Peresmian Masjid Al Jabbar

278

Here’s your A to Z recap on: Peresmian Masjid Al Jabbar

Yang menuai kontroversi.
Yep. Over the weekend kemarin, netizen +62 rame banget ngomongin Masjid Raya Provinsi Jawa Barat, Masjid Al-Jabbar yang beberapa waktu lalu baru aja diresmiin, guys. Macem-macem deh komentar netizen, mulai dari akses jalannya yang terbatas, transportasi umum nggak ada, dan biaya pembangunannya dari APBD yang mencapai Rp1 Triliun. So now, everybody’s eyes are on: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
 
Background pls. 
You got it. Jadi semua cerita soal masjid ini bermula di tahun 2015 lewat obrolannya Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018, Ahmad Heryawan sama Kang Ridwan Kamil yang pada saat itu masih jadi Wali Kota Bandung. Di situ Kang Aher menyebut bahwa beliau lagi cari lokasi buat pembangunan masjid raya since Jawa Barat pada saat itu emang belom punya, masih numpang di Masjid Raya Bandung, di Alun-Alun Kota Bandung. Nah niatan ini juga disetujui sama Kang Emil yang juga pengen Jawa Barat punya masjid level provinsi, kayak di provinsi-provinsi lain. Makanya dibangunlah Masjid Al-Jabbar ini.

Lokasinya di Bandung?
Iya, tepatnya di Kecamatan Gedebage. Adapun pemilihan lokasi ini udah dipikirin sebelumnya sama Kang Aher, guys. Well, awalnya tuh malah Kang Aher mau renovasi Masjid Alun-Alun Kota Bandung, tapi nggak memungkinkan since lahannya udah sempit dan daerahnya juga udah padat penduduk. Makanya dicari lokasi yang lebih proper dan bisa menampung ribuan jamaah. Kang Emil pada saat itu juga nyaraninnya better di Selatan Bandung aja. Tanahnya masih leluasa, deket Stadion Gelora Bandung Lautan Api, dan ke depannya bakalan nyambung sama kereta cepat di mana stasiunnya ada di Tegalluar, which cuman 5 menit jaraknya dari masjid ini.

I see….
Nah setelah ups and downs plus thunders and storms, pembangunan Masjid Al-Jabbar pun akhirnya kelar dan diresmiin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, yang juga mendesain masjid, Ridwan Kamil. Cuman yha gitu, bersamaan dengan peresmian Masjid Al Jabbar ini, Kang Emil juga dapat protes dan kecaman dari masyarakat, guys. Ada beberapa poin lah yang dipermasalahkan sama netizen di sosial media terkait Masjid Al-Jabbar. Kayak biayanya yang fantastis dan pakai APBD, alokasi dana, belum lagi akses jalannya yang nggak memadai, dsb.

Gimme all the details….
Sure, Kita mulai dari anggarannya dulu yah. Kayak yang tadi dibahas, pembangunan Masjid Al-Jabbar ini kan nggak mulus sama sekali yah, termasuk dari segi anggaran di mana diketahui pake APBD Jawa Barat. Dari 4 tahap lelang yang dilakukan sejak Januari 2018 lalu, total anggaran yang udah habis yaitu kurang lebih senilai 1 triliun rupiah. Di sini masalahnya, karena masyarakat banyak yang nggak terima kenapa pembangunan masjid harus pake dana APBD.

Maksudnya??
Iya. Masyarakat tuh banyak mempermasalahkan hal ini since APBD sendiri kan salah satu sumbernya dari pajak warga setempat yah. Sementara pembayar pajak juga dari berbagai kalangan, dan warga yang bayar pajak ya niatnya bayar pajak tok, bukan buat wakaf pembangunan masjid gitu. Merespons hal ini, Kang Emil langsung speak up dong. Dalam postingannya di Instagram, Kang Emil bilangnya gini, “Kewajiban warga negara membayar pajak, membelanjakannya kewenangan penyelenggara negara. Prosesnya demokratis dimulai dari bawah di Musrenbang. Kenapa gak diajak? Kan nggak mungkin satu-satu diajak. Namanya referendum, sistemnya perwakilan. Saya hanya fokus di situ aja.”
Advertisement

Terus terus?
Masih soal APBD, netizen tuh bilangnya duit triliunan tuh bisa banget dipake buat hal lain gitu lo, guys. Apalagi di konteksnya dalam the whole infrastructure yang ada di Bandung Raya mulai dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kab. Bandung Barat, dan sebagian Kabupaten Sumedang. Khususnya Kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia. Kayak transportasi publik di luar wilayah Bogor, Depok, Bekasi, terus masalah banjir, kemacetan, dll yang harusnya bisa lebih diprioritaskan. Singkatnya, masih banyak masalah yang lebih urgent dan kudu dikelarin deh di Bandung.


Contohnya?
Kayak transportasi publik ini contohnya.  Pakar Transportasi ITB, Sony Wibowo bilangnya  Transportasi publik di Bandung tuh jauh tertinggal dari kota-kota metropolitan lain, gengs. Iya, nggak ada kemajuan plus nggak dikelola dengan baik, katanya. Misalnya kayak Trans Metro Bandung yang makin ke sini makin dikit moda yang beroperasi, the same also goes on Trans Metro Pasundan yang nggak ada kemajuan kalah sama angkot. Even angkot pun sekarang makin menurun, dari yang awalnya ada 5000-an unit, sekarang jadi tinggal 2000-an aja yang beroperasi.  Dan kalau keadaannya kayak gini terus, Sonny menyebut bukan nggak mungkin 10 tahun lagi Bandung bakalan kolaps :((((

I believe Kang Emil juga speak up…
Ada. Disampaikan langsung oleh beliau, bikin transportasi massal di Bandung Raya tuh bukan suatu hal yang gampang, guys. Karena ada dinamika menyatukan kesamaan hak dan tanggung jawab dari lima kabupaten/kota Bandung Raya tadi, biar bisa kontribusi bareng. Kudu ada payung hukum yang komprehensif dari lima daerah itu kalau kata Kang Emil. Terus soal masjid, ntar bakalan ada Bus Rapid Transit yang bakal dimulai pengerjaannya start from tahun ini sebagai akses orang-orang ke sana yang diharapkan bisa jadi solusi dari kemacetan dan kepadatan akses jalan di Gedebage. Terus juga ini masjid isinya bukan masjid aja, guys. Ada Museum Rasulullah dan Islam di sana, terus ada danau retensi yang diharapkan bakalan bermanfaat buat menghindari banjir.

Got it. Anything else?
Btw Masjid Al-Jabbar ini kan didesain langsung sama Kang Emil yah. Nah waktu peresmian kemaren, dijelasin tuh sama beliau kalau inspirasi desain masjid ini datangnya dari rumus matematika. Di bawahnya ada 10 bentuk kurva, diatasnya lima. Terus jadi empat, jadi dua, yang paling atas satu. Al Jabbar ini juga salah satu asmaulhusna atau nama-nama Allah, artinya Mahaperkasa. Plus singkatan dari Jawa Barat Makanya klop deh tuh dikasih nama Al Jabbar.
Advertisement