Angka Pernikahan Dini Masih Tinggi

357

Everybody, we really need to talk about…..

Pernikahan Dini.
Yang mana makin ke sini angkanya makin tinggi,. That’s why ini mengkhawatirkan dan memprihatinkan banget, guys. Secara bahaya banget kan nikah dini tuh. Anak jadi putus sekolah, dan berpotensi bikin mereka jadi financially vulnerable.

Wait
. Pernikahan dini is still a thing?
Ya masih. Dari jamannya Agnes Monica sama Sahrul Gunawan tahun 2000-an sampai sekarang, pernikahan dini masih sering ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia, guys. Adapun yang dimaksud dengan nikah dini di sini tuh pernikahan anak remaja masih usia sekolah yah, di mana sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, laki-laki dan perempuan tuh bisa menikah kalau mereka udah masuk usia 19 tahun, which kalau usianya di bawah itu, kayak anak SMA umur 16-17 tahun gitu, dinamakan nikah dini, guys.

Okay…
Nah tapi berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 tahun 2019,  anak-anak di bawah usia 19 tahun tuh masih bisa ngajuin nikah ke Pengadilan Agama lewat Dispensasi Nikahguys. Dispensasi nikah ini diliat dari berbagai asas. Misalnya kayak asas kepentingan terbaik bagi anak, asas hak hidup dan tumbuh kembang anak, serta asas penghargaan atas pendapat anak. Nah, dispensasi nikah ini yang kemudian jadi masalah, di mana di berbagai daerah, angkanya tinggi banget, yang kemudian jadi salah satu faktor tingginya angka nikah dini di Indonesia.

Gimme all the details…
Dari data yang dihimpun Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, ada tiga daerah yang angka pernikahan dininya tinggi banget sepanjang tahun 2022 kemaren. Yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Well, dari data tersebut, diketahui jumlah penduduk yang tinggi jadi faktor angka pernikahan dini di sana juga cukup tinggi. When we say it’s tinggi, ya tinggi, guys. Bahkan di Jawa Timur, yang udah mengajukan dispensasi nikah tahun lalu ada sebanyak 15.212 kasus, terus di Jawa Barat, ada sebanyak 8.607 dispensasi nikah yang udah dikabulkan, sementara di Jawa Tengah, dispensasi nikah meningkat sebesar 400% di tahun 2022 lalu. Rata-rata dispensasi nikah ini ada yang masih umur 15-16, gitu-gitu.

I don’t get it. 
Kenapa mereka mau nikah dah?
Banyak faktor sih, gengs. Tapi kalau di Jawa Timur sendiri, 80% yang ngajuin dispensasi nikah tuh diketahui udah dalam kondisi hamil, guys
Advertisement
 :((. Selain itu masih banyak faktor lainnya sih, kayak budaya, ekonomi, penggunaan internet yang makin meningkat, not to mention the role of social media, plus aspek pendidikan yang masih terbatas. Makanya, ini jadi concern tersendiri buat lembaga terkait serta pemerintah, melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

As they should….
We know, rite. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyebut pemerintah memberikan perhatian yang super-super intens terkait fenomena nikah dini dan tingginya angka dispensasi nikah yang terjadi, gengs. Secara ini tuh masalah banget kan, anak jadi putus sekolah, dan berpotensi jadi warga yang masuk kategori miskin ekstrem. That being said, kudu ada penyelesaiannya biar masalah ini nggak terus jadi masalah buat masyarakat kita, gengs.

Caranya?

Well, Bu Bintang sih bilangnya faktor penting dalam persoalan ini tuh pencegahannya, dengan kerja sama antara kementerian dengan lembaga terkait serta kepala daerah buat sama-sama dukung pencegahan bersama-sama dengan langkah penanganannya. Nah talking about langkah pencegahan dan penanganan, Bu Bintang menyebut sekarang tuh pemerintah lagi on progress buat memperketat aturan aturan dispensasi nikah ini biar nggak semudah itu dikasih. Since menekan angka pernikahan dini adalah program prioritasnya Kementerian PPPA 2020-2024. Makanya mereka dan kita semua kudu working on it, guys. .


Got it. Anything else?
Btw kayak yang tadi dibahas, angka pernikahan dini tuh bisa tinggi banget most likely gara-gara perempuannya udah dalam keaaan hamil kan. Nah menyikapi hal ini, Kementerian Kesehatan of course nggak tinggal diam dong. Karena hamil usia muda tuh bahaya banget, mental mereka juga belum siap kan. Makanya, pihak Kemenkes menyebut bimbingan pranikah dan pemeriksaan kesehatan penting, Kemenkes barengan sama dinas kesehatan setempat juga make sure setiap puskesmas ada yang namanya program peduli kesehatan remaja yang ada kegiatan kesehatan reproduksi yang jadi bagian edukasi.
Advertisement