Nota Pembelaan Putri Candrawathi & Bharada Richard Eliezer

291

Now, another update on Sambo drama…

Meet: Putri Candrawathi and Bharada Richard Eliezer, 
Yang kemarin baru aja bacain nota pembelaannya.
Yak, setelah dua hari yang lalu Ferdy Sambo, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal menyampaikan nota pembelaannya di hadapan majelis hakim, kemaren banget nih, giliran dua terdakwa sisanya, which is none other than Putri Candrawathi dan Bharada Richard Eliezer yang membacakan nota pembelaan. Lumayan interesting, guys, di mana PC dianggap sebagai perempuan tua yang mengada-ngada, tapi tetap kekeuh diperkosa.

Okay this is interesting….
We know, rite. Secara nota pembelaan aka pledoi ini adalah upaya terakhir yang mereka punya untuk mempertahankan hak-hak hukumnya sebelum akhirnya we arrive at putusan majelis hakim. Terus kalau di case-nya Putri dan Richard, nota pembelaan mereka emang interesting dan awaited juga since jaksa penuntut umum minggu lalu menilai mereka berdua secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat.

Okay….
Nah yang bikin publik heboh dan mencak-mencak adalah the fact that Putri yang dinilai banyak bohongnya dan kurang kooperatif selama persidangan dituntut delapan tahun penjara, sedangkan Richard, yang merupakan justice collaborator dan saksi pengungkap dalam kasus ini dituntut 12 tahun penjara. So, people be like, “What is happening here?” gitu lo. Adapun nota pembelaan yang mereka sampaikan di sidang ini bikin penasaran juga, “Bakal kasih pembelaan kayak gimana lagi nih?” gitu.

So, how was it?
Mixed feelings sih, gengs. Kita mulai dari Putri Candrawathi dulu yah. Nota pembelaan yang dikasih judul “Surat dari Balik Jeruji: Jika Tuhan Mengizinkan, Saya Ingin Memeluk Putra-Putri Kami.” Lebih jauh, PC bilang dia adalah perempuan yang disakiti dan kena jutaan tuduhan, guys. Belum lagi terkait stigma dan fitnah yang tidak pernah dia lakukan. In her words, PC bilangnya gini: “Sebuah nota pembelaan ibu yang dipisahkan dari anak-anaknya hanya dengan dasar tuduhan yang rapuh dan mengada-ada.”

Mengada-ngada???
Iya. PC ngerasanya dia udah dituduh sebagai perempuan tua yang mengada-ngada di kasus ini. Salah satu tuduhannya, ya banyak orang sampai pemberitaan media massa yang menganggap dia bohong dan made up the story soal pelecehan seksual yang diduga dilakukan sama Brigadir Yosua terhadapnya. In that sense, PC tetap teguh sama pendiriannya bahwa dia emang mengalami kekerasan seksualguys.

HEM….
Yep, despite the fact that banyak pihak udah menyatakan nggak ada kekerasan seksual yang PC alami, tapi Putri Candrawathi tetep kekeuh. Nggak cuma mengalami kekerasan seksual, dia juga bilangnya dianiaya, gengs. Sambil nangis-nangis, PC bilang, “Saya mengalami kekerasan seksual. Saya dianiaya orang yang sebelumnya selalu kami perlakukan dengan sangat baik. Orang yang kami anggap keluarga. Kejadian yang sangat pahit justru terjadi di hari [ulang tahun-red] pernikahan kami ke-22.”

Selain itu, di nota pembelaan kemarin, Putri Candrawathi juga menegaskan nggak pernah mikir apalagi sampai merencanakan pembunuhan berencana atau bersama-sama berniat membunuh siapa pun. Makanya kasus ini ngena banget di mental dia, guys. Banyak spanduk, makian, plus paksaan biar majelis hakim menjatuhkan hukuman-hukuman yang menakutkan, katanya. Pokoknya, hukuman yang nggak sanggup dibayangkan deh. Rasanya perih di hati katanya. Karena jadi ngingat lagi orang-orang tersayang di luaran, khususnya anak, suami yang udah 100 harian pisah (FS ditahan di Mako Brimob kan), plus orang tua dan temen yang ikut menderita like she does, katanya gitu.


BUT YOU CHANGED YOUR CLOTHES, DIDN’T YOU?
Advertisement
Nah soal itu juga. In case you’re puzzled, di persidangan kemaren jaksa kan sempat mention kalau Putri Candrawathi tuh sempat ganti pakaian dari celana legging dan sweater ke pakaian yang lebih seksi, which is baju blouse plus celana pendek biar melancarkan skenarionya seolah-olah dia beneran mengalami kekerasan seksual. Nah menanggapi hal itu, Putri membantah dan menolak keras pernyataan itu, guysIn that sense, PC menyebut dia emang ganti baju tapi masih terbilang sopan dan nggak seksi. Pakai kemeja dan clana pendek aja, nggak seksi kayak yang dibilang jaksa penuntut umum. Terus, PC juga bilangnya alasan ia ganti baju tuh karena baju yang sebelumnya udah dia pakai dari perjalanan Magelang. Karena mau istirahat, makanya ganti, katanya gitu.

Terus gimana dong tuh? 
Ya kuasa hukumnya Putri Candrawathi sih memohon supaya majelis hakim yang diketuai Hakim Wahyu Iman Santosa itu membebaskan PC dari segala dakwaan, atau at least lepas dari segala tuntutan yang diberikan JPU.  Disampaikan oleh Arman Hanis, istri Ferdy Sambo itu nggak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Pembunuhan Berencana sesuai pasal 340 KUHP, guys. Belum lagi hasil poligraf yang menyatakan PC bohong tuh nggak sah dan cacat hukum since tes itu dilakukan waktu Putri juga lagi dalam keadaan emosi.  Makanya, mending dibebaskan aja kata kuasa hukumnya. Terus, pihak kuasa hukum itu juga minta beberapa hal lain. Kayak, mengeluarkan PC dari Rumah Tahanan, mencabut police line di rumah dinas eks Kadiv Propam itu, dan balikin nama baik Putri Candrawathi termasuk hak dan martabatnya kayak semula.

Ok, how about Richard?
Ya most likely sama juga, Richard Eliezer dan kuasa hukum juga memohon supaya dibebaskan dari segala tuntutan dan dakwaan. Menurut Ronny Talapessy, kuasa hukum Richard, alasannya ya balik lagi, karena Richard tuh cuman ngikutin perintahnya Sambo, guys. Selain itu, Richard tuh harus dibebaskan karena dengan keberaniannya, kasus yang diomongin di mana-mana ini bisa ketemu titik terangnya. Belum lagi performance dia selama persidangan tuh sangat baik dan nggak berbelit-belit, plus bisa dijadiin pelajaran supaya nggak ada lagi orang kayak Richard gini ke depannya.

Got it. Anyrhing else I should know?
Btw kalau kamu ngerasa persidangan ini lama banget nggak kelar-kelar, you’re not alone. Even Rosti Simanjuntak, ibunya Brigadir Yosua Hutabarat juga ngerasain hal yang sama, gengs. Bingung aja katanya, kenapa kasus ini terus berlarut-larut sampai berbulan-bulan. Apalagi PC yang dianggap tetap kekeuh bilang kalau ada pelecehan. In her words, Bu Rosti bilang, “Itu sudah tidak terbukti. Kenapa itu terus yang disebut-sebut. Sedih kami mendengarnya itu. Anak saya sekarang sudah mati sudah tidak ada lagi usah dibunuh secara sadis oleh mereka.” :(((.

It will come to an end soon. Amen.
Advertisement