Anggaran Penanganan Stunting di Indonesia, Bencara Terkait Air Meningkat 2 Dekade Terakhir, Rektor Universitas Udayana Bali Jadi Tersangka Korupsi, Aturan Baru Arab Saudi Untuk Ramadhan Tahun Ini

267

Good morning

Midweek is here everyone, so as always, we got you some podcast here. In case you are driving or commuting to work, you’d probably like some audio. But if you prefer to read, we got everything you need to know down here. From stunting to hajj, enjoy!

Now, let’s start with the drama…

In Kementerian Keuangan.
Well, belum selesai keheranan publik terkait kasusnya Rafael dan transaksi janggal yang diduga melibatkan pegawai di internal Kementerian Keuangan, sekarang giliran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang heran, guys. Tepatnya, heran sama anggaran  penanganan stunting di Indonesia.

Remind me again. Stunting 
tu apa ya?
Well, to give you some refresher, stunting itu adalah masalah gizi kronis karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam jangka waktu yang lama dan end up mengakibatkan masalah pertumbuhan pada anak. In that sense, anak yang mengalami stunting ini cenderung terhambat gitu tinggi badannya, dan jadinya perkembangan mereka juga lebih rendah dari anak-anak lain seusianya. Nggak cuma itu, stunting juga ngomongin masalah  keterbelakangan mental, kemampuan anak belajar jadi rendah, dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Okay terus…
Adapun di tahun 2020 lalu, dilaporkan prevalensi anak penderita stunting di bawah usia lima tahun tuh paling tinggi nomor dua setelah Timor Leste, which is di angka 31,8%. Terus berbenah di tahun 2021, thank God prevalensinya makin turun, guys. Nah the good news is di tahun depannya tahun 2022 prevalensi stunting di Indonesia makin turun jadi di angka 21, 6%. Dalam keterangannya, Presiden Joko Widodo sih bilang targetnya untuk tahun depan prevalensi stunting di Indonesia bisa turun lebih signifikan lagi angkanya, di 14%.

Wow ambi yha…
Nah untuk mewujudkan target 14% ini, penanganan stunting di Indonesia nggak luput dari sejumlah drama dan masalah, salah satunya is none other than masalah duit aka masalah anggaran, guys. Ini dia yang jadi concern-nya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. Dalam keterangannya, Bu Ani menyebut dari Rp77 triliun yang dianggarkan, cuma ada Rp34 triliun yang beneran sampai ke balita dan ibu hamil.
 
Whaaat?
Iya, guysIn her words: Item yang betul-betul untuk bayi stunting, yaitu memberikan makanan dari bayi khas daerah hanya Rp34 triliun. Bayangkan, yang betul-betul sampai ke mulutnya bayi atau ibu yang hamil untuk bisa mencegah stunting itu hanya porsi yang sangat kecil. Karena ada 283 kegiatan, termasuk yang tadi disampaikan Pak Menteri PPN/Bappenas (Suharso Monoarfa) ganti pagar Puskesmas masuk dalam kategori stunting.”

Kok bisa segede itu?
Nah dalam lanjutannya, Bu Ani menjelaskan bahwa emang yang paling berat adalah mensimplifikasi birokrasi kita sendiri. Beliau mengingatkan supaya birokrasi itu enggak self-serving, dan hanya untuk sekadar naik pangkat. Menurutnya, birokrasi harus betul-betul bekerja menyelesaikan masalah yang ada di dalam perekonomian dan bangsa.

FYI guys, dari total anggaran sub kegiatan penanganan stunting senilai Rp77 triliun, ternyata cuma Rp34 triliun aja yang langsung masuk ke mulut bayi. Sementara yang lainnya, cuma abis untuk kegiatan ‘nyleneh’, kayak rapat koordinasi dan pembangunan pagar puskesmas.
Ani, sapaan akrabnya, mengatakan anggaran Rp34 triliun masih sangat kecil untuk item yang diperlukan langsung dalam penanganan bayi stunting.

When water becomes an issue…

Globally.
Yep, seiring dengan climate change yang makin memburuk, sebuah studi dari para ilmuwan NASA baru-baru ini menemukan bahwa intensitas bencana lingkungan terkait air, kayak kebanyakan air atau banjir, atau kekurangan air aka kekeringan, di seluruh dunia meningkat selama dua dekade terakhir.

Tell me more. 
Well, lewat Jurnal Nature Water, bencana alam terkait air tuh makin sering terjadi dan juga makin luas dan intens, guysAll the way from kekeringan panjang hingga banjir parah. Para ilmuwan juga ngasih tau bahwa peristiwa alam kaya El Nino dan La Nina semakin terus meningkat seiring dengan climate change yang makin memburuk. Tapi, even though mereka udah bisa memprediksi kalo frekuensi banjir dan kekeringan meningkat, tapi tetep aja sulit buat diprediksi dan diukur tingkat keparahannya.

Sedih banget 🙁
Rite. Matthew Rodell, penulis utama studi ini dan ahli hidrologi di NASA Goddard Space Flight Center, menjelaskan bahwa dirinya melakukan penelitian dengan menganalisis soal ukuran, durasi, dan tingkat keparahan peristiwa ekstrem terkait bencana air di seluruh dunia. Nah, ditemukan ada 505 peristiwa basah yang ekstrem dan 551 bencana kering yang juga ekstrem selama 20 tahun, dari 2002 sampe 2021. Even worse, 70 persen kejadian itu berlangsung dalam kurun waktu selama enam bulan.

Kok bisa sih? 
Ya bisa. Para ilmuwan juga nemuin bahwa bencana air ini makin parah dan makin sering terjadi sejak 2015, ketika suhu dunia mencapai rekor paling panasnya. Soalnya kan emang Bumi tuh emang lagi panas-panasnya for the past seven years. Bahkan, Rodell juga makin yakin banget bahwa bencana-bencana terkait air tuh bakal meningkat lagi, lebih besar lagi, lebih sering lagi, dan lebih parah lagi. Ngeri banget gak sih, guys?
 
Yep, it’s scary.
Adapun yang udah pernah kejadian, bencana banjir paling ekstrem selama periode penelitian tuh terjadi di tahun 2000, tepatnya di Afrika sub-Sahara. Waktu itu, hujan lebat parah banget, bahkan sampe berbulan-bulan. Terus, Danau Victoria, which is the biggest in Africa, juga sampe ke level tertingginya. No wonder deh kalo banjirnya sampe merendam rumah, dan infrastruktur penting kaya fasilitas kesehatan dan infrastruktur air minum. Di sisi lain, peristiwa kekeringan paling parah juga pernah terjadi di Brasil dan Venezuela pada 2015 sampe 2016. Bahkan, kekeringan itu sampe berpengaruh ke pembangkit listrik tenaga air.
 
This is such an interesting finding, though. 
Agreed. Apalagi makin diperkuat sama temuan dari ilmuwan PBB yang bilang kalo gara-gara perubahan iklim, bencana kekeringan yang dulunya mungkin cuma terjadi sekali dalam 10 tahun, nah sekarang bisa terjadi 70 persen lebih sering. Terus, hujan deras yang biasanya terjadi setiap 10 tahun, sekarang bisa terjadi 30 persen lebih sering. Serem banget kan. Apalagi, yang baru-baru ini kejadian, di tahun 2022 juga banyak peristiwa ekstrem yang terjadi. Misalnya banjir di Pakistan yang menenggelamkan sepertiga wilayahnya, atau kekeringan parah di Eropa yang bikin beberapa sungai ada di batas terendah dalam sejarah. Atau juga kekeringan parah di California. Soalnya California yang tadinya kekurangan air banget, terus tiba-tiba aja dilanda hujan lebat dan badai salju dalam beberapa bulan terakhir.
 
Terus, maksudnya penelitian ini tuh apa?
Ya, Rodell, as a scientist sih berharap kalo hasil penelitiannya ini tuh bisa bikin orang makin sadar kalo meningkatnya suhu global sedikiiit aja tuh berpengaruh banget buat kondisi dunia. Terus nggak sampe situ aja, tapi ya semua orang juga harus ngelakuin sesuatu buat mencegah pemanasan global yang makin nggak kekontrol.
Advertisement

Got it. Anything else? 
Speaking of water and crisis, menurut data dari UNICEF, empat miliar orang atau hampir dua pertiga populasi di dunia tuh mengalami kelangkaan air yang parah, seenggaknya selama satu bulan setiap tahunnya. Terus, setengah dari populasi dunia tuh bisa aja mengalami kelangkaan air pada awal 2025 di tempat tinggal mereka.

Now, here’s your A to Z update on Udayana’s case…

On curious case of corruption
Soalnya, Rektor Universitas Udayana Bali, Profesor I Nyoman Gde Antara baru aja jadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana sumbangan pengembangan institusi (SPI) mahasiswa baru seleksi jalur mandiri tahun akademik 2018/2019-2022/20223.
 
Okay. Tell me. 
It all started ketika adanya laporan dugaan tindak pidana korupsi yag diterima sama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali. Terus, pihak Kejati juga udah denger tuh soal isu-isu biaya kuliah jalur mandiri di Universitas Udayana. Soalnya emang masalah ini tuh udah lumayan diomongin gitu di antara masyarakat dan mahasiswa di Bali. Makanya, Kejati mulai deh tuh nyelidikan dugaan korupsi dana SPI di Unud. Mulai dari mahasiswa, pegawai, terus Unud juga digeledah sampe ribuan dokumen terkait SPI juga disita.

Terus terus? 
Akhirnya, pihak Kejati netapin tiga pejabat Unud yang jadi tersangka, which is IKB, IMY sama NPS. Mereka diduga ikut memungut biaya tanpa dasar ke calon mahasiswa baru alias maba. Nah, ada sekitar 320 mahasiswa yang jadi korban, dengan rata-rata nilai kerugian Rp10 juta, which makes totalnya jadi sekitar Rp3,8 miliar. Kejati Bali belom menahan para tersangka sih, tapi udah menerbitkan surat pencekalan luar negeri alias jaga-jaga aja gitu.

Lah, Pak Rektornya gimana? 
Nah setelah penyelidikan lebih lanjut, baru deh Rektor Unud, INGA jadi tersangka baru dalam kasus tersebut. Dalam kasus ini, INGA jadi Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Mandiri Tahun Akademik 2018-2022. Kalo menurut penghitungan sementara, INGA diperkirakan menimbulkan keuangan negara sekitar Rp105,39 miliar dan Rp3,94 miliar, dan totalnya jadi Rp109,33 miliar.
 
Whaaaat?
Iya. Terus doi juga diduga merugikan perekonomian negara sebesar Rp334,75 miliar. Jadiii, totalnya sebesar Rp443,9 miliar. Duh, ngeliat duitnya keknya juga belom pernah ya, guys. Pihak Kejati sendiri sebenernya bilang kalo mungkin aja sih masih ada pihak lain yang terlibat dalam kasus ini. Anyway, doi kena Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Kalo dari pasal ini, Pak Rektor terancam hukuman maksimal 20 tahun.

Someone is denying.. 
Tapiiii, Pak Rektor tuh lumayan ngebantah gitu, guys. Dia sih bilangnya menghormati proses hukum dan masih mengkaji statusnya sebagai tersangka. Dia juga ngejelasin kalo pungutan Dana SPI tuh sesuai sama aturan yang berlaku di semua universitas negeri alias PTN dan bukan jadi penentu kelulusan calon mahasiswa baru. Terus, dana SPI itu juga masuk langsung ke rekening negara.

Anything else? 
Gara-gara kasus ini, Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman bilang perlu adanya audit menyeluruh terhadap seluruh PTN terkait penyelenggaraan seleksi jalur mandiri buat para maba. Dia sih menduga kalo ada penyimpangan kaya gini-gini yang terjadi di PTN lainnya. Sebelumnya pada Agustus 2022 lalu, KPK menangkap Rektor Universitas Negeri Lampung Prof Dr Karomani karena diduga menerima suap sebesar Rp5 miliar dari program seleksi mandiri masuk Universitas Negeri Lampung (Simanila) tahun 2022.

When things are different this year…

In Saudi Arabia.
 
Yep guys, buat kamu yang Muslim, tentunya udah tahu banget yah bahwa minggu depan tuh kita bakal memasuki Bulan Ramadan. Nah sebagai salah satu negara dengan warga mayoritas Muslim, Arab Saudi tuh baru aja merilis berbagai aturan baru terkait Ramadan tahun ini yang beda banget sama tahun-tahun sebelumnya. Adapun aturan ini kemudian mengundang pro dan kontra dari banyak warga Muslim di seluruh dunia, khususnya mereka yang mau menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan. Hal ini karena aturannya dinilai membatasi ritual ibadah yang akan dilakukan. Nah, apa aja tuh aturan barunya? Here, here. Let’s take a look: Ngga boleh ada baca-bacaan pake loudspeaker, ritual salat ga boleh di-broadcast secara online, warga yang mau i’tikaf wajib bawa ID, terus solatnya ga boleh lama-lama, masjid ngga boleh mengumpulkan donasi, ga boleh bawa anak-anak pas solat, hingga ngga boleh buka puasa di dalam masjid.
 
Hmmm banyak ugha yaa…

“Mau gabung ya monggo”

Gitu guys tanggapan dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman pas ditanya soal kader partainya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang diajak sama Ketum PPP Muhammad Mardiono untuk bergabung ke partai berlogo Kabah itu. Kata Habib, ya PPP bukan partai jelek juga, dan kalo mau gabung itu emang haknya Mas Sandi. Jadi monggo-monggo aja…
 
When a new kid wants to join you for the lunch break…

Announcement


No one bought us coffee today 🙁

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Might be simple, but not everyone understands: This is how you can ask for help.
Advertisement