KPK Akhirnya Menangkap & Menahan Lukas Enembe

275

Here we go again with the drama of Lukas Enembe….

Yang akhirnya ditahan KPK.
Iya. Kalau kata peribahasa mah, “Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga.” Nah peribahasa ini yang tepat banget menggambarkan ceritanya Gubernur Papua, Lukas Enembe. Setelah berbagai drama selama beberapa bulan terakhir soal dugaan tindakan korupsi yang ia lakukan, Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK kemarin akhirnya menangkap dan menahan Lukas Enembe, guys.

Whoaaa tell. Me. Everything. 
Sure. Pls say welcome back to: Gubernur Papua: Lukas Enembe, tersangka dugaan suap dan gratifikasi untuk sejumlah proyek infrastruktur di Papua. Adapun dugaan suap dan gratifikasi ini dimulai di tahun 2019 di mana salah satu perusahaan konstruksi pimpinan Rijatono Lakka namanya PT Tabi Bangun Papua menjanjikan sejumlah ‘imbalan’ ke Lukas dan sejumlah pejabat di Pemprov Papua asalkan perusahaan doi menang tender lelang. Eh beneran menang. Dari situ ada dugaan Lukas menerima fee imbalan sebesar 14% dari total nilai kontrak, guys.
 
Geeez! Terus terus?
Nah, fee imbalan itu kan masuk ke rekening Pak Lukas dan keluarga. Kemudian keendus deh tuh sama Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan aka PPATK di mana dalam laporannya disebutkan terdapat 12 dugaan pengelolaan keuangan nggak wajar yang mengarah ke tindak pidana korupsi. Makanya laporan itu langsung diteruskan ke KPK dan nggak lama, Lukas ditetapkan sebagai tersangka.

Udah gitu doang?
Certainly, not. Ada drama lagi di sini, guys. Ketika dipanggil KPK ke Jakarta untuk dilakukan proses pemeriksaan, Lukas nggak datang dengan alasan sakit. Nggak cuma sekali tuh Lukas dipanggil, tapi dua kali. Tapi ya itu tadi, dua panggilan tersebut nggak dipenuhi Lukas dengan alasan sakit. Tapi ya namanya proses hukum kan tetap berjalan yah. KPK tetep harus do something. Nggak tanggung-tanggung, Ketua KPK Firli Bahuri bahkan terbang langsung ke Jayapura dan ketemuan sama Lukas. Ngobrol personal di sana, dan dijelasin semuanya secara terbuka nggak ada yang ditutupin atau disembunyiin.

Kenapa nggak langsung ditangkap di situ dah?
It’s all about moment, kalau kata Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata. Ya logikanya sih ketika udah dipanggil-panggil terus nggak dateng, ya langsung ditangkap aja gitu kan mumpung ketemu. Tapi KPK ngeliat situasi dan kondisi juga, gengs. Even waktu Pak Firli dan rombongan datang ke Jayapura tuh, puluhan simpatisannya Lukas udah stand by di sekitar rumah lengkap dengan senjata tajam berupa panah. Nah kalau langsung ditangkap di saat itu juga, main paksa gitu, yang ada takutnya malah jadi konflik ka lau kata Pak Alex, guys
Advertisement
. Terus soal sakit, Pak Alex bilangnya emang ada surat rujukan dari rumah sakit di Singapura. Tapi dari KPK sendiri nge-recommend-nya Lukas dirawat di RSPAD Jakarta aja. Kalaupun perlu ditindak lebih la njut ke SG, ya monggo. Yang penting jadi tahanan KPK dulu, gitu.

Emang separah apa si sakitnya?
Wait until you hear about: Lukas diketahui beberapa kali muncul di publikguys :))). Kayak ngeresmiin Kantor Gubernur Papua dan berbagai proyek pemerintahan lainnya, dan keliatan sehat-sehat aja. Nggak percaya dong KPK dengan alasan sakit tadi. Makanya dari sini KPK intens ngikutin pergerakannya Lukas. Puncaknya, kemarin siang, di sebuah rumah makan, Lukas akhirnya ditangkap KPK waktu lagi makan Papeda :))). Penangkapan Lukas yang juga dibantu pengamanannya oleh aparat kepolisian ini pun langsung diterbangkan ke Jakarta, guys. Bersamaan dengan itu, Rijatono Lakka, pompinan perusahaan konstruksi tadi pun ikut ditangkap.
 
Heboh dong tuh Papua?
Nggak cuman heboh, ricuh, guys. Terjadi bentrokan yang diduga berasal dari simpatisannya Lukas dengan aparat kepolisian. Simpatisan itu bahkan sampai menyerang dengan senjata tajam dan berusaha menerobos masuk ke Mako Brimob Kotaraja, Jayapura. Polisi juga coba meredakan massa dengan melemparkan tembakan peringatan. Untungnya sih nggak lama, guys. Siangan sekitar jam 2, kondisi diketahui udah balik kondusif. Kenapa nyerangnya ke Mako Brimob, karena dari rumah makan itu abis makan papeda, Lukas diamankannya di Mako Brimob, sebelum akhirnya naik pesawat diterbangkan ke Jakarta. Tapi at the same time, KPK juga menilai masyarakat Papua tuh seneng dan mendukung karena penegakan hukum terkait korupsi ini akhirnya ditindak.


So where are we going from here?
Well, nyampe Jakarta, Pak Lukas dan Rijatono akan langsung diperiksa secara intensif sesuai koridor hukum dan proses yang berlaku. Lukas Enembe juga dinilai dalam kondisi sehat untuk menjalankan semua proses ini. Kepala Bagian Pemberitaan, Ali Fikri sendiri nge-make sure pihaknya bakalan mematuhi aturan, dan menghormati serta menghargai hak-hak Lukas Enembe sebagai tersangka. Lebih jauh, Pak Ali menyebut KPK bakal menjunjung asas praduga tak bersalah, plus make sure Lukas didampingi penasehat hukum dan hak-hak lain yang harusnya dipenuhi.

Got it. Anything else I should know?
Btw, Lukas Enembe tuh emang se-powerful itu di Papua, guys. Udah melekat erat sama masyarakat Papua. Salah satu stadion di sana, Stadion Papua Bangkit, bahkan diganti namanya jadi Stadion Lukas Enembe. Stadion Lukas Enembe ini sendiri diresmikan 23 Oktober 2020 lalu, yang mana jadi benchmark-nya Papua sebagai tuan rumah PON XX lalu. Dia juga dikenal sebagai pemimpin adat di sana. Nggak heran simpatisannya juga seloyal itu, gengs.
Advertisement