Aturan Ketat Pendatang Yang Tiba Dari China

269

Who’s avoiding people from China?

Most of the countries in the world. 

WHY? Tell me. 
Okay, as you might have heard, kasus COVID-19 di China kan emang lagi gila-gilanya ya gengs. Saat ini lasus hariannya melonjak, bahkan tempat tidur pasien di rumah sakit tuh sampe penuh banget dan antreannya juga sampe panjang banget. Ini tuh disebabkan oleh pencabutan kebijakan zero COVID dan juga lockdown yang sebelumnya super ketat. At the same time, ternyata tingkat vaksinasi di China tuh belum tinggi-tinggi banget, hence banyak yang kena virus ini.
 
I see…
Nah, secara rest of the world udah banyak yang pulih dari pandemi ini, jadilah banyak negara untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap mereka yang datang dari China. Terus, banyak negara yang khawatir soalnya takut China nggak transparan sama jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan. Dunia internasional makin curiga setelah China nggak lagi mengumumkan angka kasus COVID-19 hariannya. Maka dari itu, kurang lebih 14 negara kasih aturan ketat buat pendatang yang tiba dari China.

Who are they? 

  • Amerika Serikat, wajib nunjukkin hasis tes negative COVID-19 buat kedatangan dari China, Hong Kong dan Makau.
  • Inggris, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19 mulai 5 Januari 2023.
  • Prancis, harus nunjukkin hasil tes negative COVID-19 bahkan melakukan tes PCR secara random ke beberapa pengunjung dari China.
  • Australia, wajib kasih hasil tes negative COVID-19.
  • India, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19 buat pengunjung dari China, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan dan Thailand.
  • Kanada, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19.
  • Jepang, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19.
  • Italia, wajib melakukan tes antigen di tempat.
  • Spanyol, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19.
  • Malaysia, wajib skrining buat pengunjung yang bergejala.
  • Taiwan, wajib tes PCR saat tiba.
  • Korea Selatan, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19.
  • Maroko, melarang kedatangan dari China.
  • Qatar, wajib nunjukkin hasil tes negative COVID-19.

Whoaaaa…
.
Menanggapi berbagai peningkatan pembatasan ini, China  jadi unhappy. Pemerintah China bahkan mengecam aturan pembatasan COVID-19 tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, bilang bahwa kebijakan itu nggak berdasar dan nggak dapat diterima. Bahkan, dia kasih peringatan kalo China bisa bales dendam ke depannya. Tapi, AS bilang kalo larangan untuk pelancong dari China itu emang murni berdasarkan sains dan karena kurangnya transparansi data dari Beijing.
 
I see…
Nah sebenernya ada berbagai alasan sih guys
Advertisement
, kenapa banyak negara yang trust issue sama China. Pertama, banyak negara yang nggak lagi percaya sama data COVID-19 yang diberikan oleh pemerintah China. Beijing sih bilangnya kalo kasus COVID-19 mereka udah nggak bisa dilacak. Makanya, Komisi Kesehatan Nasional juga udah nggak melaporkan data kasus harian COVID-19. Kedua, perkiraan yang simpang siur. Pejabat Kesehatan Wu Zunyou bilang kalo puncak kasusnya udah lewat di Beijing, Chengdu, dan Tianjin. Tapi, pakar penyakit menular top Shanghai, Zhang Wenhong, bilang bahwa kota-kota besar itu kemungkinan udah masuk periode puncaknya pada 22 Desember dengan perkiraan 10 juta penduduk telah tertular COVID-19.

 
And the third…
Well, last but not least, kemungkinan varian baru COVID-19. Nah, ini nih yang paling bahaya. Soalnya, pemerintah Malaysia mengumumkan kalo kemungkinan varian baru COVID-19 dari China udah ditemukan di sana. Sebenernya, masih belom diketahui pasti sih soal varian baru apa yang masuk ke sana, cuma kasus yang paling dominan itu Omicron BF.7.

How about Indonesia? 
Beda sama negara-negara tersebut di atas, Indonesia sih enggak melakukan pengetatan aturan maupun pembatasan mobilitas warga China. Menkes RI Budi Gunadi Sadikin bilang kalo kita belum perlu mengetatkan kegiatan dan membatasi kegiatan masyarakat. Meanwhile, Indonesia udah mendeteksi 15 kasus virus corona Omicron subvariant BF.7, yang rame di China. Selain itu, Pak Budi juga bilang kalo salah satu strategi Indonesia itu masyarakatnya memiliki imunitas yang tinggi, salah satunya lewat vaksin dan antibodi.

Anything else? 
Sampe sekarang, WHO terus mendesak pejabat Kesehatan China buat kasih data dan informasi spesifik dan real-time soal situasi COVID-19 di sana. WHO meminta pejabat China buat terus mencatat lonjakan infeksi terbaru dan melaporkannya secara teratur.
Advertisement