Identitas Kependudukan Digital

256

Who’s saying goodbye to “Fotocopy KTP?”

Us, Indonesians. 
Karena KTP bakal didigitalkan, guys.
 
Yoi. Over the weekend kemarin, netizen +62 rame banget ngomongin soal pemerintah yang lagi menggalakkan Identitas Kependudukan Digital aka IKD. That being said, kalau punya IKD, maka KTP fisik pun nggak diperlukan lagi deh. Jadi nggak perlu di-fotocopy lagi deh hehehehe.

Wait
, gimana gimana?
Well, jadi gini ceritanya, guys. Kamu tahu kan kalau selama ini, salah satu bukti identitas dan bukti kependudukan kita di negeri ini tuh dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk aka KTP kan. Nah speaking of KTP, perjalanannya udah panjang banget, gengs. Mulai dari KTP Konvensional yang ada masa berlakunya selama 5 tahun. Terus di tahun 2009, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri akhirnya mengalihkan si KTP konvensional ini jadi e-KTP alias KTP elektronik dengan masa berlaku seumur hidup. kayak yang kita punya sekarang, guys.

Okay….
Nah tapi little did we know E-KTP ini juga punya flaws-nya tersendiri, guys (selain dikorupsi Setya Novanto ehehehehe). Yang bikin e-KTP ini banyak dikeluhkan masyarakat. Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakhrulloh bilangnya at least ada tiga kendala e-KTP. Pertama, pengadaan blanko e-KTP tuh ternyata cukup besar mendominasi anggaran Dukcapil, gengs. Terus harus ada printer pake ribboncleaning kit, sama film. Not to mention masalah jaringan internet di sejumlah daerah yang bikin hasil perekaman e-KTP-nya jadi nggak sempurna deh. Sidik jari pun juga nggak bisa kekirim ke pusat.

Terus gimana dong?
Makanya, buat mengatasi masalah-masalah di atas, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian akhirnya kasih arahan buat menggunakan pendekatan asimetris, guys. Yaitu dengan digitalisasi dokumen kependudukan termasuk penerapan identitas kependudukan digital. aka IKD. Iya, dari KTP elektronik diganti jadi KTP digital. Lebih jauh, data kependudukan kamu tuh bakalan ke-compile di aplikasi IKD di smartphone kamu. Aplikasi IKD ini juga udah bisa kamu download di Google Playstore. Kalau buat iOS sih baru di-launch akhir bulan ini, gengs.

Wait
. Jadi bentuknya aplikasi gitu ya? 
Correct. KTP digital berbasis aplikasi ini sebenarnya udah berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri sejak April 2022 lalu, dan disosialisasikan secara bertahap di lingkungan Dukcapil dan bapak-ibu mas dan mba ASN seluruh Indonesia. Per 30 Desember kemarin, udah ada 590 ribu KTP Digital, gengs. Terus targetnya, sebanyak 25 persen out of 277 juta penduduk Indonesia which is sekitar 50 juta penduduk harus udah pake KTP digital tahun ini.

So, we’re saying goodbye to
 KTP fisik?
Well, dari keterangan Kementerian Dalam Negeri, KTP digital ini nggak serta merta menggantikan KTP fisik. Iya, buat masyarakat yang nggak bisa beralih ke KTP digital, ya tetap bakal dilayani pakai KTP fisik. Tapi kalau kamu udah punya KTP digital, maka nggak perlu lagi KTP fisik, karena basically
Advertisement
 datanya juga sama. Nah kalau kamu mau punya ini KTP digital, setelah download, kamu kudu datang ke Kantor Dukcapil setempat buat didampingi petugas buat verifikasi dan validasi data pakai face recognition. Terus sekali datang, Uuuudahhh.. Kamu bisa dapat KTP digital, dan dokumen kependudukan lain kayak KK dan yang lainnya juga langsung dipindahin datanya ke smartphone kamu, gengs.

Wow sounds so legit yaa…
Talking about perpindahan data, ada satu hal yang harus jadi concern dan kudu diprioritaskan di sini, gengs. Yep, it’s none other than Perlindungan Data Pribadi. Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber Communication and Information System Security Research Center, Pratama Persadha menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait perlindungan data pribadi waktu nge-develop KTP digital. Mulai dari enkripsi data, biar pihak-pihak tertentu aja yang bisa ngakses. Terus autentikasi yang kuat, perlindungan terhadap serangan, back up dan recovery-nya kudu bagus, dll.

I see….
Selain itu, menurut Mas Tama, pembuat kebijakan tuh harus bisa make sure sertifikasi keamanannya bener apa nggak, udah sesuai standar keamanan industri kayak ISO 27001 apa belom, dll. Dan, tes keamanan sibernya tuh harus dilakukan secara berkala dan berulang kali, guys. Karena balik lagi, perlindungan data pribadi masyarakat tuh harus jadi yang nomor satu.


Tapi bakalan efektif nggak sih?
Nah soal itu juga. The fact that infrastruktur internet yang belum merata di Indonesia dan plus nggak semua orang Indonesia punya smartphone tuh jadi pertanyaan kan apakah bakalan efektif nih KTP digital. Makanya, Mas Tama bilangnya KTP digital ini harusnya dilangsungkan secara bertahap ngikutin kapasitas internet sebuah wilayah aja. Terus soal smartphone tadi, harus dipikirin tuh solusinya. Misal kayak cukup bawa print-an QR code aja, jadi tinggal di-scan aja kalau dibutuhkan. Yang gitu-gitu.

I see, Anything else I should know?
Btw ngomongin aplikasi dari pemerintah, of course we cannot skip PeduliLindungi dong yang eventually works banget di kita di masa-masa pandemi lagi parah-parahnya kemarin, gengs. Nah sekarang, disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono, aplikasi PeduliLindungi disebut bakalan bertransformasi jadi aplikasi SatuSehat, gengs. SatuSehat ini bakalan jadi one stop service-nya orang-orang terkait catatan kesehatan mereka, jadi nggak cuman masalah Covid-19 aja. Jadi bisa ke-integrate aja riwayat penyakit orang-orang lewat aplikasi ini.
Advertisement