buat cari fakta dan data yang komprehensif terkait harta kekayaannya Esha. Hal ini juga sekaligus biar bisa ditindaklanjuti perolehan hartanya, di mana nanti hasilnya bakalan diumumin ke publik. In his words, Pak Eddy bilangnya, “Kemensetneg akan mengumumkan hasilnya ke publik sebagai komitmen kami untuk mendukung pemberantasan KKN dan praktik-praktik yang bertentangan dengan hukum,” katanya gitu.


Jadi gitu doang? 
Nggak dong. Selain menggandeng KPK dan PPATK, dalam kasus ini Kemensetneg tuh juga punya timnya sendiri guys, semacam tim verifikasi internal gitu untuk cari tahu harta kekayaannya Esha dan ASN lain di lingkungan Kemensetneg. Nah bersamaan dengan itu, Esha juga udah dinonaktifkan dari jabatannya secara sementara, tapi sampai sekarang masih berstatus sebagai ASN. Yha kayak Rafael kemaren sih kasusnya. Adapun keputusan nonaktif ini juga supaya proses verifikasi yang tadi diomongin bisa lebih mudah dan cepat. Nggak cuma itu, Kementerian Sekretariat Negara juga minta maaf sama masyarakat Indonesia atas kegaduhan dan ketidaknyamanan ini.

Ok anything else I should know?
Btw balik lagi ke masalah flexing alias pamer harta yang dilakukan para pejabat, ternyata belakangan ini emang banyak banget pejabat dan keluarga pejabat yang flexing dengan gaya hidup mewah dari berbagai instansi pemerintahan. Dan hal ini yang jadi concern Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam satu kesempatan di salah satu stasiun TV, Bu Ani bilangnya pamer gaya hidup mewah kayak gitu tuh nggak pantas dilakukan, secara masyarakat belum sepenuhnya pulih dari COVID-19, maka, “Kesadaran dan moralitas pribadi juga penting,” kata Bu Ani gitu.
Advertisement