Rencana Cukai Untuk Minuman Berpemanis Dalam Kemasan

231

When you’ve been complaining about your health….

Gara-gara minuman manis.
We’re looking at you orang-orang berprinsip “Tiada hari tanpa minuman manis” :))). Iya, makin ke sini makin banyak orang yang terobsesi sama minuman manis yah, guys. Apalagi yang tersedia dalam bentuk kemasan dan gampang banget yekan buat dibeli di mana-mana. Akibatnya, makin banyak orang yang terserang penyakit deh. Makanya, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan cari cara kan, dan ketemulah rencana minuman berpemanis dalam kemasan aka MBDK ini dikasih cukai.
 
Wait. Harus cukai banget nih?
Well, As we all know minuman manis khususnya minuman berpemanis dalam kemasan aka MBDK tuh kan kalau dikonsumsi secara berlebih bakalan berdampak buruk banget buat kesehatan kita yah. Nah selama bertahun-tahun, pemerintah tuh udah kasih edukasi lewat berbagai macam campaign supaya masyarakat mengurangi konsumsi MBDK ini, guys. Cuman yha gitu, nggak mempan.
 
Masaa???
Iya. Berbagai penyakit tidak menular akibat konsumsi MBDK masih aja meningkat. Secara spesifik, dari data yang dikumpulkan, angka obesitas dan diabetes di Indonesia terus meningkat selama 10 tahun terakhir. In that sense, perlu ada usaha yang lebih kuat lagi kan gimana caranya supaya masyarakat nggak sering sering dan nggak banyak-banyak mengonsumsi MBDK, gengs. Supaya tercipta juga lingkungan yang lebih sehat. Makanya, terbitlah rencana penerapan cukai deh buat MBDK.

Gimme the details….
Ok. First stop, kamu harus tahu dulu nih yang termasuk dalam minuman berpemanis dalam kemasan tuh apa aja. Menurut World Health Organization dan World Bank, yang termasuk dalam minuman berpemanis dalam kemasan itu diantaranya soda, minuman energi, minuman sari buah, minuman isotonik, minuman herbal dan bervitamin, susu yang ada rasa-rasanya, teh dan kopi dalam kemasan, sirup, dan minuman dalam bentuk serbuk yang harus diseduh dulu itu loh. Nah, produk-produk tadi yang rencananya bakal kena cukai. FYI, mayoritas kandungan gulanya tinggi banget loh.
 
Oh iya?
Nih yah, kalau dari Kemenkes RI, batasan maksimal konsumsi gula tambahan per hari kita nggak boleh lebih dari 50 gram per hari atau setara 4 sendok makan aja..  Faktanya, satu kemasan minuman kayak gitu bisa mengandung gula yang hampir mentok bahkan melebihi dari batas yang disarankan tadi, guys. Ada loh minuman teh soda yang mengandung 54 gram gula dalam satu botolnya 😱.
 
Aku terkedjoet :((((
We know, rite?  Lebih sedihnya lagi, diabetes, as you know, penyakit yang salah satunya diakibatkan konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang, sekarang berada di posisi ketiga sebagai penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Tahun 2021 aja, ada 19,5 juta orang dengan diabetes di Indonesia dan menyebabkan 237 ribu kematian. Nah karena udah tinggi banget nih, makanya we have to do something about it, guys.
Advertisement

Caranya?
Ya itu tadi. Salah satunya dengan menerapkan cukai pada MBDK. Iya, dari banyak studi yang udah dilakukan di berbagai negara, kebijakan cukai dinilai bakalan bisa mengurangi konsumsi masyarakat terhadap minuman berpemanis dalam kemasan. Terus, dengan diterapkannya cukai pada MBDK, industri tuh bisa lebih aware buat menurunkan kadar pemanis di produk mereka, gengs. Jadi nggak terlalu kecanduan manis tuh orang-orang. Nah kalau udah nggak kecanduan lagi, dalam jangka panjang masyarakat juga bisa lebih terhindar dari berbagai macam penyakit tidak menular. Contohnya di Thailand yang udah nerapain cukai MBDK dari tahun 2017, penerapan cukai sebesar 10-20% berhasil nurunin tingkat konsumsi MBDK nya sebesar 2,5% dan konsumsi minuman bersoda sebesar 17% di dua tahun pertama setelah diterapkan lho. Sedangkan untuk penurunan obesitas, diproyeksi akan turun sekitar 4%.

 
Tapi ntar harga-harga yang lain pada naik juga? 
Nggak dong. Cukai yang kita omongin di sini tuh cuman cukai buat minuman berpemanis dalam kemasan doang. It has nothing to do with harga gula pasir atau produk lain di pasaran. Plus sejauh ini nggak ada bukti yang menunjukkan kalau cukai MBDK diterapkan tuh bakal menyebabkan inflasi. Malahan, studi menunjukkan kalau cukai MBDK justru akan meningkatkan pendapat negara dan uangnya bisa dipakai untuk ngebiayain program kesehatan  Nah, beban kesehatan dan ekonomi masyarakat juga bisa turun karena sumber daya manusianya juga lebih sehat dan produktif dengan mengurangi konsumsi minuman berpemanis.

Got it. Anything else I should know?
Masalahnya, pembahasan penerapan cukai MBDK di Indonesia tuh masih mandek, gengs. Udah masuk sih poinnya ke APBN tahun lalu dan tahun ini, tapi belum ada aturan pastinya nih. Makanya, kita-kita nih masyarakat Indonesia kudu wajib banget mendorong pemerintah supaya segera menerapkannya. Kamu bisa tandatangani petisinya di sini supaya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan juga bisa ditekan, dan masyarakat Indonesia juga terhindar dari penyakit deh. Sehat-sehat ya, guys.
Advertisement