Menko Marves : OTT KPP Tidak Bagus Dilakukan, Kemungkinan PPKM Dihentikan Akhir Tahun Nanti, Rezim Taliban Larang Perempuan Berpendidikan Tinggi, Bank of England Resmikan Uang Kertas Raja Charles III

308

Good morning

Hello there. Welcome to Thursday. Hang in there because Christmas holiday aaaand the weekend are just around the corner. We know it’s hard to focus at work during this time of the year, but you got this. Let’s catch up!

When you’ve heard a lot about Operasi Tangkap Tangan….

Aka OTT KPK.
Adaa aja yang bikin rame-rame di negeri +62 ini guys. Salah satunya baru aja, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Operasi Tangkap Tangan yang sering dilakukan KPK tuh nggak bagus.
 
HAH? 
Iya. Anggapan ini pun juga disetujui sama pejabat lain, mulai dari Mahfud MD sampai Muhadjir Effendy. Tapi para pakar dan aktivis bilangnya, “Nggak bisa gitu dong pak,” secara OTT selama ini udah efektif dalam menangkap koruptor. Yep, here we go with the pros and cons….

I need some background. 
You got it. Jadi tuh gini lo, guys, dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK kan mengamankan para terduga pelaku lewat satu prosedur yang namanya Operasi Tangkap Tangan yah. Kenapa namanya Operasi Tangkap Tangan? Yha karena pihak berwajib mengamankan/menangkap terduga pelaku waktu lagi melakukan tindak pidana, atau beberapa saat setelahnya. Karena ditangkapnya waktu sedang atau beberapa saat setelah si terduga melakukan tindak pidana tadi, maka bukti-bukti pun jadi lebih mudah ditemukan, diidentifikasi dan diselidiki lebih lanjut deh.

Hubungannya apa?
Dengan adanya bukti live from the venue, bakalan sangat membantu dalam proses penyidikan di kasus kejahatan yang susah dicari pembuktiannya, kayak kasus korupsi gini. Dan dalam hal ini, Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan KPK masih sangat efektif, guys. Terduga pelaku korupsi ditangkap, barang bukti diamankan, terus rame diomongin media, and so forth and so on. Nah ternyata, little did we know, Operasi Tangkap Tangan ini jadi concern tersendiri buat Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Lah, why???
Well, dalam ucapannya Selasa lalu, Opung Luhut menyebut OTT yang dilakukan KPK ini nggak bagus. Adapun anggapannya Opung ini bukan tanpa alasan. Opung menilai Operasi Tangkap Tangan tuh cuman bikin citra negara Indonesia jelek aja di mancanegara. Meanwhile, Indonesia belum lama ini dipuji karena udah sukses menyelenggarakan KTT G20 di Bali November kemarin. Makanya, Opung bilang jangan keseringan dikit-dikit OTT, dikit-dikit ditangkap.

Yha gimana ya, Pung….
Yang terduga melakukan korupsi juga nggak abis-abis ygy, eheheheh. In his words, Opung bilangnya, “Kalau kita mau bekerja dengan hati, tidak mau maling saja, pasti bisa. Ya kalo hidup-hidup sedikit, boleh lah. Kita mau bersih-bersih amat di surga aja kau,” katanya gitu. Lebih jauh, Luhut Binsar Pandjaitan juga menyebut ada empat pilar yang diterapkan di Indonesia dalam mencegah korupsi. Yaitu efisiensi melalui digitalisasi, hilirisasi, penyaluran dana desa, dan harga komoditi. Nah in that sense, yang Opung highlight tuh si digitalisasi ini, gengs.

What about that?

Digitalisasi dalam pelaksanaan pemerintahan, termasuk di sistemnya KPK. Menurut beliau, kalau digitalisasi bisa diterapkan secaraa maksimal di setiap lini mulai dari perencanaan sampai penggunaan anggaran, kegiatan transaksi gelap aka korupsi tuh bisa banget dicegah, guys. Nggak ada yang bakal berani main curang dah kalau ada jejak digital. Nggak ada yang bisa main-main, kalau kata Opung. Makanya, digitalisasi ini yang kudu dimasifkan di pelaksanaan pemerintahan di Indonesia, termasuk dalam konteks pemberantasan korupsi. Instead of keseringan OTT.


I see….
Statement Opung LBP ini kemudian disetujui oleh Menko Polhukam, Mahfud MD. Menurut Prof Mahfud, emang udah seharusnya kita tuh beralih ke digitalisasi, guys. Lebih jauh, Prof Mahfud juga mention soal rencana pemerintah buat menutup celah kemungkinan korupsi through digitalisation, yaitu dengan Peraturan Presiden tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik aka SPBE yang sekarang udah selesai dikerjain sama MenPAN-RB dan tinggal nunggu Presiden tanda tangan aja. Kalau pemerintahan udah digitalized, maka nggak mudah dong orang buat korupsi. “Jadi Pak Luhut tuh bener, apanya yang salah?” Kata Pak Mahfud gitu.

It might sound simple
, tapi….
Tapi yang harus ditekankan di sini adalah nggak cuman sistemnya aja, tapi mental masyarakat Indonesia buat nggak korupsi, guys. Ini yang kemudian digarisbawahi oleh Menko Pembangunan manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Di satu sisi, Pak Muhadjir setuju kalau OTT emang harus dikurangi. HOWEVER, hal itu bakalan applied very well kalau mentalnya orang-orang, termasuk para pejabat tuh udah sadar kalau korupsi tuh tindakan yang menghancurkan. Sementara, revolusi mental juga perlu waktu kan. It takes a looooottt of time. Makanya, dalam hal ini, Pak Muhadjir menyebut yang harus dilakukan adalah dengan kasih pendidikan anti korupsi dengan tujuan bisa membangun dan memperkuat mental kejujuran dan integritas dari orang-orang korup ini.

Couldn’t agree more. 
Selain itu, Wakil Presiden KH. Maruf Amin juga menyampaikan korupsi tuh tindakan yang kompleks, dan buat memberantasnya butuh tindakan yang komprehensif juga. Mulai dari pendidikan, pencegahan, dan penindakan. Nah kalau pendidikan dan pencegahannya udah succeeded, maka penindakan pun bisa jadi nggak ada kan. Jadi, yang harus dilakukan adalah gimana caranya pendidikan dan pencegahan ini kudu maksimal, biar nggak ada penindakan.

Ada yang kontra nggak sih?
Of course. Adapun yang menentang statement bapak-bapak eksekutif ini adalah dari Indonesia Corruption Watch aka ICW. Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana bilangnya otoritas KPK dalam memberantas korupsi tuh nggak boleh diintervensi sama pihak mana pun, termasuk pihak eksekutif. Dari sini, Kurnia pun minta Presiden Jokowi supaya menegur Opung Luhut dan menteri lainnya buat nggak mencampuri upaya penegakan hukum yang dilakukan KPK. Toh selama ini OTT yang dilakukan KPK ampuh banget dan berdampak besar dalam pemberantasan korupsi.

…..
Masih dari pernyataan bang Kurnia, Bang Kurnia menyebut dia nggak bisa relate sama logikanya Opung LBP yang menyatakan OTT bikin citra Indonesia jelek.  Justru menurut Bang Kurnia, dengan pemberantasan korupsi yang maksimal, salah satunya dengan OTT, citra Indonesia tuh bisa jadi bisa jadi bagus dan diapresiasi sama masyarakat Dunia, guys. Contoh di tahun 2013, di mana waktu itu KPK dapat penghargaan Ramon Magsaysay Award karena dinilai berhasil memberantas korupsi secara masif. Dari sini, Bang Kurnia bilangnya either Opung Luhut yang kurang referensi, atau beliau nggak paham sama ucapannya sendiri.

I believe KPK has a say….
Ada dong. Now let’s hear it from the one who’s actually doing it… Komisi Pemberantasan Korupsi. Kabag Penerangan KPK, Ali Fikri menyampaikan saat ini KPK tuh nggak cuman fokus di OTT aja when it comes to memberantas korupsi, guys. Ada program Monitoring Center for Prevention aka MCP yang bisa kasih pendampingan buat pencegahan dan pendidikan anti-korupsi di daerah yang pejabatnya kena kasus korupsi. Terus juga diawasi lewat program Survei Penilaian Integritas di mana nggak cuman menargetkan pejabat negara aja, tapi yang di daerah juga. Dan ini nggak cuman ke pejabat aja, tapi pengusaha juga.

I see. Anything else I should know?
Btw kalau ngomongin korupsi tuh emang sedih, plus kesel, plus gemes, plus marah ygy. Mixed feelings, deh. Secara kalau ngomongin korupsi nih, udah banyak banget tokoh yang ditangkap KPK, guys. Mulai dari pejabat daerah di level bupati kayak Bupati Bogor non-aktif Ade Munawaroh Yasin, di level gubernur yang terbaru ada Gubernur Papua, Lukas Enembe. sampai di lingkungan pendidikan juga ada, yaitu Rektor Universitas Lampung, Prof. Karomani.

Oh God, when will this corruption thing come to an end?

Here’s to what’s coming to an end?

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Yep. Everybody, we’re about to say good bye to Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat aka PPKM yang dari tahun 2020 udah nemenin kita, guys :((. Karena kemarin, Presiden Joko Widodo ngomongnya ada kemungkinan PPKM dihentikan di akhir tahun nanti.

Reallyyy????
Iya. Well, to give you some refresher, PPKM ini kan emang udah jadi programnya pemerintah buat menangani penyebaran COVID-19 di Indonesia yah. Ada level-levelnya tuh kan, mulai dari level 1-4, bahkan di level darurat juga ada.  Yha, emang ups and downs sih angka COVID-19, terutama di puncak-puncak penyebaran kayak zaman Delta atau Omicron kemarin. Tapi berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, PPKM dinyatakan terbukti ampuh buat menekan angka penyebaran COVID-19, guys. Penyebaran jadi melandai, kasus kematian menurun, rumah sakit lengang, dll.

Sekarang tuh masih PPKM kan?
Ya, masih. Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo tuh sempat mention kalau PPKM nggak bakal diudahi sebelum kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia terkendali 100%. Makanya sekarang, meskipun kondisinya pelan-pelan udah menurun, PPKM masih diterapkan di level 1 di mana kantor bisa WFO 100%, anak sekolah bisa belajar offline dan online, tempat ibadah udah bisa 100% beroperasi, dll. Nah tapi, seiring penurunan kasusnya tuh belakangan ini beneran melesat secara signifikan, we finally have some good news coming from Presiden Joko Widodo himself.

Whoaaaaa tell me. 
PPKM is coming to an end by the end of this year, guys. Yep, disampaikan langsung oleh Pakde, kasus harian kita sekarang tuh ada di angka 1.200 aja. It says a lotttt of improvement kalau dibandingkan zamannya Delta di mana kasusnya pernah mencapai 56 ribu kasus, terus Omicron bahkan di angka 64 ribu, dan sekarang we’re here at 1.000-aan kasus. *terharuuuu*.

Look where we were and where we are rn….
Exactly. Masih dari keterangan Presiden, Indonesia tuh udah belajar banyak dari pandemi COVID-19 ini, guysIn that sense, udah banyak aspek yang dibenahi, mulai dari layanan kesehatan, crisis management sampai kebijakan publik. Kebijakan publik soal pilihan PPKM atau lockdown contohnya. Pak Jokowi kemarin cerita waktu itu ada 80% menteri yang nyaranin lockdown
Advertisement
 aja, masyarakat juga gitu. Terus kalau kita beneran lockdown pada saat itu, ceritanya bakalan beda lagi nih sekarang, katanya gitu.

Tapi deg-degan ga sih masuk holiday szn gini…
Nah iya. Sama kayak momen Lebaran kemarin di mana masyarakat boleh mudik nggak perlu PCR test tapi harus udah vaksin sampai tahap booster, buktinya nggak ada peningkatan yang signifikan kan waktu itu. Nah di momen Natal dan Tahun Baru ini, harapannya juga sama, gengs. Jubir Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito bilangnya momen Natal dan Tahun Baru mestinya bisa dilewatin tanpa kenaikan kasus, gengs.

Caranya? 
Yha back to basic aja, guys. Prokes jangan ketinggalan, disertai dengan konsistensi. Yep, konsistensi tuh penting banget apalagi when it comes to doing some outdoor activities in crowded places, penting banget untuk tetep jaga jarak, masker tetep dipake, hand sanitizer selalu stand by, kalau perlu cuci tangan yang proper sekalian, gitu-gitu. Apalagi di momen Natal dan Tahun Baru ini, pemerintah udah nggak membatasi aktivitas lagi kan jadi yha self aware aja sip.

But still. 
Panik dikit sih ada…
Worry not worry, guys. Kalau kata Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin, momen Natal dan Tahun Baru tuh diprediksi nggak bakal menyebabkan terjadinya kenaikan kasus COVID-19. Karena sebenernya faktor yang paling mempengaruhi suatu kenaikan kasus tuh bukan mobilitas warga, tapi lebih ke varian baru. Kayak dari OG Covid terus ketemu Delta, dari Delta ketemu Omicron, dari Omicron terus berkembang lagi berbagai subvarian. Lebih ke situ. Nah sekarang, Pak Budi menyebut variannya udah mulai turun jadi kasus COVID-19 pun harusnya bisa turun juga, dan PPKM pun bisa dihentikan.

Amen. Anything else I should know?
Well, harapan kita semua sih pandemi Covid bakalan selesai akhir tahun ini ygy. Harapan ini pun kemudian selaras sama analisisnya para pakar dan peneliti, termasuk badan kesehatannya PBB alias World Health Organization aka WHO. September kemarin, Dirketur WHO Tedros Adhanom tuh sempat menyatakan bahwa akhir dari pandemi ini tuh udah di depan mata, guys. Hal ini juga yang kemudian juga diaminin dan disetujui sama berbagai negara, salah satunya yha kita di Indonesia. In his words, Pak Wiku bilang pandemi COVID-19 di Indonesia MUNGKIN bisa berlalu di tahun 2023.

Ameennnn.

When the future is bleak…

For women in Afghanistan. 
Bener-bener keterlaluan banget rezim Taliban di Afghanistan ini deh. Karena kemarin mereka baru aja menerbitkan peraturan yang melarang perempuan di sana untuk berkuliah ataupun menempuh pendidikan tinggi.

WHAT?!?
Iya. Emang Taliban nih nggak ada abisnya ngerampas hak-hak dasar perempuan di Afghanistan. Jadi dalam pengumumannya kemarin, Taliban menegaskan bahwa perempuan tidak boleh berkuliah di jenjang yang lebih tinggi. Larangan ini tuh sebenernya melanggar janji mereka saat mereka mulai menguasai pemerintahan pada 2021 lalu. Tapi, ya nasi juga udah jadi bubur. Taliban emang yang berkuasa di negara itu saat ini. Apalagi, keputusan itu juga bakal segera berlaku setelah diputuskan melalui rapat kabinet Taliban. Sebenernya sebelumnya, mahasiswa perempuan di sana sempat diizinkan buat berkuliah, tapi syaratnya harus dalam kelas terpisah dengan mahasiswa laki-laki. Waktu itu, PBB juga udah sempet memuji keputusan Taliban yang mengizinkan mahasiswi buat kembali masuk ke universitas.

Things are different now.. 
Tapiii, ya situasinya tiba-tiba aja berubah sekarang. Mahasiswi di Afghanistan kembali dilarang buat berkuliah. Alhasil, Amerika Serikat, Inggris dan PBB menyampaikan kecaman keras dong ke pihak Taliban. Pihak AS menyatakan bahwa kalau emang Taliban pengen diakui secara internasional, kebijakan soal Pendidikan perempuan ini perlu diubah. Sementara Dubes Inggris untuk PBB, Barbawa Woodward bilang bahwa dia kecewa banget dan kebijakan ini adalah langkah yang mengerikan. Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan, Roza Otunbayeva juga bilang kalo penutupan akses sekolah buat perempuan justru merusak hubungan pemerintahan Taliban dengan komunitas internasional.

What’s hurting more is.. 
Kabarnya, sejumlah elite Taliban yang jadi penguasa di Afghanistan ini menguliahkan anak perempuan mereka di luar negeri. Yep, sementara banyak perempuan @home yang nggak bisa sekolah, eh anak-anak petinggi Taliban justru menempuh pendidikan setinggi-tingginya sampe ke luar negeri. Hal ini dilaporkan oleh lembaga independen Jaringan Analis Afghanistan (AAN) yang bilang kalo sejumlah anggota Taliban lagi cari sekolah dan kampus buat anak-anak mereka.
 
Hiks…
Nah diketahui juga bahwa emang sejumlah petinggi Taliban emang tinggal di kota besar di luar Afghanistan, kaya di Karachi (Pakistan), Islamabad (Pakistan), Doha (Qatar) dan Dubai (UEA). Nah, ketika mereka tinggal di sana, mereka dapet banyak keuntungan, salah satunya buat menyekolahkan hingga menguliahkan anak-anak mereka di luar negeri, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, salah satu anak perempuan dari petinggi Taliban yang kerja di kementerian, sekarang menguliahkan anaknya di Universitas Qatar buat belajar ilmu kedokteran.
 
How about the women? 
Yang jelas, mereka nggak terima dan sedih banget soal keputusan Taliban. Misalnya seorang ibu dari salah satu mahasiswa di sana yang bilang putrinya telfon sambil nangis-nangis gara-gara khawatir nggak bisa lagi lanjutin sekolah kedokterannya di Kabul. Dia bilang dia sangat khawatir soal masa depan anak-anaknya. Terus, sekelompok pakar independen di PBB juga udah kasih peringatan soal tindakan Taliban yang membatasi hak dan kebebasan perempuan ini. Mereka menyebut bahwa kebijakan ini tuh patut diselidiki sebagai penganiayaan berbasis gender. Ehhh, tapi Jubir Pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid justru membantah tuduhan itu dan menilainya nggak menghormati agama Islam yang sakral.
 
Anything else? 
Sebenernya, masih banyak lagi kebebasan perempuan yang dirampas sama Taliban sejak mereka berkuasa. Adapun beberapa larangan yang berlaku adalah mulai dari mewajibkan perempuan menutup wajah di depan umum, bahkan sampe perempuan juga dilarang buat dateng ke taman, taman hiburan, gym bahkan kolam renang umum.

It’s finally goodbye, Queen Elizabeth II…Bank of England akhirnya meresmikan uang kertas bergambarkan Raja Charles III.

Yep, seiring dengan beralihnya tampuk pemerintahan pemimpin Inggris, maka berubah pula gambar mata uangnya. Dari gambar Queen Elizabeth II, kini uang di Inggris bakal bergambarkan Raja Charles III. Nantinya, foto King Charles bakal muncul di uang kertas Inggris sebesar £5, £10, £20 dan £50. Tapi, sisa desain di uang nominal lain bakal tetep sama, alias tetep pake foto mendiang Ratu Inggris di bagian depan. Rencananya sih, uang kertas baru ini mulai beredar di pertengahan 2024, sementara uang kertas yang ada foto Ratunya, masih jadi alat pembayaran yang sah di Inggris.
 
Sementara itu, pihak bank juga menyampaikan bahwa sisi belakangnya nggak akan berubah, di mana saat ini menampilkan Winston Churchill, Jane Austen, JMW Turner, dan Alan Turing di balik uang kertas £5, £10, £20, dan £50. Sebenernya, nggak semua uang kertas bakal diganti, sih. Katanya demi meminimalkan dampak lingkungan, uang kertas baru cuma bakal dicetak buat menggantikan uang kertas yang udah usang dan buat memenuhi peningkatan permintaan atas uang kertas.
 
FYI, Sebelum uang kertas ini, koin pertama yang menampilkan patung resmi Raja Charles III juga udah mulai beredar.

“Yang pusing-pusing biasanya diberikan kepada saya. Kalau yang masalah/problem menteri itu pasti menghadap saya. Tapi kalau yang enak-enak, nyanyi-nyanyi, makan – makan tidak pernah mengajak saya.”
 
Gitu guys kata Pak Jokowi kemarin, pas nyindir para menterinya yang katanya kalo hepi-hepi suka ngga ngajak. Hal ini disampaikan Pak Jokowi ketika beliau mengisi pidato Indonesia Economic Outlook 2023 di Jakarta kemarin. Dalam kesempatan itu, Pak Jokowi curhat soal sulitnya implementasi hilirisasi energi hijau. Tapi ya gitu, kalo yang sulit-sulit dikasi ke beliau, tapi yang hepi-hepi sih ga diajak.
 
Laughing in nervousness….

Announcement

Thanks to Someone, Satria Situmorang, ulz for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations
Want to improve your postures? Try these simple exercises.
Advertisement