Aksi Pembelaan Al-quran Yang Dibakar, Rencana Cukai Untuk Minuman Berpemanis Dalam Kemasan, AS Akan Mengakhiri Status Darurat Covid-19, Ledakan Bom di Masjid Kota Peshawar, Pakistan

470

Good morning

It’s Wednesday everyone, so as always, let’s start your day with our podcast here. And since it’s February 1st, we hope this month brings you more happiness, love, prosperity and all the good things in life. You got this.

It’s still about the controversial Al-Quran Burning..

Aksi pembelaan Al-quran yang dibakar sama politisi Swedia masih belum berakhir, guys
Apalagi, sekarang banyak banget aksi protes sebagai bentuk pembelaan terhadap Al-quran yang dibakar di Swedia.

Whattt? Background please. 
It all started in a protest in SwedenJadi gini guys, seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina yang makin memanas, tentunya banyak negara-negara Eropa yang pengen bergabung sama aliansi militer NATO aka North Alliance Treaty Organization, supaya kalo ada apa-apa mereka ada backingan militer dari negara anggota lain gitu. Nah pada 2020 lalu, Swedia dan Finlandia daftar buat jadi anggota NATO, tapi aturan di NATO tuh, kalo mau nerima anggota baru, maka harus di-acc sama seluruh negara anggota lainnya.
 
OK terus…
Now everybody meet: Turki, yang merupakan anggota NATO. Yang perlu kamu tahu, di Turki tuh ada kelompok militan Kurdi, namanya PKK yang dilarang dan pokoknya gedeg banget lah pemerintah Turki nih sama PKK. Nah di tahun 2016, PKK sempet melakukan aksi kudeta yang gagal, dan banyak simpatisannya yang kabur ke Swedia. Pemerintah Turki under Presiden Racep Tayyip Erdogan udah meminta supaya para militan ini plz balikin ke Ankara, tapi Swedia menolak.
 
OH…
Makanya kesel kan Erdogan. Akhirnya dia bilang, “Lo clear-in dulu deh bahwa PKK itu kelompok teroris baru kita ngomongin NATO-NATO-an.” Gitu kira-kira, guys. Nah hal inilah yang bikin politisi ekstrim kanan Denmark, namanya Rasmus Paludan kesel banget dan tercetus lah si paling ngide mau bakar Quran. Tujuannya emang buat bikin kesel Turki dan bentuk protesnya atas segala prahara tadi. Akhirnya aksi itu dilakukan sama dia pada minggu lalu dan sebelumnya juga pada 21 Januari lalu di depan masjid tiap hari Jumat. Jadi sengaja gitu gengs biar diliat sama warga muslim yang baru pulang Salat Jumat. Adapun pembakaran dilakukan di Stockholm, Swedia dan di Copenhagen, Denmark juga, secara dia punya kewarganegaraan di kedua negara tersebut.
 
Geezzz….
And since then, all hell breaks loose. Selain hubungan antara Swedia dan Turki yang makin memanas, aksi Paludan ini juga bikin geram negara-negara dengan penduduk bermayoritas muslim lainnya. Aksi protes kemudian berlangsung di banyak negara mulai dari Inggris, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Iran, Lebanon, Bahrain, Turki, Uni Emirat Arab, sampe Indonesia. Terus khususon Turki, Presiden Erdogan udah tegas banget ga akan meng-acc negara yang udah menghina Quran masuk NATO. Makin rumit kan tuh jadinya…
 
Now tell me about the protest.
You got it. Terhadap aksi ini, pihak Kementerian Luar Negeri RI menyebut bahwa tindakan penistaan terhadap kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi beragama. Selain itu, Kemlu RI juga udah memanggil Dubes Swedia di Jakarta untuk menyampaikan protesnya. Dalam kesempatan ini, Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu, namanya Umar Hadi udah menyampaikan kekecewaan atas aksi yang dilakukan sama Paludan. Pak Umar juga sampe mengimbau ke pemerintah Swedia supaya kejadian serupa nggak keulang lagi.
 
I heard there is also some demonstration.
Yep, sebagai bentuk protes atas aksi pembakaran Al-Quran yang dilakukan Paludan, banyak negara bermayoritas muslim yang menggelar aksi unjuk rasa. Para demonstran mayoritas menggelar aksi protesnya di dekat kantor Kedubes Swedia, termasuk juga di Jakarta. Pada Senin kemarin, massa dari sejumlah organisasi masyarakat menggelar demonstrasi di depan Kedubes Swedia dan Belanda yang terletak di daerah Kuningan. Aksi demonstrasi ini sampe menyebabkan Jalan Rasuna Said di depan Kedubes Belanda jadi macet banget.
 
Gimana tuh protesnya?
Well di Jakarta, aksi protes digelar oleh Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 dengan membakar, menginjak-injak hingga merobek bendera Swedia. Dalam orasinya, mereka mengecam keras Paludan dan meminta supaya dubes Swedia di Indonesia diusir aja. Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi, jumlah massa yang turun mencapai sekitar seribu orang. Makanya sampe macet kan tuh.
 
Terus pemerintah Swedia ada komentar ga?
Ada banget. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson udah mengutuk aksi Paludan dan bilang bahwa tindakan itu ngga sopan banget. Tapi ya gitu guys, sampe sekarang Paludan aman-aman aja karena ternyata doi udah dapet izin. Dengan dalih kebebasan berpendapat, Paludan bisa lanjut membakar Al-Quran, bahkan dia juga dijagain sama sejumlah aparat dalam aksinya itu. Selain itu, Swedia juga punya UU yang melindungi kebebasan berekspresi dan protes. Pemerintah masih mengizinkan aksinya gara-gara itu dinilai sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.
 
GEEZ OK. Anything else?
Karena aman-aman aja itulah, si Paludan yang ngga ada tukad-tukadnya ini bertekad bakal rutin membakar salinan Al-quran setiap hari Jumat sampe Swedia diterima sebagai anggota NATO. “Jika tidak, saya akan melakukannya setiap hari Jumat pukul 14.00 siang,” gitu ceunah.

When you’ve been complaining about your health….

Gara-gara minuman manis.
We’re looking at you orang-orang berprinsip “Tiada hari tanpa minuman manis” :))). Iya, makin ke sini makin banyak orang yang terobsesi sama minuman manis yah, guys. Apalagi yang tersedia dalam bentuk kemasan dan gampang banget yekan buat dibeli di mana-mana. Akibatnya, makin banyak orang yang terserang penyakit deh. Makanya, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan cari cara kan, dan ketemulah rencana minuman berpemanis dalam kemasan aka MBDK ini dikasih cukai.
 
Wait. Harus cukai banget nih?
Well, As we all know minuman manis khususnya minuman berpemanis dalam kemasan aka MBDK tuh kan kalau dikonsumsi secara berlebih bakalan berdampak buruk banget buat kesehatan kita yah. Nah selama bertahun-tahun, pemerintah tuh udah kasih edukasi lewat berbagai macam campaign supaya masyarakat mengurangi konsumsi MBDK ini, guys. Cuman yha gitu, nggak mempan.
 
Masaa???
Iya. Berbagai penyakit tidak menular akibat konsumsi MBDK masih aja meningkat. Secara spesifik, dari data yang dikumpulkan, angka obesitas dan diabetes di Indonesia terus meningkat selama 10 tahun terakhir. In that sense, perlu ada usaha yang lebih kuat lagi kan gimana caranya supaya masyarakat nggak sering sering dan nggak banyak-banyak mengonsumsi MBDK, gengs. Supaya tercipta juga lingkungan yang lebih sehat. Makanya, terbitlah rencana penerapan cukai deh buat MBDK.

Gimme the details….
Ok. First stop, kamu harus tahu dulu nih yang termasuk dalam minuman berpemanis dalam kemasan tuh apa aja. Menurut World Health Organization dan World Bank, yang termasuk dalam minuman berpemanis dalam kemasan itu diantaranya soda, minuman energi, minuman sari buah, minuman isotonik, minuman herbal dan bervitamin, susu yang ada rasa-rasanya, teh dan kopi dalam kemasan, sirup, dan minuman dalam bentuk serbuk yang harus diseduh dulu itu loh. Nah, produk-produk tadi yang rencananya bakal kena cukai. FYI, mayoritas kandungan gulanya tinggi banget loh.
 
Oh iya?
Nih yah, kalau dari Kemenkes RI, batasan maksimal konsumsi gula tambahan per hari kita nggak boleh lebih dari 50 gram per hari atau setara 4 sendok makan aja..  Faktanya, satu kemasan minuman kayak gitu bisa mengandung gula yang hampir mentok bahkan melebihi dari batas yang disarankan tadi, guys. Ada loh minuman teh soda yang mengandung 54 gram gula dalam satu botolnya 😱.
 
Aku terkedjoet :((((
We know, rite?  Lebih sedihnya lagi, diabetes, as you know, penyakit yang salah satunya diakibatkan konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang, sekarang berada di posisi ketiga sebagai penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Tahun 2021 aja, ada 19,5 juta orang dengan diabetes di Indonesia dan menyebabkan 237 ribu kematian. Nah karena udah tinggi banget nih, makanya we have to do something about it, guys.
Advertisement

Caranya?
Ya itu tadi. Salah satunya dengan menerapkan cukai pada MBDK. Iya, dari banyak studi yang udah dilakukan di berbagai negara, kebijakan cukai dinilai bakalan bisa mengurangi konsumsi masyarakat terhadap minuman berpemanis dalam kemasan. Terus, dengan diterapkannya cukai pada MBDK, industri tuh bisa lebih aware buat menurunkan kadar pemanis di produk mereka, gengs. Jadi nggak terlalu kecanduan manis tuh orang-orang. Nah kalau udah nggak kecanduan lagi, dalam jangka panjang masyarakat juga bisa lebih terhindar dari berbagai macam penyakit tidak menular. Contohnya di Thailand yang udah nerapain cukai MBDK dari tahun 2017, penerapan cukai sebesar 10-20% berhasil nurunin tingkat konsumsi MBDK nya sebesar 2,5% dan konsumsi minuman bersoda sebesar 17% di dua tahun pertama setelah diterapkan lho. Sedangkan untuk penurunan obesitas, diproyeksi akan turun sekitar 4%.
 
Tapi ntar harga-harga yang lain pada naik juga? 
Nggak dong. Cukai yang kita omongin di sini tuh cuman cukai buat minuman berpemanis dalam kemasan doang. It has nothing to do with harga gula pasir atau produk lain di pasaran. Plus sejauh ini nggak ada bukti yang menunjukkan kalau cukai MBDK diterapkan tuh bakal menyebabkan inflasi. Malahan, studi menunjukkan kalau cukai MBDK justru akan meningkatkan pendapat negara dan uangnya bisa dipakai untuk ngebiayain program kesehatan  Nah, beban kesehatan dan ekonomi masyarakat juga bisa turun karena sumber daya manusianya juga lebih sehat dan produktif dengan mengurangi konsumsi minuman berpemanis.

Got it. Anything else I should know?
Masalahnya, pembahasan penerapan cukai MBDK di Indonesia tuh masih mandek, gengs. Udah masuk sih poinnya ke APBN tahun lalu dan tahun ini, tapi belum ada aturan pastinya nih. Makanya, kita-kita nih masyarakat Indonesia kudu wajib banget mendorong pemerintah supaya segera menerapkannya. Kamu bisa tandatangani petisinya di sini supaya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan juga bisa ditekan, dan masyarakat Indonesia juga terhindar dari penyakit deh. Sehat-sehat ya, guys.

Who’s saying goodbye to Covid-19?

United States. 
 
REALLY? 
Yep, negeri Paman Sam itu berencana untuk mengakhiri status darurat wabah Covid-19 nya pada 11 Mei mendatang, guys. Adapun Presiden Joe Biden akhirnya mengambil keputusan ini setelah mempertimbangkan banyak hal, termasuk perkembangan kasus, jumlah warga yang udah divaksin, dll. Selain soal mengakhiri status darurat, pada Senin lalu White House juga mengumumkan bahwa berakhirnya status ini juga sekaligus mengakhiri kebijakan pembatasan sosial yang pertama kali diumumkan sama pemerintahan Trump di tahun 2020.
 
Terus terus? 
With all of the restrictions lifted, akhirnya rumah sakit dan panti jompo bisa lebih fleksibel dalam menangani pasien yang memerlukan layanan mereka. Terus, Departemen Layanan Kesehatan di AS juga berjanji buat segera mengumumkan pemberitahuan ini dalam 60 hari ke depan supaya seluruh negara bagian bisa siap-siap nih, sebelum mengakhiri status darurat tersebut. Dengan begini, sistem kesehatan di sana jadi memiliki waktu buat getting back to normal.
 
Now tell me about Covid-19 in the US.
Speaking of the data, total kematian akibat COVID-19 di Amerika for the past seven days itu tercatat ada 3.448 jiwa. Angka ini lumayan turun sebanyak 2,41% dibandingkan pekan sebelumnya. Angka ini juga mencakup 41,38% kematian secara global yang mencapai 8.332 jiwa. Walaupun angkanya menurun, angka kematian di AS masih mencapai 500 jiwa per hari. Terus, kamu tentunya inget guys bahwa AS pernah jadi negara dengan kasus Covid-19 terparah dengan angka kematiannya juga pernah mencapai yang tertinggi di dunia.
 
I believe WHO has a say.
Oh ya tentu. Di minggu ini, WHO udah menyatakan bahwa Covid-19 tetap jadi darurat kesehatan global dan pandemi masih ada di titik transisi. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga bilang kalo deklarasi darurat kesehatan masyarakat masih jadi perhatian internasional. Pak Tedros juga bilang bahwa negara-negara harus terus menggiatkan vaksinasi.
 
Anything else? 
Pak Tedros juga memberikan imbauan buat negara-negara di dunia supaya nggak lengah dalam menghadapi Covid-19. Doi mengingatkan negara-negara di dunia supaya enggak meremehkan virus ini dan semua orang tetep harus memprioritaskan layanan kesehatan ke kelompok yang paling membutuhkan.

When people are mourning in Pakistan…

Over Mosque bombing…
Berita menyedihkan datang dari Pakistan ni gengs, di mana pada Senin kemarin, telah terjadi ledakan bom di sebuah masjid di Kota Peshawar, Pakistan. Menurut laporan polisi, bomnya telah membunuh seenggaknya 61 orang dan menyebabkan 157 orang lainnya luka-luka. Setelah kejadian, polisi langsung melakukan evakuasi untuk mencari tahu penyebab ledakan dan pelakunya. Nah terkait pelaku, Kepala Kepolisian Peshawar Mohammad Aijaz Khan menduga bahwa pemboman ini tuh bisa jadi merupakan serangan bunuh diri, tapi pihaknya masih mendalami berbagai dugaan lain. Terus, ga lama setelah ledakan, juru bicara Taliban cabang Pakistan (TTP) Muhammad Khorasani menegaskan bahwa pihaknya nggak ada sangkut pautnya sama serangan tersebut. Khorsani bilang, pihaknya memandang masjid, madrasah dan tempat pemakaman sebagai tempat suci, jadi mereka ngga akan melakukan pemboman di lokasi kayak gitu.
 
FYI guys, Kota Peshawar yang emang berbatasan sama Afghanistan ini kerap kali menjadi sasaran kelompok militan, di mana sebelumnya pada Maret 2022 juga terjadi serangan ke masjid Shiah yang menewaskan 61 orang. Waktu itu, ISIS udah menyatakan bahwa merekalah pihak yang bertanggungjawab atas serangan tersebut.

“Baca saja ekspresi muka saya.”
Gitu guys jawaban politisi PDIP yang juga Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka pas ditanya soal pembicaraannya sama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Jadi keduanya ketemu pas pelantikan Hevearita G Rahayu sebagai Wali Kota Semarang di Semarang Senin lalu. Terus tampak Mas Gibran ngegandeng Bu Mega, guys. Tapi ya gitu, pas ditanya bahas apa aja sama Sang Ketum, Mas Gibran gamau jawab.

Now singing: I saw the sign…

Announcement

Thanks to Shaisha for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Been feeling down lately? Try these self-affirmations mantra.
Advertisement